Tidak terasa waktu berjalan, tahu-tahu bulan ramadhan akan menjelang, kira-kira awal Juni. Menyambut bulan ramadhan bagi kaum muslim ada berbagai perasaan indah di hati karena bulan yang penuh rahmat Illahi ini memang menjadi bulan yang sangat ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Dimana semua amal ibadah kita mendapat nilai lebih dari hari-hari biasanya.
Konon bulan ramadhan
juga menjadi bulan pembawa rejeki. Itu bisa dilihat dari aneka ragam jajanan
dadakan dimana-mana yang diserbu kaum yang berpuasa di bulan ramadhan. Tidak
hanya jajanan dadakan, tapi juga lapak-lapak dadakan seperti pedagang baju
muslim, pedagang sepatu, pedagang keperluan wanita berhijab, dsb. Karena di
Indonesia ramadhan saat berbuka mesti ada menu istimewa dari biasanya, yang
dapat dibeli di sepajang jalan. Lalu lebaran sudah menjadi khasnya mengenakan
semua serba baru, mulai hijab-baju-sepatu. Menjadi kegembiraan tersendiri kedua
ciri khas tersebut.
Namun dibalik
kegembiraan itu di dunia bisnis, ada bermacam hal yang perlu dicermati. Ada
beberapa imbas dari kondisi ramadhan dan lebaran ke beberapa bisnis yang
mengalami penurunan omset penjualan. Seperti prodak-prodak yang tidak mendukung
dalam moment ramadhan maupun lebaran. Secara otomatis memang hal tersebut
terjadi, seperti yang saya ulas diatas. Indonesia yang mayoritas penduduknya
beragama muslim akan lebih fokus konsumtif ke arah kebutuhan puasa dan
menjelang lebaran tentunya.