"Ibu, Abang boleh main hujan-hujanan sebentar aja?"
"Gak boleh, nanti Abang batuk pilek gimana?
"Ibu, Abang boleh pegang kucing?"
"Gak boleh, bulunya berbahaya. Apalagi kucing liar, kotor."
"Ibu, Abang boleh main siang-siang di luar?"
"Gak boleh, panas, nanti Abang hitam."
Jangan Asal Bilang 'Tidak Boleh' Pada Si Kecil
Keeanu anak Mama Nunu |
Ups! Benar gak sih, para ibu-ibu sering banget bilang 'Gak boleh', ketika si Kecil ijin sesuatu seperti contoh di awal tulisan saya ini? Itu baru tiga permintaan si Kecil yang sebenarnya masih banyak lagi, dari mulai main tanah, main air, dan lain sebagainya. Dimana kita sebagai ibu-ibu berpikir itu gak boleh, alasannya kira-kira apa ibu-ibu kalau kita bilang 'Gak boleh'?
Alasannya
seperti yang saya tulis itu ya, yang nanti sakit, nanti kotor, dan lain-lain.
Tapi sebenarnya betul gak sih, kita melarang si Kecil seperti itu? Terus-terang
saya pun sering sekali mengatakan 'Gak boleh' ketika Abang Pendar (4.5 tahun)
ijin untuk melakukan ini-itu. Dia tidak pernah putus asa untuk meminta ijin
ini-itu setiap hari, bahkan kadang melanggar larangan saya seperti ijin main
air.
Padahal
saya melarang karena malas membersihkan lantai yang kotor oleh air, efeknya
Abang Pendar malah jadi anak pembangkang melanggar larangan saya. Dududu,
berarti apa yang saya katakan tidak benar atau tidak tepat seperti dikatakan oleh
Drs. Hendra Jamal, M.Si, Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak Atas Kesehatan dan
Kesejahteraa Kementerian pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia saat saya hadir di acara Dancow Advanced Excelnutri+ Merayakan
Kesuksesan Gerakan '1 Juta Iya Boleh' dan Luncurkan Modul 'Iya Boleh' Untuk
Anak Unggul Indonesia, 6 April 2019 di
Citos:
"Orangtua adalah pihak yang paling bertanggung jawab terhadap pembentukan karakter generasi mendatang."
Lalu
apa yang sudah saya lakukan sebagai ibu, melarang anak melakukan hal-hal yang
sebenarnya merupakan tahap keingintahuan mereka. Melarangnya karena sebenarnya
saya malas membersihkan efek dari apa yang dilakukan anak seperti lantai yang
kotor, kecemasan yang berlebihan seperti bulu kucing liar yang kotor, terik
matahari yang membuat kulitnya hitam, main air hujan yang bisa menyebabkan
batuk pilek.
Padahal
sebagai orangtua kita tidak boleh asal melarang apa yang anak lakukan atau anak
ingin lakukan. Kata Prof. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K),M.Si, ada saatnya orangtua mengatakan tidak boleh
pada anak, tapi dalam kondisi yang tepat karena memang berbahaya bagi anak. Itu
pun diungkapkan orangtua dalam bahasa yang tepat, bukan langsung mengatakan
'Tidak boleh' atau 'Gak boleh'.
Sukses
deh saya banyak salah dalam mendampingi anak-anak selama ini, bagaimana dengan ibu-ibu? Apakah sama seperti
yang saya alami?
Rayakan Kesuksesan Gerakan '1Juta Iya Boleh'
Makanya
senang banget bisa ikut hadir di acara Dancow Advanced Excelnutri+ Merayakan
Kesuksesan Gerakan '1 Juta Iya Boleh' dan Luncurkan Modul 'Iya Boleh Untuk Anak
Unggul Indonesia ini. Sayang, Abang Pendar
tidak jadi ikut karena malamnya demam dan paginya harus istirahat. Jadi
deh saya datang tanpa Si Kecil, untung ada Keenu atau yang biasa saya panggil
'Embul', anak Mama Nunu yang menghibur hati, hehehe.
Acara
Dancow kali ini menghadirkan para narasumber yang senior-senior di bidangnya
seperti Prof. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K),M.Si, Prof.Dr.dr.Saptawati Bandosono, M.Sc,
Psikologi Ratih Ibrahim, jadi materi yang disampaikan sungguh bermanfaat sekali
untuk disimak para undangan yang mayoritas ibu-ibu seperti saya, yang mungkin
saja tidak menyadari sering berkata 'Tidak boleh' atau 'Gak boleh'. Kalimat
yang justru membatasi, bahkan
menghalangi tahap eksplorasi si Kecil.
Gerakan
'Iya Boleh' yang dikampanyekan Dancow memang bertujuan untuk mendukung
pentingnya orangtua memahami tahap eksplorasi dan sosialisasi si Kecil agar
dapat tumbuh berkembang menjadi Anak Unggul Indonesia. Lydia Sahertian, Brand
Manager Dancow Advanced Excelnutri+ mengatakan, "Sebagai mitra terpercaya
orangtua, Dancow Advanced Excelnutri+ sennatiasa mengedukasi dan mendorong
para orangtua Indonesia untuk berkata
'Iya Boleh' demi mendukung si Kecil bebas bereksplorasi dan mengembangkan
potensi mereka."
Jadi
membiarkan anak bereksplorasi untuk mengembangkan potensi mereka, jika apa-apa
kita larang maka segala hal yang sebenarnya menjadi potensi mereka tidak
berkembang dengan baik. Coba ingat kembali masa
kecil kita, saya ingat betul kedua orangtua saya membiarkan saya bermain
tanah dan menjadikan media tanah sebagai adonan dodol. Saya berimajinasi
menjual dodol, meniru pedagang dodol yang mengadoni dodol.
Saya
juga dibiarkan berguling-guling di padang rumput saat hujan deras, merasakan
tetes air dan rerumputan di kulit saya. Saya diijinkan mencari ikan-ikan kecil
di selokan, merasakan bagaimana gembiranya menangkap ikan, dan ketika dewasa
semua itu membuat saya mudah berimajinasi untuk dituangkan ke dalam bentuk
novel, saya tumbuh menjadi penulis novel. Coba, kalau saja dulu saya tidak
dibiarkan bereksplorasi, maka bisa saja saya kurang peka dan kesulitan berimajinasi untuk menulis. Lalu
mengapa sekarang saya jarang berkata 'Iya Boleh' kepada anak saya?
"Bisa
dibayangkan apa yang akan terjadi apabila generasi muda dalam usia prroduktif
saat itu tidak memiliki kecakapan dan karakteristik yang unggul. Menjadi
tanggungjawab kita sebagai orangtua untuk mempersiapkan anak-anak dengan
berbagai kecakapan yang sesuai dengan perkembangan zaman, juga membekali mereka
dengan karakter yang kuat agar dapat membawa Indonesia semakin maju."
ucapan Ratih Ibrahim ini membuat saya semakin menyadari kekeliruan sering
mengatakan 'Gak boleh' ke Abang Pendar.
Jadi
kangen Abang Pendar yang tidak bisa ikut menemani ibu, apalagi di acara Dancow
ini terdapat 5 area bermain yang merupakan area yang mewakilkan potensi anak
unggul Indonesia yakni Berani, Cerdas, Kreatif, Peduli, dan Pemimpin. Akhirnya
saya menemani Embul bermain perosotan di area Berani.
Sebagai
contoh anak unggul Indonesia, Dancow menghadirkan penyanyi cilik Maisha Kanna
atau biasa dipanggil Mimi yang juga pemain film anak berjudul 'Ku Lari ke
Pantai'. Mimi membawakan lagu 'Ibuku Cantik' dan 'Selamat Pagi'. Gaya
bernyanyinya mengingatkan saya dengan penyanyi cilik yang kini sudah menjadi
gadis dewasa, Sherina Munaf. Kesuksesan Mimi ini tentu karena peran penting
orangtuanya, dimana Ibu Mimi bercerita kalau dia selalu berusaha mengatakan 'Iya Boleh' anaknya
mencoba segala hal selama itu positif.
Dan
ternyata nih, dalam jangka waktu dua
bulan sejak diluncurkan Gerakan '1 Juta Iya Boleh' dari Dancow Advanced
Excelnutri+ telah berhasil mengumpulkan lebih dari 1 juta 'Iya Boleh' dari
orangtua di seluruh Indonesia. Alhamdullilah,
berarti orangtua sudah semakin paham pentingnya mendukung eksplorasi dan sosialisasi
si Kecil.
Luncurkan Modul 'Iya Boleh' Untuk Anak Unggul Indonesia
Sebagai
penutup acara pun diluncurkan modul 'Iya Boleh' yang disambut dengan meriah
sekali. Modul ini dibuat oleh tiga pakar:
1.
Prof. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K),M.Si
2.Prof.Dr.dr.Saptawati Bandosono,M.Sc
3.
Psikologi Ratih Ibrahim
Modul
ini membahas tentang Nutrisi, Stimulasi, dan Cinta yang merupakan 3 pilar utama dalam membentuk anak unggul Indonesia.
Pakar
nutrisi Prof.Dr.dr.Saptawati Bandosono,M.Sc mengatakan bahwa ketika anak
bereksplorasi, ada banyak tantangan penyakit yang mungkin bisa mengganggu,
seperti infeksi saluran pernafasan dan diare. Hasil riset menunjukkan 41.9%
anak Indonesia sering terkena diare. Oleh karena itu anak harus mendapatkan
nutrisi dan perlindungan yang tepat. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan
asupan probiotik seperti Lactobacillus rhamnosus yang telat teruji klinis dapat
membantu menurunkan risiko infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran cerna,
dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Sementera
stimulasi yang baik untuk anak adalah membiarkan anak bereksplorasi, tentu saja
seperti yang dikatakan Prof. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K),M.Si, si Kecil tetap
perlu didampingi seperti mengenal gadget. Perbolehkan, tapi didampingi dan
hanya boleh paling lama anak beriteraksi dengan gadget, televisi, total sehari
selama 2 jam, selebihnya anak harus beraktifitas. Dan cinta, anak-anak dibesarkan butuh cinta dengan banyak memeluk dan menciumnya.
Bagaimana
ibu-ibu tertarik dengan modul 'Iya Boleh' untuk anak unggul Indonesia? Bisa
didownload gratis loh di sini. Yuk, mari menjadi bagian dari ibu yang mendukung '1 Juta
Iya Boleh'.