Duniaeni Blogger

linkedin facebook twitter pinterest instagram youtube
  • Home
  • About
  • Recognition
  • Disclosure
  • Contact
  • Log

 

Sebelum menulis panjang lebar, eh sebenarnya saya sih ingin menulis sedikit saja, hehehe. Apa yang saya tulis mungkin tidak seratus persen benar, tapi setidaknya tulisan ini berdasarkan apa yang ada di sekitar saya, dan mungkin juga di sekitar kalian, atau mungkin tengah dialami. Dan artikel ini ditulis dari beberapa curhatan wanita, juga dari pengamatan saya di sosial media maupun dunia nyata.



Apa Pengertian  Julit?

Jadi apa sebenarnya julit menurut kalian? Boleh dong dishare di kolom komentar,  mungkin setiap orang memiliki perbedaan dalam menafsirkan julit. Saya pribadi memandang julit sebagai sikap yang tidak baik, dimana seseorang menanggapi sesuatu, bisa saja itu kecantikan seseorang, kemesraan seseorang, kesuksesan seseorang, dan lain sebagainya, dengan sinis.

Semua dilihat dengan kacamata TIDAK SUKA. Sehingga meskipun itu hal-hal baik, atau tidak mencampuri kehidupannya, tidak merugikan dirinya, tetap membuat seseorang gerah  melihatnya, mendengarnya. Apakah kalian pernah merasakan ini, lalu tergoda untuk berkomentar negatif, misal melihat pasangan mesra dikomentari: Pamer aja kerjanya, lihatin aja kalau pasangannya di belakang selingkuh!

Padahal, coba pikirkan, apa yang merugikan kalian dengan seseorang yang mesra dengan suaminya, kekasihnya? Apakah itu merugikan? Ada lagi yang memberi komentar negatif dengan foto atau video seseorang memakai fashion yang  branded, padahal apakah ini memakai uang kalian? Hehehe

Memang dalam kamus KBBI pun, julit diartikan sebagai bentuk iri hati atau dengki. Perasaan tidak senang melihat kebahagiaan oranglain meski itu tidak ada hubungannya dengan dirinya, dan ini sebabnya apa? Kalian percaya nggak, kalau wanita yang sudah berpasangan sering julit, maka salahkan pasangannya. LOH?

Mengapa Pasangan Berperan Dalam Sikap Julit Wanita?


Menurut seorang psikolog, seseorang yang hatinya dipenuhi kebahagiaan, kasih sayang atau cinta kasih, orang itu tidak lagi memiliki ruang negatif yang meluap-luap, atau dalam arti ruang negatif yang mendominasi dirinya tidak ada lagi. Sebab ruang itu begitu penuh cinta kasih, hatinya didominasi kebahagiaan. Sehingga semua yang terlihat di matanya membuatnya senang,  termasuk kebahagiaan oranglain.

Sementara seseorang yang hatinya kosong, nyaris tidak tersentuh cinta kasih, akan sibuk mencari sesuatu yang bahkan tidak terlihat akan menjadi terlihat, dan diolah dengan pikiran negatif. Sebab ruang cinta kasihnya kosong, istilahnya jiwanya kering dan merana. Bagaimana dia bisa peka dengan kebahagiaan oranglain, sementara tahu arti bahagia saja tidak?!

Di sini peran suami atau pasangan dipertanyakan?

Sebab hubungan cinta kasih tidak sekedar berhubungan intim, selesai tanpa komunikasi, tanpa pujian, tanpa penghargaan. Memberi gaji bulanan kepada istri, selesai yang penting kebutuhan rumah tangga tercukupi, TIDAK! Istri butuh perhatian, butuh ditanya, apakah lelah, apakah butuh bantuan?

Pasangan tidak harus kaya dan menghujani istri dengan berlebihan, tapi mencintai tidak sekedar hubungan seksual, memperhatikan tidak sekedar memberi gaji bulanan, menemani tidak sekedar saat akan tidur malam, bicara tidak sekedar tanya total tagihan listrik-SPP anak, dan sebagainya. Dan, jangan lupa sering-sering saling pelukan, memberi ciuman kasih sayang di kening, di pipi.

Insaallah, jika wanita atau istri sudah diisi penuh ruang cinta kasihnya, dia tidak akan sempat mengomentari orang lain dengan julit atau negatif. Kalau julitnya sudah hilang, Insaallah juga terlihat lebih awet muda, aura kebaikannya dominan ketimbang aura negatif. So, yuk… komunikasi dengan pasangan, isi ruang cinta kasih kalian agar penuh dengan hal-hal yang positif. STOP JULIT!

August 02, 2022 7 komentar

 


Sabtu, 23 Juli 2022 kemarin, saya dan Binar menghadiri acara Bunbun Sensory Playadate 2022, yang diadakan oleh Mama’s Choice di Terrace Pejaten, Jakarta Selatan. Acaranya seru banget, tidak hanya Binar yang happy tapi saya yang mendampinginya juga merasa terhibur banget. Apalagi sejak pandemi saya tidak pernah mengajak Binar seseruan seperti di Bunbun Sensory Playadate 2022 ini.

Kalau tidak salah, terakhir Binar senang-senang bertemu dengan teman sebayanya, menikmati beragam permainan anak-anak, ketika dia berusia 1 tahun. Kemudian karena pandemi Covid 19, kami sekeluarga banyak melakukan aktivitas di rumah saja, Binar bertumbuh benar-benar di lingkungan rumah, baru ketika pandemi landai akhir-akhir ini sesekali saya bawa keluar rumah, wisata tipis-tipis yang tidak jauh dari rumah.

Jadi kebayang bagaimana gembiranya Binar bisa datang dan menikmati keseruan acara Bunbun Sensory Playadate 2022. Di mana dia bertemu begitu banyak teman sebayanya, bermain, melakukan aktivitas edukatif yang menyenangkan, bertemu Bunbun, sampai tidak mau pulang, hehe. Semua keseruannya akan saya ceritakan ya.

July 28, 2022 3 komentar

 


Pernah nggak mengalami ditegur seseorang atau tenaga medis tentang berat badan si kecil, atau tinggi badannya? Misalnya saat membawa anak ke Posyandu, atau pun imunisasi. Atau  bisa juga saat ngobrol bareng tetangga, dan mendapat komentar si kecil terlalu kurus, si kecil tingginya tertinggal jauh dari teman-temannya.

Kebetulan saya pernah nih, waktu itu anak kedua saya, Pijar. Waktu lahir berat badannya ideal, perkembangannya juga bagus banget, menggemaskan sekali. Namun ketika memasuki tahap MPasi sulit sekali, semua jenis MPasi yang saya olah sering ditolak, sehingga seiring bertambah usia berat badannya turun dratis sekali.

Tahap usia 2 tahun adalah masa di mana perkembangan berat badannya mengenaskan, sampai dikomentari tetangga, besar kepala ketimbang badannya. Asli, saat itu saya cukup down dan emosi, juga khawatir kalau anak saya mengalami stunting. Karena kan usia 2 tahun masih masa golden age, bagaimana kalau masa ini dia kekurangan nutrisi?

Apalagi ketika saya browsing tentang stunting, stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi di seribu hari pertama kehidupan anak atau 1000 HPK. Nah, 1000 HPK ini fase kehidupan yang dimulai dari terbentuknya janin pada saat kehamilan hingga anak berusia 2 tahun.

Semakin khawatir saya, melihat berat badan Pendar yang sampai dikira terkena TB, dan memikirkan dampak stunting yang membahayakan. Diantaranya tumbuh kembangnya tidak optimal, sehingga tinggi badannya jauh lebih pendek, mudah terpapar penyakit. Duh, saat itu saya benar-benar berada pada puncak kecemasan.

Alhamdullilah, saya akhirnya bisa menenangkan diri dan kemudian konsultasi ke dokter. Sehingga tidak sekedar baper, atau masa bodo dengan komentar orang tentang berat badan Pijar. Namun mencoba mencari solusi, karena bagaimana pun perkembangan anak ada di tangan orangtua yang mengasuhnya.

July 26, 2022 21 komentar

 



Pernah dengar Rumah Sakit Premier Bintaro? Pasti pernah dong, karena memang rumah sakit ini cukup terkenal. Bahkan saya sebelum ke sana tanggal 19 Juli kemarin, sudah tahu rumah sakit ini dari teman yang memang menjadi langganan pasien bumil di sana. Alasan temen saya, karena pelayanan dan peralatan medisnya sangat terpercaya.

Padahal lumayan jauh loh jarak rumah teman saya dan RS Premier Bintaro, Depok-Bintaro. Buat bumil dengan perut yang semakin membesar, pasti jarak itu terasa cukup jauh. Namun demi mendapat pelayanan dan penanganan yang bagus, teman saya dua kali hamil dan melahirkan memilih RS Premier Bintaro.

Maka ketika saya diundang dalam acara Blogger dan Vlogger Gathering di RS Premier Bintaro bersama teman-teman blogger jadi sangat atusias, seperti apa si rumah sakit yang merupakan bagian dari Ramsay Sime Darby Health Cara, salah satu group rumah sakit swasta terbesar di dunia, yang memiliki lebih dari 100 rumah sakit dan fasilits di Eropa, Autralia, dan Asia ini.

July 24, 2022 6 komentar

 

Sekarang pelaku UMKM semakin banyak  loh, terutama memang karena imbas pandemi juga ikut berperan menggerakan masyarakat untuk memberdayakan diri dengan usaha sendiri. Beberapa teman bahkan cerita karena mengalami pemutusan hubungan kerja, akhirnya membuat usahas sendiri bersama suaminya. Begitu juga kakak ipar saya yang kemudian membuka usaha butik dengan pakaian muslimah.

UMKM Harus Melek Digital




Masyarakat di sekitar saya tinggal juga banyak sekali pelaku UMKM, mereka menjual beragam cinderamata khas Betawi, kuliner khas Betawi, karena memang saya tinggal di perkampungan cagar budaya Betawai Setu Babakan. Dimana rata-rata masyarakatnya memiliki mata pencarian dari usaha sendiri.

Saya dan suami juga sebenarnya salah satu dari pelaku UMKM, kami menjual beragam buku-buku anak. Memang sangat membantu sekali membuka usaha sendiri meski kecil-kecilan saat sudah tidak memiliki pekerjaan tetap, tidak hanya kami yang memiliki penghasilan. Ketika usaha semakin maju, kami juga mempekerjakan seseorang untuk menjadi kurir, menjalin hubungan dengan teman yang bisa mensupplay buku ke kami.

Jadi pelaku UMKM ini secara tidak disadari juga membuka lapangan pekerjaan bagi sekelilingnya, karena itu ketika pandemi UMKM termasuk menjadi pilar ekonomi keluarga. Namun sayangnya banyak sekali pelaku UMKM yang  belum melek digital, mereka masih menjual produknya secara manual atau offline.

Kebetulan di  tempat saya ada tempat wisata Setu Babakan, dan rata-rata pelaku UMKM banyak yang menggantungkan penjualannya di sana secara offline. Sehingga jangkuannya kurang luas, sangat terbatas hanya dari masyarakat sekitar dan juga pengunjung yang datang, sementara saya dan suami menjual buku-buku anak melalui online. Meski di rumah saja kami menjangkau pemasaran hingga seluruh Indonesia, pelanggan kami bahkan ada yang di Malaysia.

Coba bayangka, jika saya dan suami hanya mengandalkan penjualan buku di rumah, sementara lokasi kami tinggal termasuk yang tidak memiliki daya beli tinggi terhadap buku-buku anak. Kalau pun kami mencoba membuka kios di pinggir jalan, bayar sewanya tentu cukup mahal. Kondisi pasca pandemi membuat geliat daya beli pun masih terbatas ketimbang sebelum pandemi. Jadi memang mengandalkan penjualan secara online itu sangat membuka peluang.

Untuk itu Kementerian Koperasi dan UMKM menargetkan di 2024, 30 juta UMKM di Indonesia mampu digitalisasi. Untuk mencapai target tersebut diperlukan adanya kemitraan strategis antar pelaku usaha lintas sektoral. Dalam hal ini perusahaan penyedia jasa logistik berperan besar sebagai penggerak distribusi sekaligus solusi bagi UMKM Indonesia untuk melek digital melalui pelatihan.

JNE Dukung UMKM Sorong Go Digital dengan Hadirkan Goll..Aborasi Bisnis Online Kota Sorong

Nah, salah satu kegiatan JNE dalam mensupport UMKM ini adalah dengan mendukung para pelaku UMKM, seperti UMKM Sorong. Dimana JNE Sorong sebagai mitra UKMM mengadakan gelaran webinar JNE Ngajak Online – Goll...Aborasi Bisnis Online 2022 Kota Sorong. Kalian sudah bisa membayangkan, apa itu kegiatan Goll..Aborasi Bisnis Online Kota Sorong?

Jadi dengan dihadiri lebih dari 100 UMKM setempat, dengan narasumber Fredi Luhukay selaku Branch Manager JNE Sorong, Ratna Sari selaku Owner Nami Craft, dan Teguh Hidayat Iskandar Alam selaku CMO Mooipapua. JNE Sorong berharap melalui Goll..Aborasi Bisnis Online Kota Sorong mampu menyatukan UMKM untuk bertukar pendapat mengenai bisnis online.



Sehingga yang semula tidak paham tentang bisnis online di era digital, akan memahami dan terbuka untuk melakukan bisnis online. Bahkan Fredi Luhukay mengatakan ,  JNE Sorong akan terus  berupaya mendukung UMKM dengan berbagai program dan layanan, “Kami siap membantu dan memfasilitasi UMKM dari berbagai sisi. Untuk masalah penjualan logistik dalam kota hingga luar negeri, saya siap untuk membantu,” kata Fredy Luhukay.

Tentu saja ini jadi angin segar bagi pelaku UMKM yang memang butuh untuk terus disupport, apalagi sekarang era digital yang sebenarnya sangat memudahkan untuk menjangkau pemasaran lebih luas lagi. Dalam acara ini Ratna Sari berbagi pengalaman, bagaimana dia membangun bisnisnya di sektor kriya secara online.

Sesuai era digital, memang sangat penting optimalisasi media sosial untuk memasarkan produk, seperti memaksimalkan produksi konten yang menarik hingga menggunakan hashtag atau tagar pada copywriting yang digunakan. “Diferensiasi sangat penting ditambah saat ini kompetitor kita tidak sedikit yang awalnya bisa dihitung jari. Kami berfokus pada cara pengemasan yang berbeda dan menyediakan banyak kategori pengemasan seperti Korean Wrapping yang banyak digemari konsumen,” kata Ratna berbagi tips pada peserta Goll...Aborasi Bisnis Online.

Diharapkan Goll..aborasi JNE yang mampu menyatukan UMKM

Secara otomatis dengan adanya kegiatan Goll...Aborasi Bisnis Online akan tercipta hubungan saling komunikasi, berbagi ilmu di dunia digital antar sesama pelaku UMKM. Sehingga yang  semula tidak memahami bisnis secara online berikut teknisnya agar usaha lebih maju lagi, akhirnya mengetahui, memahami, dan mengambil langkah untuk maju di era digital ini.




Dan, seperti yang Fredi sampaikan, JNE Sorong bangga dengan adanya Goll..aborasi JNE yang mampu menyatukan UMKM untuk bertukar pendapat mengenai bisnis online. Fredi juga menyampaikan bahwa saat ini JNE secara rutin melaksanakan berbagai program layanan terkhususnya bagi UMKM, seperti adanya promo cashback, program apresiasi seperti JLC (JNE Loyalty Card), gratis jemput paket tanpa minimal berat, COD, dan e-fulfillment untuk menjadi solusi pengiriman dan kemudahan bertransaksi digital.

Wah, saya pribadi salut dengan JNE yang terus merangkul mitra UMKM sehingga maju bersama di era digital ini. So, kita sebagai masyarakat wajib juga mendukung dengan semakin mencintai produk lokal, dan menjadi bagian dari konsumennya. Apalagi sekarang produk lokal, baik itu kecantikan dan fashion, kualitasnya tidak kalah dengan brand impor loh.

Sebagai penutup artikel ini, saya mau menginfokan sedikit kalau Sorong merupakan kota ke-28 dari gelaran webinar JNE Ngajak Online 2022 –Goll...Aborasi Bisnis Online yang pada tahun 2021 telah dilakukan di 60 kota di seluruh Indonesia. Setelah Kota Sorong, gelaran roadshow ini akan kembali hadir di Kota Manado pada 18 Juli 2022.

Bagaimana? Kalian siap kan, dukung UMKM dan juga ekspedisi JNE? Siap dong!

July 23, 2022 2 komentar

 



Setelah hampir 3 tahun  anak-anak menjalani sekolah di rumah saja atau sekolah offline, karena kondisi pandemi COVID 19, akhirnya tahun ajaran baru ini anak-anak kembali sekolah tatap muka. Orangtua akan kembali sibuk menata seragam sekolah, mempersiapkan bekal sekolah, dan juga antar jemput anak sekolah. Hari-hari normal akan datang kembali seperti dulu, kehidupan anak-anak sekolah benar-benar menjadi nyata lagi.

Bagaimana perasaan ibu menghadapi anak-anak back to school? Tidak lagi hanya setengah-setengah seperti sebelumnya, tapi PTM 100%. Apakah sudah siap? Apakah gembira akhirnya anak-anak tidak di rumah sepanjang hari, yang membuat ibu harus menghadapi rutinitas nyaris 24 jam mendampingi anak-anak. Tidak hanya mendampingi bermain, tapi juga belajar.

Masih terasa dong, setiap jam anak sekolah daring, ibu pun harus di sampingnya, ikut menyimak dan memahami pembicaraan guru, terutama untuk anak-anak TK dan SD. Lalu menjabarkan ke anak agar anak memahami pelajaran yang disampaikan gurunya, kadang anak pun berulah ketika jam pelajaran online dimulai. Entah, tiba-tiba ngambek atau justru bersikeras ingin menonton film kartun.

Masa-masa itu membuat sosial media dipenuhi curhatan ibu-ibu, tentang pusingnya mendampingi anak-anak sekolah daring. Maka sekarang wajar ya, kalau ibu-ibu gembira anak-anak back to school. Di saat anak-anak pergi sekolah, setidaknya bisa bernafas longgar menikmati teh hangat atau sekedar chattingan dengan bestie, hehehe.

Kekhawatiran Saat Anak Sekolah Tatap Muka

Tapi selain rasa gembira, saya juga merasakan kekhawatiran anak-anak kembali sekolah tatap muka, sebab meskipun pandemi sudah landai, tidak mustahil akan ada varian Virus Covid lagi. Mengingat belum lama terdapat varian Omicron yang sangat mudah menyebar, sampai saya, suami, dan anak saya, Abang Pendar, terpapar Omicron.

Anak-anak masuk sekolah memang diwajibkan memakai masker, cuci tangan, tapi buat anak seusia Abang Pendar (7 tahun) saya belum yakin dia akan tertib ketika asyik bermain dengan temannya di saat istirahat sekolah. Sudah banyak kejadian, anak-anak bermain tanpa sadar melepas masker, atau lupa cuci tangan saat menikmati bekal makanan.

Walau pun di rumah saya sudah sounding baik-baik, bagaimana cara menjaga prokes dengan benar. Tetap pakai masker saat ngobrol dengan teman, tidak boleh saling tukar bekal makanan, dan jangan lupa cuci tangan dengan sabun di air mengalir. Di sekolahnya sudah tersedia tempat cuci tangan yang berada di setiap depan pintu kelas.

Tapi kenyataannya?

Anak seusia Abang Pendar masih polos dan jujur, saat saya tanya, apakah dia di sekolah pernah buka masker? Apakah selalu cuci tangan di tempat yang sudah disediakan? Apa jawabannya, mari kita simak:

Abang Pendar: “Pernah buka masker kalau lagi olahraga, lagi capek, atau lagi pengen menarik napas. Tapi sering kelupaan tahu-tahu sudah kelamaan buka maskernya, sering juga lupa cuci tangan. Habis temen-temen Abang juga nggak cuci tangan…”




Saya cuma bisa menarik napas panjang, inhale..exhale, inhale..exhale. Asli, mau marah juga tidak bisa karena pemahaman anak-anak seusia Abang Pendar masih begitu terbatas. Ketika menjawab pertanyaan saya saja sambil tersenyum-senyum, tidak menyadari kekhawatiran yang dirasakan ibunya.

Memang Abang Pendar sudah menjalankan vaksin anak sesuai program pemerintah, tapi tetap saja saya cemas. Setidaknya dia membutuhkan daya tahan tubuh yang membuatnya tidak mudah terpapar virus, mengingat intensitas sekolah PTM 100%. Maka untuk mengurangi kekhawatiran saya browsing, ngobrol dengan ahli medis, dan juga teman-teman yang memiliki anak sekolah, tentang bagaimana menjaga daya tahan tubuh anak saat harus kembali ke sekolah saat ini.

Menjaga Daya Tahan Tubuh Anak Saat PTM 100%

Lalu bagaimana menjaga daya tahan tubuh anak agar anak-anak pergi ke sekolah dengan aman, dan saya tidak khawatir lagi? 

1. Vaksin anak dengan lengkap, karena Vaksin Covid 19 dosis lengkap dari vaksin pertama hingga booster memberi dampak meningkatkan antibodi terhadap virus corona dan variannya.

2. Sounding anak tentang protokol kesehatan dan pengetahuan Virus Covid, karena anak-anak masih belum memiliki kesadaran yang baik untuk ini. Maka orangtua dan guru wajib mengingatkan selalu agar anak-anak memakai masker dengan baik dan benar, cuci tangan dengan sabun yang disediakan pihak sekolah, maupun dengan hand sanitizer. Juga menjelaskan tentang bahaya Virus Covid.

3. Anak dibekali dengan alat protokol kesehatan dan perlengkapan pribadi. Ini hal yang tidak boleh dilupakan, yakni membawakan anak masker, hand sanitizer, bekal makanan dan minuman dari rumah.

4. Makanan bernutrisi dan istirahat cukup, karena makanan bernutrisi dan istirahat yang cukup juga dapat meningkatkan imun tubuh yang dibutuhkan untuk melawan virus.

5. Jaga imunitas anak dengan suplemen yang tepat, yakni suplemen yang  bisa meningkatkan kekebalan tubuh anak. Sehingga anak siap back to school dengan sehat dan tidak mengkhawatirkan. Salah satu suplemen yang  bisa jadi pilihan ibu adalah Interlac Tablet + Vit D3 untuk imunitas anak.

Interlac Tablet + Vit D3 untuk imunitas anak




Sistem Pencernaan adalah Pondasi Sistem Imun yang Kuat

Saya pernah mengikuti talkshow kesehatan di mana seorang dokter anak mengatakan bahwa “Sistem Pencernaan adalah Pondasi Sistem Imun yang Kuat”,   karena itu jangan sepelekan kesehatan saluran cerna. Sebab kenyataannya, memang  80% dari sistem imun kita terletak di saluran cerna, sehingga para ahli medis sepakat bahwa kesehatan saluran cerna yang baik adalah cerminan dari kesehatan tubuh secara umum,  mulai dari bayi baru lahir sampai orang dewasa.

Bila kesehatan saluran cerna terganggu, maka dapat muncul berbagai gangguan kesehatan seperti:

- Diare

- Konstipasi (sembelit)

- Sakit perut

- Kembung

- Kolik pada bayi (tangisan berlebih)

- Gumoh pada bayi (regurgitasi)

Terlebih lagi, saluran cerna yang sehat terbukti bermanfaat menaikan sistem imun yang mencegah infeksi virus ataupun alergi. Lalu pencernaan yang sehat itu yang bagaimana?

Saluran cerna yang sehat adalah yang memiliki kandungan bakteri baik (probiotik) yang turut mendukung sistem imun. Karena Kesehatan saluran cerna dapat terganggu dengan berkembangnya bakteri jahat yang diakibatkan oleh kebiasaan makan yang buruk, hygiene yang buruk, stress, diare, maupun pemakaian obat yang berlebihan. 

Jadi memelihara saluran cerna agar sehat selain dengan pola makan dan pola hidup sehat, juga  mengasup suplemen bakteri baik yaitu probiotik, makanya saya memilih suplemen Interlac Tablet + Vit D3 untuk Abang Pendar. 

Kandungan dan Keunggulan Interlac Tablet + Vit D3




Interlac Tablet + Vit D3 ini mengandung probiotik dan Vitamin D3 dengan masing-masing manfaatnya adalah:

1. Lactobacillus reuteri DSM 17938, dapat menjaga menjaga kesehatan saluran cerna, mencegah dan mengatasi diare, sembelit, kembung.

2. Vitamin D3, bermanfaat mempengaruhi imunitas bawaan (innate) dan imunitas di dapat (adaptive), mengatur kadar insulin dan gula darah, menjaga kesehatan tulang, jantung dan pembuluh.

Manfaatnya bagus untuk imunitas anak kan, apalagi kombinasi Probiotik - Vitamin D itu dapat meningkatkan penyerapan vitamin D lebih baik dibandingkan hanya mengkonsumsi vit D tunggal. Jadi memang tepat memilih Interlac Tablet + Vit D3 sebagai suplemen kesehatan anak di saat aktivitas PTM 100% sudah dimulai tahun ini.

Keunggulan Interlac Tablet + Vit D3 lainnya, meski bentuknya seperti obat, saat dikunyah, anak pasti suka karena rasanya enak. Kata Abang Pendar seperti rasa jeruk, hehehe. Pokoknya Interlac Tablet + Vit D3 suplemen praktis berbentuk tablet kunyah yang juara banget deh kandungan dan manfaatnya bagi imunitas tubuh.




Kalau begini setujukan, ibu tambah bahagia melepas anak back to school? Oya, saya hampir lupa. Interlac Tablet + Vit D3 bisa dibeli di Shopee maupun Tokopedia, kebetulan saya beli di Tokopedia, kalau mau beli langsung klik aja ya. Karena di toko yang saya beli itu terjamin keasliannya, maklum kan lagi marak pemalsuan produk Interlac. Selain itu Interlac juga bisa dibeli di apotek dan babyshop kepercayaan kalian.  Keterangan lengkap, bisa lihat di akun instagramnya: @interlacprobiotics

So, selamat beraktivitas menyambut tahun ajaran baru dengan imunitas yang kuat ya!




 

July 17, 2022 10 komentar

 

Pandemi sudah landai, bahkan beberapa masyarakat mulai menanggalkan masker jika berada di luar ruangan atau di udara bebas. Namun sebagian besar masih menerapkan prokes dengan baik, seperti saya dan keluarga. Pertimbangannya, karena dengan mengenakan masker banyak manfaatnya. Paparan polusi udara di sepanjang jalan, virus batuk-pilek terutama di musim penghujan ini, Insaallah dengan mengenakan masker lebih terjaga.

Jadi saran saya sih, sebaiknya gunakan masker meski Covid 19 sudah landai. Oya, terhitung hampir  tiga tahun ya, kita semua melewati hari-hari dalam kecemasan virus Covid 19. Bahkan saya, suami, dan anak saya (Abang Pendar, 7 tahun) sempat terpapar Covid 19 varian Omicron pada bulan Maret kemarin. Seluruh badan sakit, tenggorokan bagai terbakar, kedinginan, dan tubuh serasa melayang jika dibuat beraktivitas.

Alhamdullilah, teman-teman semua membantu sehingga saya sekeluarga baik-baik saja, PCR sampai pengobatan juga berjalan lancar di Puskesmas terdekat, semuanya seratus persen gratis ditanggung pemerintah. Obat-obatan, vitamin berlimpah, yang membuat proses penyembuhan juga berjalan baik. Jika butuh infonya, bisa baca cerita saya di artikel ini : Cara Dapat PCR, Vitamin, dan Obat Gratis Pasien Omicron.

Dampak Pandemi di Rumah Saja Pada Anak


Bercerita tentang terpapar Covid 19, mengingatkan saya pada kondisi awal pandemi ada di Indonesia. Pernah saya tulis sedikit kisahnya: Menghadapi Masa Social Distancing, di mana saya terkena psikosomatik. Jadi ketika awal pandemi, saya merasa terpapar Virus Covid 19, sampai merasakan sakit tenggorokan.

Karena penyakitnya dari perasaaan cemas yang berlebihan, maka diberi obat tidak memberi efek apa-apa. Baru setelah dijelaskan panjang-lebar oleh dokter, perasaan saya tenang, sakit tenggorokannya hilang seketika. Karena memang psikosomatik merupakan keluhan fisik yang ditimbulkan oleh pikiran, dan banyak hal ini dialami oleh masyarakat saat pandemi pertama yang memakan banyak korban.

Jika orangtua bisa terkena psikosomatik, lalu bagaimana dampak pandemi pada anak-anak? Mungkin apa yang akan saya ceritakan sama seperti yang dialami para ibu lainnya, kebetulan saya  memiliki anak usia ABG (13 tahun), usia anak-anak (10 tahun), usia balita (4 tahun), dan batita berusia 1 tahun.

Dalam sekejap semua harus berada di dalam rumah, termasuk saya dan suami bekerja di rumah. Sebagai orangtua, saya dan suami bisa beradaptasi menghadapi situasi yang membuat hubungan dengan dunia nyata terjeda, tapi bagi anak-anak kami? Si ABG yang  biasanya menghabiskan waktu bersama teman dan aktivitas di sekolah, terpaksa berada di dalam rumah dalam waktu tidak bisa diprediksi.

Tidak beda jauh untuk anak saya yang usia 10 tahun, biasanya sekolah bertemu teman-teman, dan bermain di lingkungan rumah. Sementara yang balita dan batita biasanya bereksplorasi di luar dengan main sepeda bersama anak-anak tetangga, jalan-jalan di taman, jadi di rumah saja menyaksikan semuanya hanya dari balik jendela.

Sehari-dua hari, hingga waktu bergulir mulai timbul masalah. Anak-anak saya ‘berulah’ karena merasa bosan, berebut minta perhatian, berebut ingin mengeluarkan keinginan-keinginannya. Saya dan suami harus memikirkan berbagai kegiatan dari pagi hingga malam selama physical distancing agar anak-anak merasa rumah kami tidak membosankan.


Selain dituntut juga untuk tetap fokus bekerja, karena kebutuhan di masa pandemi jauh lebih besar. Asupan makanan dan minuman harus lebih bernutrisi, ditambah suplemen, semua untuk menjaga imun tubuh agar tidak mudah terpapar virus Covid 19. Ditambah kebutuhan internet yang lebih besar dari biasanya.

Manfaat Internet di Rumah Saat Pandemi

Memasang Wifi IndiHome di Rumah




Ketika pandemi di rumah saja, kebutuhan internet memang menjadi kebutuhan pokok, karena sekolah, bekerja, bersosialisasi semua dari internet secara online. Jujur saja, di rumah belum memiliki wifi, kami hanya mengandalkan kuota. Sebab sebelum pandemi kebutuhan akan internet memang belum banyak.

Akibatnya kuota jebol selama pandemi, keputusan terbaik adalah memasang wifi. Tapi meski rumah saya di tengah kota, yakni Srengsengsawah-Jakarta Selatan, mungkin karena masuk gang dan lingkungan masih banyak lahan kosong, jadi belum banyak provider yang menjangkau. Satu-satunya provider yang bisa hanya IndiHome dari Telkom Indonesia. Jadilah saya dan suami sepakat memasang IndiHome wifi.




Anak-anak langsung gembira, mereka yang semula menonton youtube atau bermain game sangat dibatasi, sebab mahal sekali jika memakai kuota. Akhirnya bisa menonton lebih lama durasinya, tentu saja sebelum memasang IndiHome wifi saya  pesan ke anak-anak meski menggunakan wifi lebih bebas menonton, tetap harus memiliki batas-batas. Misal, saat hari sekolah beda durasinya dengan hari libur, anak-anak pun setuju.

Saya  dan suami langsung mendatangi kantor terdekat, meninggalkan nomor ponsel, besoknya dihubungi via WhatsApp oleh marketing IndiHome yang ramah, lantas diminta memilih  paket-paket IndiHome. Atas kesepakatan bersama, saya memilih paket yang paling hemat yaitu Internet+TV. Setelah itu mengisi data dan mengirim foto dengan identitas diri, keesokannya teknisi datang memasang IndiHome wifi di rumah.

Senangnya Ada Internet di Rumah Saat Pandemi




Setelah menggunakan IndiHome wifi teryata banyak manfaatnya ketimbang memakai kuota yang jelas boros (lucu ya, saya baru sadar, hehehe). Saya dan suami bebas bekerja tanpa khawatir kuota bengkak, sebagai penulis saya sangat terbantukan sekali, karena bisa browsing bahan-bahan untuk menulis dengan mudah.

Karena pandemi pekerjaan banyak menggunakan zoom juga lebih tenang, biasanya baru setengah jalan bisa tiba-tiba kuota habis, hehehe. Apalagi anak-anak, ada tiga anak setiap hari harus sekolah daring atau online, sangat terbantukan sekali. Termasuk juga ketika anak-anak harus mencari bahan-bahan pembelajaran secara online.

Selain bisa menonton youtube tanpa khawatir boros, dengan IndiHome kita bisa berlangganan canel TV yang sesuai dengan usia anak-anak dan tidak ada iklannya dong. Jadi merasa bersalah dulu anak-anak menonton TV gratis, meski tontonannya kartun, tapi iklan yang berseliweran sering menyuguhkan konten dewasa. Belum lagi kartunnya yang terbatas, tidak beragam, durasinya lebih banyak untuk iklan-iklan. Huhuhu, sungguh menyesal!

Saya juga bisa browsing aneka kegiatan edukasi bersama anak di youtube, seperti menonton cara membuat playdough yang aman untuk anak-anak, cara membuat kreativitas ketupat dari origami, cara membuat mainan dari barang bekas, dan banyak lagi. Asli, jadi semakin kreatif dan tidak membosankan di rumah saat pandemi dengan adanya intenet, apalagi yang selancar jaringan IndiHome wifi.

Dampak Positif Internet di Rumah Saat Pandemi Bagi Keluarga

Dan, tahukah apa dampak positif ketika rumah kami sudah memiliki IndiHome wifi?




Tidak hanya anak-anak yang terlihat senang meski di rumah saja, saya dan suami pun jadi lebih mudah bekerja dari rumah, emosi kami lebih terjaga karena sekeluarga memiliki kegiatan, bisa berkreativitas yang mengisi kejenuhan di rumah, bisa menonton beragam film-film bagus, bisa memperluas sosialisasi karena durasi online tidak dibatasi kuota.

Anak-anak yang biasanya jika sudah bosan belajar online, menonton film kartun yang itu-itu saja, bermain yang itu-itu saja, mulai cranky, mulai mencari perhatian, dan berakhir ribut kecil antara kakak dengan adik atau sebaliknya, sehingga membuat saya dan suami terpancing emosi karena lelah dan bosan juga. Sejak ada internet di rumah jadi berubah lebih happy, dan ini serius bukan sebuah cerita karangan seperti cerpen keluarga bahagia.

Kami berenam, yakni saya, suami dan empat anak kami melewati masa-masa pandemi di rumah saja jauh menjadi lebih baik ketika terpenuhi kebutuhan internet untuk browsing, bersosialisasi secara online, menonton beragam film bagus sesuai kebutuhan. Juga saat melewati masa penyembuhan terpapar Covid 19, internet menjadi salah satu media komunikasi dan hiburan di rumah saja.

Kini,  tidak terasa kami ternyata mampu melewatinya selama tiga tahun ini…

Alhamdullilah, pandemi pun akhirnya melandai, anak-anak mulai sekolah tatap muka, saya mulai bekerja secara offline, suami mulai berhubungan lebih longgar dengan dunia luar. Bahkan kami mulai piknik tipis-tipis ke kebun binatang ragunan, makan di luar, ke mall, bisokop. Lalu apakah intenet tetap sangat dibutuhkan? Sudah pasti, yes!

Sebab kami tidak bisa selalu piknik setiap liburan, karena pasca pandemi budget belum mencukupi, apalagi anak-anak sudah mulai membutuhkan biaya sekolah yang cukup besar. Maka hiburan di rumah adalah dengan tontonan film-film bagus, saya juga butuh mengedukasi dua anak saya yang kini sudah berusia jalan 4 dan 8 tahun dengan kreativitas seperti membuat playdough mencontoh di youtube.




Begitu juga dengan dua kakaknya yang kini tumbuh menjadi remaja dan ABG, keduanya butuh browsing tugas sekolah, sosialisasi dengan teman-temannya yang semakin banyak, dan lain sebagainya. Plus pekerjaan saya yang sangat membutuhkan riset-riset secara online untuk bahan menulis novel mau pun artikel di blog.

Masyaallah, jika ingat masa-masa tiga tahun berlalu, ada sedih dan juga syukur yang tidak terkira. Saya sekeluarga akhirnya bisa melewatinya dengan baik-baik, anak-anak bisa melalui tahap-tahap perkembangan usianya juga dengan baik. Fabi ayyi aalaa’i Rabbikuma tukazzibaan, “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”

Huhuhu, asli saya jadi mau menangis ketika mengetik semua tulisan ini, merangkum perjalanan kami sekeluarga selama melewati masa-masa pandemi. Hidup memang harus sesuai perkembangan jaman, di mana saat ini era digital, eranya internet.

Mengapa Memilih IndiHome?

Sebelum menutup cerita ini, saya  ingin sharing sedikit, mengapa saya  keterusan memakai IndiHome meski provider lainnya akhirnya bisa merambah wilayah kami. Karena IndiHome memiliki beberapa kelebihan, diantaranya:




1. Menyediakan paket yang sesuai kebutuhan dan kemampuan pengguna, seperti yang saya pilih merupakan Paket Dual Play, yaitu UseeTV dan Internet Fiber. Sebenarnya Paket Dual Play juga ada yang Telepon Rumah dan Internet Fiber, tapi saya sekeluarga tidak membutuhkan telepon rumah. Cukup telepon dengan menggunakan ponsel saja, dan ini bisa pakai Internet Fiber.

2. Ada banyak banyak saluran TV dari mulai channel nasional maupun internasional yang bisa diputar ulang  tayangan yang mungkin belum sempat kita tonton, misal karena sibuk. Putar ulang ini menggunakan fitur Play Back.

3. Jaringan IndiHome Wifi yang Stabil dan Cepat, katanya ini karena IndiHome menggunakan jaringan fiber optic. Jaringan fiber optic ini juga andal dalam cuaca apapun, sehingga tetap aman meski online dalam kondisi hujan dan petir.

4. Anti Virus Digital dengan Perlindungan Ekstra, IndiHome wifi memberikan perlindungan ekstra anti virus seperti serangan spayware, malware, dan virus lainnya. Jadi kerjaan saya aman, karena dulu PC saya pernah terkena serangan malware dan virus lainnya yang menyebabkan data-data lenyap.

5. Jauh lebih hemat, karena dengan semua fasilitas yang saya sebutkan di atas, saya cukup membayar Rp410.000 sebulan, dan pembayaran bisa melalui online maupun offline.

So, tepat sekali rasanya jika IndiHome kita sebut sebagai Internetnya Indonesia!

 

 

 

July 14, 2022 2 komentar

 



Semua wanita pasti ingin terlihat cantik, memiliki kulit wajah yang bersih dan sehat, karena kulit wajah yang bersih dan sehat meski tidak dimake-up akan terlihat menarik. Sementara jika kusam, tidak sehat, cenderung akan terlihat lebih tua. Bahkan jika dimake-up hasilnya kurang bagus, make-up seperti sulit menyatu dengan kulit.

Kenali Skincare Tidak Aman untuk Ibu Hamil dan Ibu Menyusui

Saya pernah mengalami ketika sedang malas merawat wajah, banyak kegiatan outdoor, saat hamil dan menyusui. Karena saat hamil dan menyusui takut pakai skincare, dampaknya kulit jadi kusam. Pokoknya kalau bercermin kelihatan lebih tua, apalagi tidak mengenakan make-up. Asli rasanya malas melihat wajah sendiri.

Memang untuk mendapatkan kulit wajah yang bersih dan sehat, skincare sangat diperlukan. Selain menjalani pola hidup sehat, seperti makan dan minum yang sehat, tidur cukup, dan berolahraga. Tapi pakai skincare juga harus hati-hati sekali, kita harus bisa memilih skincare yang bagus dan aman, serta skincare yang sudah BPOM. Apalagi buat ibu hamil dan menyusui.

Sebab banyak dijual bebas skincare yang tidak jelas alias tidak terdaftar dalam BPOM, makanya dulu setiap hamil dan menyusui terpaksa tidak memakai skincare, karena takut terpapar zat-zat yang membahayakan janin. Ada beragam zat berbahaya yang bisa menyebabkan janin keguguran sampai cacat lahir loh, diantaranya Paraben, Retinol, BHA atau Salicylic Acid (Asam Salisilat), Hydroquinone.

Hydroquinone ini salah satu bahan skincare yang berfungsi untuk mencerahkan wajah dan melawan pigmentasi kulit loh, jadi wajah bisa lebih putih. Sayangnya, berbahaya untuk ibu hamil dan menyusui, karena jiak terpapar terus-menerus dapat menyerap ke aliran darah dan membahayakan janin.

Padahal kondisi ibu hamil dan menyusui butuh perawatan wajah karena efek hormon, begadang, letih, menyebabkan kulit wajah mudah kusam, dan terlihar tidak segar. Kalau ada cream pemutih wajah yang aman untuk ibu hamil dan menyusui, seneng banget dong. Jadi  meski hamil dan menyusui wajah tetap glowing.

July 06, 2022 10 komentar
Newer Posts
Older Posts

Followers

Featured Post

Me Time Ala Ibu Rumah Tangga Bersama Dr Teal’s

Sebelum saya curhat panjang lebar, boleh dong tanya, apakah kalian sudah mengenal serangkaian produk Dr Teal’s?  Sebenarnya sih kalau meli...

About Me


Just Married


Tentang Aku

Tentang Eni Martini

Tentang DUNIAENI

Read More

Follow Us

Community Blogger

ConnectingMamaCommunity
MOM Bloggers. Community
Blogger Perempuan, Network
Blogger Croni,
Kumpulan Emak Blogger Indonesia
Indonesia Hijab Blogger
Warung Blogger
Hijab Influencers Blogger Indonesia

Created with by ThemeXpose