Duniaeni Blogger

linkedin facebook twitter pinterest instagram youtube
  • Home
  • About
  • Recognition
  • Disclosure
  • Contact
  • Log

 

MAKSADIS

Sebagai ibu rumah tangga atau IRT, tidak jarang dipandang sebelah mata. Kesibukan yang hanya seputar urusan rumah, suami, anak, dianggap sebagai pekerjaan klasik yang tidak special. Padahal tugas ibu rumah tangga sangat istimewa, tanpa peran ibu di dalamnya, banyak hal terbengkalai. Ibu rumah tangga adalah sosok vital dalam keluarga.

Karena peran kompleks seorang ibu rumah tangga membantu seluruh anggota keluarganya dari mulai suami sampai anak-anak untuk bertumbuh maju, dituntut untuk cekatan tangani urusan domestik, pendidikan, keuangan keluarga, gizi keluarga, kesehatan, pendidikan anak-anak, dan juga bagaimana bisa tampil cantik di hadapan suami.

Namun banyak ibu rumah tangga yang merasa terpuruk karena dipandang sebelah mata oleh masyarakat, bahkan orang terdekat. Sebab ibu rumah tangga dianggap tidak bisa menghasilkan materi, hanya bisa mengerjakan urusan rumah, menghabiskan uang belanja. Saya sendiri pernah mengalami dipandang sebelah mata, ketika pasca resign dari kantor karena memiliki anak.

Jujur, saat itu sempat merasa down dan tidak percaya diri berperan sebagai ibu rumah tangga. Bahkan seorang teman curhat, dia ingin memberdayakan dirinya agar memiliki kepercayaan diri di antara teman-teman kantor suaminya. Karena merasa minder hanya berperan sebagai ibu rumah tangga. Sementara ingin mencari penghasilan terbentur kondisi harus mengurus rumah, mengasuh anak, mendampingi suami.

Kemungkinan banyak ya, ibu rumah tangga yang mengalami hal seperti saya dulu dan juga teman saya. Saya juga masih ingat, ada teman yang tidak mau hadir di acara reuni karena minder dengan teman-teman yang sudah sukses, sementara dia hanya seorang ibu rumah tangga yang sehari-hari di rumah mengurus keluarganya.

December 15, 2021 42 komentar

 

Sebelumnya saya pernah membahas tentang gerakan #AyoTunjukTangan, diselenggarakan yang digagas  oleh SGM Eksplor dalam mendukung akses pendidikan dan nutrisi generasi maju. Saya ingat, saat itu saya mendukung akses pendidikan untuk anak Indonesia generasi maju, tidak hanya sekali dua kali, bahkan saya juga mengajak teman-teman lainnya untuk melakukan gerakan tersebut.




SGM Eksplore Berhasil Wujudkan Gerakan #AyoTunjukTangan

Kita tinggal mengisi data diri di form kampanye Ayo Tunjuk Tangan, dan vote dukungan apa yang akan kita berikan ke anak-anak Indonesia generasi maju, nanti pihak SGM Eksplor yang akan memenuhi vote kita tersebut. Hanya dengan aksi Ayo Tunjuk Tangan, kita sudah menjadi bagian dari masyarakat Indonesia yang memajukan anak-anak bangsa, mudah bukan.

Ternyata dari gerakan sosial #AyoTunjukTangan itu telah berhasil menyalurkan dukungan akses pendidikan dan nutrisi berupa gawai dan beasiswa pendidikan online bagi 1500 siswa Sekolah Dasar, dan berkat kerjasama dengan berbagai pihak SGM Eksplor telat merehabilitasi 10 sekolah dan 75.000 dukungan produk susu pertumbuhan untuk anak di atas usia 1 tahun yang tersebar di 41 kota dan 15 provinsi di Indonesia.

Rasanya senang sekali mengetahui keberhasilan SGM Eksplor dalam mewujudkan gerakan #AyoTunjukTangan untuk generasi maju. Karena itu untuk semua Bunda di seluruh Indonesia yang jangan sungkan ya, meluangkan sedikit waktu untu berkolaborasi bersama dengan Ayo Tunjuk Tangan agar semakin banyak lagi anak-anak Indonesia generasi maju yang memperoleh bantuan untuk pendidikan dan nutrisinya.

December 14, 2021 18 komentar

 

Saya termasuk yang suka melakukan berbagai kegiatan olahraga, diantaranya lari, yoga, climbing, dan bela diri. Karena suka banget olahraga, dulu pulang kantor saya bela-belain ke GOR Senayan malam-malam untuk olahraga lari dan aerobic, atau ke kampus yang memiliki papan panjat. Tapi ketika menikah perlahan kegiatan olahraga mulai menipis.


Sehat di Usia 40 Tahun
Awalnya masih sepedaan mengajak pasangan dan anak, lari pagi, aerobic di rumah, lama-lama jadi semaunya saja. Sebab tidak ada pemicu yang suka olahraga di rumah, pasangan sama sekali tidak suka olahraga, anak-anak juga seperti ayahnya. Jadilah saya kebawa arus (alasan), meski terkadang timbul lagi  keinginan olahraga dengan mengajak suami jalan pagi, olahraga di youtube.

Hati-Hati Memilih Olahraga di Usia 40 Tahun

Tapi lama-lama kendor lagi, sampai kemudian saya menyadari memang harus olahraga untuk investasi di hari tua. Saya mulai olahraga dengan rutin, bahkan mengulangi gerakan-gerakan pencak silat yang dulu bertahun-tahun saya pelajari dai SMP, SMA, sampai saat kerja saya masih suka latihan bela diri. Ternyata, untuk tubuh yang lama tidak bergerak ekstrim tidak bisa seenaknya, hahaha.

Saya sempat kecetit dong, mengalami cidera otot tangan, dan juga ngas-ngos. Dan ternyata memang usia tidak bisa membohongi kenyataan yang ada, usia saya kepala 4, bukan lagi remaja atau ibu muda yang masih memiliki kondisi prima, kecuali memang rutin melakukan olahraga. Jika rutin, tidak masalah di usia 40 tahun masih melakukan olahraga yang cukup keras.

Tapi kalau baru akan mulai, atau bagi yang sudah lama tidak rutin olahraga harus berhati-hati. Karena usia 40 tahun biasanya sudah mempunyai kondisi medis tertentu, seperti masalah darah, jantung, persendian, atau pembuluh darah. Jika memiliki masalah kesehatan, maka sebaiknya konsultasi lebih dahulu dengan dokter.

December 13, 2021 6 komentar

 

Bulan Desember datang akan banyak pesta yang meramaikan akhir tahun, dari pesta Natal bagi umat kristiani, hingga pesta menyambut tahun baru bagi seluruh masyarakat di dunia. Karena memang hampir semua orang merayakan tahun baru sebagai rasa syukur telah melewati tahun yang berlalu, dan menyambut penuh harapan untuk tahun yang akan datang.




Tradisi Perayaan Tahun Baru

Biasanya setiap daerah atau pun Negara memiliki beragam tradisi untuk merayakan tahun baru. Seperti di Jepang memiliki tradisi merayakan tahun baru dengan upacara “joya no kane’ yakni pemurnian diri di kuil-kuil Buddha dan memukul genta setelah upacara selesai, sebagai symbol keberuntungan di tahun yang akan datang.

Sementara di Spanyol tradisi perayaan tahun baru dengan memakan 12 buah anggur sebagai symbol kemakmuran di tahun depan, dan masih banyak lagi tradisi-tradisi unik dalam perayaan tahun baru. Termasuk pesta-pesta kebersamaan seperti yang diadakan oleh masyarakat Indonesia setiap malam tahun baru, kumpul bersama keluarga, sanak family.

Biasanya saya dan keluarga besar merayakan tahun baru dengan kumpul bersama, menyalakan kembang api, membuat nasi tumpeng, dan memanjatkan doa atau makan di luar bersama-sama, baik orangtua, kakak-adik, ipar, dan keponakan semua. Mencari rumah makan yang bisa untuk kumpul-kumpul sambil merayakan tahun baru.

December 11, 2021 2 komentar

 

Masa-masa memiliki anak yang masih kecil sepertinya keluhan para ibu tidak jauh berbeda ya, lelah membersihkan rumah, hehehe. Rasanya baru bersih, sudah berantakan lagi. Baru disapu, sudah bersampah lagi. Baru dipel, sudah kotor lagi. Kalau dihitung membersihkan rumah sehari bisa lebih dari lima jari, membuat punggung cenut-cenut dan buang-buang waktu rasanya.



Kalau dibiarkan berantakan dan kotor, membuat mata tidak sedap memandang. Apalagi kalau sebagai ibu yang menyambi bekerja di rumah juga, bekerja dalam keadaan rumah berantakan dan kotor selain tidak nyaman, juga menganggu kosentrasi. Sementara buat memiliki asisten rumah tangga, jujur saya lelah dengan dramanya.

Tapi membersihkan rumah sendirian membuat saya sering diserang bingung, mulai dari mana ya? Karena dari ujung ke ujung kotor dan berantakan, ujung-ujungnya suka lelah duluan ketimbang memiliki solusinya. Ibu-Ibu suka begitu tidak? Lihat rumah berantakan, kotor, bingung harus apa dulu yang dikerjakan?

Kadang kalau sudah terlalu lelah, saya suka berkhayal ada keajaiban datang seperti dongeng Cinderella yang memiliki Ibu Peri dengan tongkat ajaibnya yang mampu membersihkan semua dalam sekejap, atau bantuan pasukan tikus yang bisa mengerjakan dalam semalam, hehehe. Tapi, akhirnya saya memiliki cara cepat membersihkan rumah, setelah jatuh bangun lelah menghadapi kondisi di rumah.

December 07, 2021 15 komentar

 

Desember tiba, tidak terasa pandemi sudah berlangsung selama kurang lebih 18 bulan, setahun lebih ya. Selama itu anak-anak tidak merasakan kebahagian bermain di area permainan, karena adanya kondisi pandemi. Terakhir saya membawa anak-anak bermain ke area permainan itu akhir Desember 2019 , masih terbayang deh kebahagiaan mereka di mata saya.




Seharian kami pergi, menikmati permainan dengan bebas,  anak-anak tertawa, meski lelah tapi pulang dengan happy. Sampai kemudian terjadi wabah Covid 19 yang membuat semua area bermain anak ditutup total, salah satunya Timezone. Biasa jika liburan pendek, saya membawa anak-anak ke mall dan mampir ke area permainan anak ini.

Karena memang saya sudah mengenal Timezone sejak remaja. Wow, sudah lama sekali ya, karena memang Timezone sudah ada sejak tahun 1970 di Australia, dan hadir di Indonesia tahun 1990. Kini Timezone di Indoensia sudah memiliki 73 venue, salah satunya tentu ada di kota kalian, kan.

Dulu saya sering bermain bersama temen-temen. Paling suka Dance Revolution, karena selain musiknya bikin semangat, cara maininnya tantangan banget buat saya saat itu. Karena memerlukan kecepatan kaki dan keahlian menari. Setelah memiliki anak, saya juga suka main bareng Mba Lintang, tapi kalau lama tidak olahraga napas bisa ngos-ngosan dan gerakan kaki jadi ketinggalan alias salah, hehehe.

Kalau anak-anak saya yang cowok suka main Time Crisis, itu tuh game tembak yang bisa dimainkan berdua untuk menjalankan story, dan seru banget bikin berasa bagai jagoan. Eh, kok jadi cerita permainan di Timezone ya, habis gara-gara kemarin Timezone bagi-bagi kabar bahagia yakni Timezone kembali dibuka mulai 30 November 2021, setelah tidak beroperasi selama 18 bulan efek pandemi.

Timezone Sudah Dibuka Lagi Mulai 30 November 2021 

December 01, 2021 23 komentar



Siapa yang suka berkebun? Secara psikologi kegiatan berkebun memiliki manfaat, seperti yang dikatakan Tim Lang, Phd, seorang professor kebijakan pangan di City University London, melakukan kontak langsung dengan tanaman dan lingkungan alam dapat meningkatkan kesehatan fisik dan kesejahteraan mental.

Berkah dari kebun


Nah, makanya pandemi ini booming sekali masyarakat kita berkebun, sampai sempat hits dunia pertanaman hias dengan harga melangit, dan mendatangkan banyak rejeki untuk semua penggiat tanaman, salah satunya saya dan suami. Kali ini yang akan saya ceritakan bukan tanamannya, tapi tentang kegiatan berkebunnya atau mendapat berkah dari kebun.

Orangtua Saya Urban farming

Berkebun merupakan kegiatan yang saya kenal sejak kecil, karena ibu saya sangat suka berkebun. Baik buah, sayur, dan tanaman hias. Di rumah orangtua saya dipenuhi tanaman hias aneka rupa, pohon buah-buahan ada jambu batu, mangga, sirsak, alpukat, pepaya, jeruk, dan sayuran dari mulai cabe sampai daun ubi.

Sejak kecil pula saya sudah merasakan beragam buah dan sayur hasil panen, selain diolah atau dikonsumsi sendiri, ada yang dijual, dan dibagikan ke tetangga. Mengharukannya, rumah orangtua saya di Kota Jakarta, Ibu saya merupakan bagian dari urban farming dengan memperdayakan halaman rumah, dan teras kami jadi kebun. Sampai rela tidak dibatu, sehingga kalau hujan jejak tanah membekas di sekitar rumah kami. Sebagai balasannya alam memberi kami berkah dari kebun kecil Ibu.

Kebiasaan berkebun ini pun ternyata berlanjut hingga saya menikah, kebetulan suami yang besar di Kota Yogyakarta juga dibesarkan dalam lingkungan yang suka berkebun, selain bersawah. Jadi bertemulah kesamaan berkebun ini, sehingga meski rumah kami tanpa kebun, hanya lahan teras seluas 3x2 meter, kami sulap jadi kebun kecil yang berisi tanaman hias, dan tanaman pangan.

Baca : Berkebun di Teras Mungil

November 30, 2021 21 komentar
Newer Posts
Older Posts

Followers

About Me


Just Married


Tentang Aku

Tentang Eni Martini

Tentang DUNIAENI

Read More

Created with by ThemeXpose