Duniaeni Blogger

linkedin facebook twitter pinterest instagram youtube
  • Home
  • About
  • Recognition
  • Disclosure
  • Contact
  • Log



Saya dan suami sebenarnya jarang makan di restoran, kalau sesekali makan di restoran itu karena permintaan anak-anak. Sementara kalau saya dan suami lebih senang mencoba warung makan sederhana, kami cari yang selalu ramai pengunjung, lalu penasaran mencoba rasanya. Segreget apa sih sampai ramai pembelinya, kira-kira begitu yang ada dalam pikiran kami.

Macam-macam sih hasilnya, ada yang ternyata memang citra rasanya greget banget, ada yang biasa saja atau malah tidak enak menurut kami. Kalau kalian termasuk penyuka kulner ala-ala warung makan sederhana, mungkin rekomendasi saya ini bisa dicoba. Dijamin kenyang tapi tidak menguras dompet, soal rasa kalau satu selera dengan kami maka akan balik lagi, hehehe.

1. Minang Sepakat

Dari namanya pasti sudah bisa menebak deh. Iyesss, ini rumah makan padang, banyak banget sebenarnya rumah makan padang. Tetapi yang satu ini sudah di hati sejak tahun 2008 , tepatnya sejak kami pindah rumah dari rumah orangtua untuk ngontrak di Jagakarsa. Seperti biasa pasangan muda anak satu, baru pindah pula, makan beli terus. Nah, Minang Sepakat ini jadi langganan kami.

Jangan dibayangkan seperti rumah makan padang bentuknya, ini semacam kios-kios warung makan di kantin. Letaknya di parkiran ruko Kampung Kandang, Cilandak-Jakarta Selatan, persis di depan toko pakaian muslim Syifa. Kalau jam makan siang antri para pekerja baik laki-laki maupun perempuan.

Menu favorit saya di Minang Sepakat yakni ayam bakar dan jengkol balado, asli endesss banget. Ayam bakarnya empuk, bumbunya mresap sampai ke tulang dan jengkol baladonya...pulen. Bisa dikatakan di warung makan ini pertama kali saya jatuh cinta sama jengkol, hahaha. Untuk harga murah banget, seporsi nasi plus ayam bakar, jengkol balado, lalap-sambal tidak sampai 20 ribu!

2. Pecel Ayam Nasi Uduk

Lokasinya masih di skeitar Minang Sepakat, tetapi pecel ayam nasi uduk adanya malam hari, persis di depan BSM. Di sini selain ayam, ada bebek, tahu-tempa, ati-ampela, tetapi saya dan suami paling favorit sama pecel ayam nasi uduknya, enak banget. Karena nasi uduknya pas banget, terasa santannya, ayamnya empuk tanpa rasa amis, dan sambalnya top. Harganya sekitar Rp 20.000.

Kalau mau makan pecel ayam nasi uduk di sini, jangan datang kemalaman, Karena nasi uduknya cepat habis, berapa kali saya dan suami hanya kebagian nasi biasa. Menurut kami kurang nampol kalau pakai nasi biasa, hehehe.

3. Kangen Kongkow

Warung makan yang konsepnya hommie ini terletak di belakang kampus UI, tepat di sebelah kelurahan Kukusan. Karena dekat kampus harganya jadi cukup bersahabat, tapi soal tempat dan citra rasa makanannya tidak kalah dengan restoran. Saya dan suami paling suka menu Ayam Betutu Bakar yang dibandrol harga 29k. Untuk review lengkapnya bisa baca: Kongkow Murah DiCafe&Delivery Depok.

4. Warung SS Depok

Warung serba sambal ini letaknya di Jalan Raya Margonda Depok, selalu ramai pengunjung sampai pernah saat mau buka puasa di sana, saya dan suami balik pulang. Kenapa? Tidak tahan dengan antriannya yang panjang mengular. Tidak hanya di bulan puasa Ramadan, di hari biasa kalau datang pas jam makan siang full, lebih aman datang pukul 11 siang.

Saya dan suami senang dengan aneka sambalnya yang banyak sekali dan murah-murah harganya. Buat pecinta aneka sambal bisa mampir ke sini, makan ramai-ramai tidak akan menguras isi dompet. Tidak percaya? Baca cerita lengkapnya di Warung SS Depok Bagi Pecinta Sambal

5. Laksa Villa Mutiara

Warung laksa dengan penjual seorang kakek tua ini terletak di dalam Villa Mutiara Cinere, warungnya berupa tenda dengan gerobak laksa. Tapi rasa laksanya cukup endes sekali, satu porsi Rp 10.000 sanggup membuat perut kenyang karena isinya penuh. Sayang, hanya ada pada hari sabtu dan minggu saja

November 26, 2018 1 komentar




Sebenarnya agak bingung juga saat harus menulis 5 fakta dalam diri saya, bingung mau nulis apa dan penting banget gak sih fakta itu buat kalian atau yang baca blod saya, hahaha. Ditambah kira-kira aib gak ya, lima fakta itu? Baiklah, saya mikir dulu kira-kira 5 fakta apa dalam diri saya atau kehidupan saya yang perlu dan layak diketahui oleh umum.

Bismillah, moga 5 fakta ini bisa memberi inspirasi atau setidaknya penyemangat bagi kalian yang membacanya. Maksudnya jika ternyata Z dan kalian juga Z maka sama-sama senasib dan persamaan itu buat wanita, kadang bisa jadi support atau penguat hati. Tapi maaf ya, kalau fakta tersebut teryata biasa saja dan tidak memberikan inspirasi bagi kalian.

Berikut ini lima fakta tentang Duniaeni (baca : Eni Martini):

1. Mengawali Menulis Novel Dengan Komputer Pinjaman

Tahun 2003 awal saya menulis novel pertama saya dan saat itu tidak memiliki komputer, ada komputer kantor yang bisa saya pakai sesekali karena saat itu sulit sekali mencuri waktu kerja diantara kerjaan pribadi. Maka satu novel berjudul Sehelai Daun Kapuk Randu jadi dengan mengetiknya dari satu komputer ke komputer lain. Komputer teman yang saya pinjam paling jauh di Bekasi, jadi saya menempuh jarak Jakarta Selatan - Bekasi untuk mengetik novel saya.

Namun tidak ada kerja keras yang sia-sia karena dari sebuah karya saya bisa membeli komputer, saat itu terjual satu novel saya dengan fee kalau tidak salah Rp 4.000.000 dan langsung saya belikan komputer. Tahun itu komputer harganya masih selangit, Rp 4.000.000 itu second merk Toshiba yang kalau  barunya dibandrol sekitar Rp.10.000.000. Ampun deh!

Dari komputer itu lahirlah puluhan karya saya yang bisa menjadi jalannya rejeki anak-anak dikemudian hari, Alhamdullilah.

2. Menjadi Tukang Sapu Untuk Beli Buku Sekolah

Saya terlahir bukan dari anak orang kaya, namun lahir di lingkungan rumah-rumah besar yang kehidupannya menginspirasi sebagian perjalanan hidup saya. Orangtua memberikan apa-apa semua serba ngepas, jika saya ingin lebih maka harus mencari sendiri. Salah satu yang pernah saya jalani menjadi tukang sapu kebun di sebuah rumah besar dekat rumah orangtua saya.

Rumah itu besar sekali, penuh dengan ruang-ruang yang diisi barang-barang indah dan mahal, dari  hasil menyapu kebunnya yang dipenuhi bunga warna kuning dan merah, saya bisa membeli buku sekolah.

3. Bekerja Sebagai SPG Di Mall

Karena orangtua hanya bisa membiayai sekolah saya sampai SMA, maka saya hanya bisa bekerja sebagai SPG di sebuah mall waktu itu. Berdiri berjam-jam, menebar senyum, melayani para pengunjung, memberesi tumpukan pakaian yang diacak-acak pengunjung,  menghitung stock pakaian yang terjual dan datang. Berganti shif seminggu masuk pagi, seminggu pulang jelang malam.

Tahun 1997 gaji baru Rp150.000 dan saya memutuskan berhenti karena berpikir itu  bukan dunia saya, saya harus bekerja yang bisa mendukung saya untuk sekolah lagi dan menjadi seorang penulis. Dalam kondisi tidak ada uang, sulit mencari pekerjaan  karena tidak memiliki keahlian, saya nekat keluar kerja dari mall yang masuk saja harus diseleksi ketat dan banyak teman yang gugur atau tidak diterima.

Alhamdullilah, keberanian dan keyakinan membuat semesta mendukung langkah saya. Saya akhirnya bisa bekerja yang sesuai dengan keinginan dan bisa membiayai kuliah saya serta sekolah adik. Memang tidak mudah, tetapi tidak ada usaha yang sia-sia.

4. Wanita Dengan Banyak Bekas Luka Di Jiwa

Sebenarnya agak sungkan menulis ini, dan untuk pertama kalinya saya tulis. Mungkin bisa jadi sedikit membuang jejak rasa yang mengendap di hati atau mungkin sekedar bercerita dan anggap angin yang berlalu jika terlalu lebay, hahaha.

Ayah saya sangat keras karena dia juga bagian dari anak-anak yang pernah terluka di jamannya. Tidak perlu digambarkan seberapa dan bagaimana kerasnya, karena ketika hatinya sedang lembut dia adalah bak seekor harimau yang lemah lembut kepada anak-anaknya. Marah dan senyum setiap hari silih berganti bagai semudah mengubah canel TV., kadang mengaum, kadang tersenyum. Saya lelah, begitu yanng terasa dulu.

Saat tumbuh menjadi gadis remaja, saya pernah  mengalami kerasnya melindungi diri sebagai perempuan, tidak perlu diceritakan seperti apa, tapi karena ini saya pernah bermimpi buruk selama bertahun-tahun dan baru sembuh setelah menikah. Kemudian ketika menikah, anak ketiga saya terlahir istimewa dan meninggal setelah melalui berbagai tahap, dimana saat itu kondisi saya dan suami secara ekonomi sedang drop parah.

Sebagian hal di atas yang membuat lubang-lubang di jiwa saya, yang terlupa oleh waktu, namun ternyata begitu dibuka belum sepenuhnya kering. Hal ini ditandai dengan mudahnya saya menangis dan tertawa, terpatah-patah belajar menjadi ibu yang baik dalam emosi. Dan, fakta nyata saya bertahan sejauh ini karena DICINTAI KELUARGA DAN TEMAN-TEMAN. (Duh, ngerembes air mata nulis ini, hahaha. Maafkan...)

5. Saya Tidak Pernah Naik Pesawat

Sebagai penutup, semoga tertawa dengan fakta nomor 5 ya, hahaha. Aseli, saya belum pernah naik pesawat terbang.


November 24, 2018 2 komentar



Membahas tentang media sosial kali ini diantara banyak media sosial yang saya miliki dan ikuti setiap hari, serius setiap hari. Bukan addict, tetapi  memang ketika kita memutuskan untuk menjadi blogger, memiliki online shop, media sosial sudah seperti rumah kedua buat kita. Fungsinya sebagai kantor tempat kita bekerja, sebagai toko tempat kita menjual prodak atau jasa yang kita jajakan. Makanya saya sebut bukan addict tapi semacam rutinitas yang memang harus dijalani.

Nah, media sosial yang akan saya bahas kali adalah instagram, mengapa?

Kebetulan saat ini sedang viral hastek #savegempi , tahu dong Gempi? Meski bukan bagian dari netizen yang suka nonton gosip infotainment, rasanya hampir semua masyarakat Indonesia tahu Gempi. Gadis kecil seusia anak saya Pendar yang banyak berseliweran menjadi iklan susu dan prodak anak-anak lainnya, sosoknya begitu memikat banyak orang.

Sehingga ketika berita penceraian kedua orangtuanya muncul, ramai netizen protes di berbagai media sosial dengan hastek #savegempi , karena semua menyayangkan nasib seorang gadis kecil yang menawan harus menerima kenyataan jadi korban penceraian kedua orangtuanya. Namun dibalik peristiwa ini ada satu hal yang menarik saya yakni komentar netizen yang hampir seragam: "Teryata kehidupan di feed instagram itu kebahagiaan semu..."

Dari kehidupan artis ngejewantah ke kehidupan penghuni isntagram lainnya: Apakah mereka yang tampak glamour, romantis, cantik-tampan, adem ayem, bijaksana, agamais, dan sebagianya, is that all real?

Ya, gak tahu juga ketika saya ditanya demikian karena bagaimana pun setiap orang memiliki dua sisi dalam hidupnya. Namun yang jelas dibalik segala macam foto  yang layak tayang ini begitu banyak drama nyata buat saya. Seperti foto saya di bawah ini misalnya, saya candid saat Ayah Budi menjemur Binar. Mungkin saat jepret foto wajah saya mirip 'Nenek Sihir' karena bolak-balik ngacungin jari supaya Pendar yang mau datang  ngerusuh tidak ngerusuh. Gak jari aja, mata juga melerok  kejam.




Moment-moment behind the scene seperti ini yang tidak tayang, yang membuat semua kehidupan di instragram terlihat sempurna. Tapi bukan berarti juga moment-moment serem yang  tidak tayang itu sebuah potret retak, Bisa saja bagian dari bunga hidup. Jadi tidak semua hal-hal terlihat buruk benar-benar buruk, begitu juga sebaliknya.  Karena kehidupan adalah warna-warna bahagia dan sedih yang saling mengisi. So?

Ya, nikmati saja apa yang kita lihat di instagram. Jadikan inspirasi jika itu memang indah buat kita, setuju? Apalagi media sosial instagram termasuk media sosial yang bisa buat branding dalam menjual jasa seperti blogger atau prodak seperti bisnis online shop.


November 24, 2018 No komentar


Untuk teman-teman blogger pasti sudah tahu komunitas BPN alias Blogger Perempuan Network dan cukup akrab dengan para adminnya yang kece-kece, diantaranya Shinta Ries, Almazia. Komunitas berisi para wanita ini saya ikuti setelah memutuskan untuk ngeblog dengan serius alias jadi blogger, hehehe.

Sebenarnya sebelum fokus ngeblog dan blog saya belum domain, blog masih berisi hal-hal personal, saya sudah tergabung dalam komunitas blogger juga  untuk sekedar silaturahmi. Membaca kegiatan para blogger, membaca blog mereka yanng sekiranya saya butuhkan infonya. Kadang tidak butuh infonya tapi tertarik dengan keindahan blognya, inget dulu suka kepoin blog Echa dan berpikir ini emak-emak kreatif banget.

Sampai berkesempatan ketemu langsung orangnya di sebuah acara blogger, ternyata memang rame banget orangnya, heboh dan bikin suasana hidup. Sesuai dengan blognya yang memang hidup akibat kreatifitasnya, eh kok jadi ngelantur ceritai Echa. Baiklah, kita kembali ke topik semula yes.

Seperti yang saya tulis di artikel Ngeblog Sebagai Pekerjaan & tempat Berbagi Manfaat, awal saya fokus jadi blogger itu benar-benar gaptek, buta banget sama istilah-istilah dunia blogger, istilah-istilah dalam ngeblog. Kalau ada orang bahas DA/PA saya cuma bengang-bengong, tidak hanya DA/PA, istilah yang sederhana dalam ngeblog pun saya masih blank.

Awalnya saya masa bodoh yang penting nulis, beres. Tapi ternyata setelah berhubungan dengan job semua itu dibutuhkan untuk tahu, untuk paham. Jadi mau tidak mau saya harus belajar, dari mulai baca-baca dan sukses semakin pusing, hahaha. Sampai bertanya, sharing ke teman-teman blogger, ternyata banyak juga yang seperti saya.

Sesekali saya bertanya juga sama suami yang banyak banget jasanya ngebentuk blog saya jadi rumah kedua yang saya sukai ini, tetapi belajar sama suami sering banyak sewotnya. Dia tipe yang lebih senang saya tahu beres, sementara dalam dunia ngeblog yang benar-benar terjun ke pekerjaan, kerjasama dengan klien, untuk  paham ngeblog secara teknis itu penting banget.
November 23, 2018 1 komentar


Pernah gak ketika mengunjungi blog saya timbul pertanyaan, kenapa nama blognya duniaeni bukan nama asli Eni Martini seperti kebanyakan blog blogger lain? Biar mudah dikenali gitu kalau pakai nama sendiri tanpa tambahan nama lain, kenapa harus pakai duniaeni? Hehehe, kegeeran nih saya, atau mungkin sudah menduga kenapa saya memakai nama duniaeni untuk blog saya? Atau jangan-jangan kalian  tidak pernah memusingkan tentang nama blog saya: Duniaeni, hahaha.

Baiklah, sebenarnya tidak ada cerita yang istimewa untuk sebuah nama duniaeni. Saya katakan tidak istimewa karena tidak ada sebuah peristiwa yang menyebabkan nama itu terbentuk, seperti misalnya nama anak saya yang pertama: Cahyaning Lintang Kinasih. Nama itu terbentuk karena sebuah kisah ketika saya dan suami dalam perjalanan ke Baduy dan melihat ratusan bintang jatuh memenuhi langit.

Waktu itu kami  belum menikah karena masih sepasang sahabat, tepatnya suami saya adalah kekasih sahabat saya (untuk tahu kisah lengkapnya ada dalam buku Soul Travel In Baduy, buku yang diterbitkan Elexmedia). Ratusan bintang jatuh yang kami saksikan di Baduy Luar, Cisadane. Di atas perbukitan sambil minum secangkir kopi aren yakni kopi hitam yang dikasih gula aren.

Peristiwa yang romantis karena berapa tahu kemudian Allah menakdirkan seorang bayi cantik buat kami yang bernama Cahyaning Lintang Kinasih. Ah, jadi ngelantur ini. Setidaknya yang saya sebut istimewa adalah hal-hal yang membekas hingga waktu yang tak terhitung, sementara nama duniaeni itu tidaklah seromantis kisah lahirnya nama putri pertama saya, hehehe.
November 21, 2018 1 komentar

Setiap orang pasti memiliki kesukaan sendiri-sendiri dalam menulis tema artikel di blognya. Perbedaan ini tentu saja memperkaya ilmu yang kita dapat setiap mengunjungi blog, itu kalau kita membacanya dengan baik-baik tidak sekedar blog walking ya, hehehe. Kadang karena banyaknya list dalam blog walking kita (saya) hanya membaca sekilas, tidak menyerap dengan baik, kecuali memang topiknya, alurnya, gaya bahasanya saya suka atau saya butuhkan.

Kalau saya butuh malah sering browsing dan membaca tuntas bahkan beberapa ada yang saya save linknya, tapi hampir tidak pernah saya komen. Rata-rata mungkin memang gitu ya, para pembaca yang membutuhkan artikel di sebuah blog justru hampir tidak pernah meninggalkan komen, kecuali ada yang mereka tanyakan.

Ini terjadi pada artikel-artikel di blog saya, baik yang organik atau pun yang promo prodak loh. Page Viewnya banyak, tapi komentarnya sunyi karena memang saya agak jarang menaruh link blog walking efek rempong nginem di rumah. Apalagi dulu, hampir tidak pernah ikutan blog walking, sekarang saja saya usahakan ikut. Ngeri-ngeri sedap sih, takut tidak bisa menjalankan kewajiban dengan baik.

Ups! Kok jadi bahas ngalor-ngidul, baiklah mumpung baby Binar nyenyak dan suasana terkendali saya akan cerita sedikit tentang tema blog yang saya sukai dan kemudian menjadi paling banyak mengisi blog saya. Buat teman-teman tersayang yang sering main ke blog saya, pasti deh langsung tahu apa sih tema yang saya sukai. Hayooo, kira-kira apa?
November 21, 2018 No komentar

Profesi Blogger Banyak Diminati


Mungkin sebagian orang menjadi blogger hanya sebagai pengisi waktu atau sekedar hobby dengan bonus materi. Tetapi saya yakin banyak juga yang menjadikan blogger sebagai profesi untuk mencari rejeki. Bahkan memutuskan resign dari pekerjaan tetap untuk totalitas di dunia blogger, tidak percaya?

Tidak perlu saya sebutkan beberapa nama, namun banyak teman yang sharing langsung ke saya, tentang bagaimana jika mereka resign dari pekerjaan tetapnya untuk menjalani profesi sebagai blogger. Terutama para wanita yang sudah menikah dan memiliki anak, alasan utamanya karena profesi sebagai blogger lebih fleksible waktunya.

Kita bisa memilih job blogger sesuai waktu yang tepat dengan sikon masing-masing, bahkan banyak sekali job blogger yang bisa dikerjakan di rumah. Mulai dari menulis di blog hingga ngebuzzer di instagram, facebook, twitter, dan lain sebagainya. Mengerjaan pekerjaan yang menghasilkan materi dari rumah tentu hal yang sangat menyenangkan.

Saya pribadi awalnya menjadi blogger sebagai tempat menyalurkan hobby menulis di sela-sela kesibukan mengasuh anak-anak. Hingga kemudian menjadikan blogger sebagai profesi yang menghasilkan materi. Karena ketika ada kesempatan positif yang bisa menghasilkan materi halal bagi anak-anak, mengapa tidak? Terlebih pekerjaannya bisa disesuaikan sikon dan bisa digarap di rumah, buat saya menjadi blogger sangat menyenangkan sekali, selain juga sesuai dengan passion. Setuju gak?
November 20, 2018 6 komentar


Kilas Balik 3 Tahun Lalu



Sesaat lagi akan memasukin bulan Desember membuat saya teringat tiga tahun lalu, awal tertarik dan memutuskan untuk menjadi  blogger. Saya sebut menjadi blogger karena tidak sekedar menulis di blog berupa karya-karya saya seperti puisi, cerpen, buku-buku saya, dan juga curhat personal mengenai  anak-anak.

Tetapi menulis review atau endors dan juga liputan even-even produk yang saya hadiri mulai mengisi blog saya yang langsung saya daftarkan domainnya. Tentu saja semua ini pelan-pelan saya jalani karena meski dunia kepenulisan bukan hal baru, tetapi profesi sebagai blogger adalah hal yang masih saya raba-raba pada akhir  tahun 2015, hahaha masih balita banget ya.

Meraba-raba maksudnya masih berusaha memahami bagaimana bisa bekerjasama dengan klien yang mengundang para blogger, mengerjakan tugas-tugas yang klien berikan, membuat judul dan konten agar artikel promo prodak klien dibaca pengunjung blog, termasuk mempromokan ke berbagai medsos saya seperti twitter, instagram, G+ dan lain sebagainya.

Jika dulu medsos yang saya miliki tidak pernah saya perdulikan followersnya maka ketika memutuskan menjadi blogger dan harus promo ke medsos tersebut, maka mulai saya maintenance dengan baik. Mulai dari foto-foto yang diupload, konten, dan juga memfollow teman-teman agar jumlah followers bertambah.

Selain semua itu tentu saja saya bersilaturahmi dengan berbagai komunitas blogger, salah satunya Blogger Perempuan. Gabung ke dalam komunitas blogger ini banyak sekali ilmu yang saya dapat, namanya pemain baru otomatis saya benar-benar nol besar dalam ngeblog dan memahami dunia blogger. Jadi bergabung dengan banyak komunitas blogger itu sangat perlu sekali.

Dari komunitas juga saya mengenal tentang job blogger lebih jauh, terutama job yang berupa even undangan ke launching-launching prodak dan lain sebagainya. Menghasilkan materikah?
November 19, 2018 7 komentar
Newer Posts
Older Posts

Followers

Featured Post

Me Time Ala Ibu Rumah Tangga Bersama Dr Teal’s

Sebelum saya curhat panjang lebar, boleh dong tanya, apakah kalian sudah mengenal serangkaian produk Dr Teal’s?  Sebenarnya sih kalau meli...

About Me


Just Married


Tentang Aku

Tentang Eni Martini

Tentang DUNIAENI

Read More

Follow Us

Community Blogger

ConnectingMamaCommunity
MOM Bloggers. Community
Blogger Perempuan, Network
Blogger Croni,
Kumpulan Emak Blogger Indonesia
Indonesia Hijab Blogger
Warung Blogger
Hijab Influencers Blogger Indonesia

Created with by ThemeXpose