Saya menyukai dunia
kepenulisan sejak kecil, berawal dari hobby membaca, menulis dan bermimpi
menjadi penulis. Dulu sih, namanya pengarang karena di sekolah terdapat
pelajaran Bahasa Indonesia mengarang. Jadi kalau ditanya siapa pun tentang
cita-cita saya, maka saya akan menjawab dengan lantang: Jadi Pengarang.
Seiring waktu takdir
membawa saya ke sana, ke dunia kepenulisan. Berawal dari ratusan tulisan yang
ditolak media cetak, baik waktu saya kirim secara manual tahun 1990an. Jadi artikel
saya tulis dengan tangan, lalu didkirim dengan jasa pos. Hingga saya ketik di
komputer dan dikirim melalui email. Mungkin
karena sudah cinta, ratusan surat penolakan itu seperti sebuah tantangan untuk
terus saya lawan.
Tahun 2003 baru karya
saya dibukukan menjadi sebuah novel, sebelumnya artikel-artikel saya sudah
dimuat di media cetak. Tetapi menjadi buku ini seperti sebuah pencapaian
tersendiri, karena di masa itu menembus penerbitan tidak mudah. Penerbitan
tidak semeruyak saat ini, hubungan dengan pihak penerbit, terutama editor,
tidak semudah sekarang. Sosial media saat ini nyaris memudahkan segalanya.
Jalan itu baru tercipta
setelah ada keberanian untuk menempuhnya (Di Dermaga Miami
Paulo Coelho)
Kalimat tersebut
rasanya menjadi pembenaran yang bisa kita wujudkan, tanpa keberanian untuk
terus mengirim tulisan saya, bukan mustahil saat ini saya bukan siapa-siapa.
Semua orang bisa menulis, tetapi tidak semua orang bisa mewujudkan mimpinya
karena rasa takut. Takut gagal, takut ditolak atau takut menerima penolakan ke
dua, ke tiga, dan seterusnya.