Memiliki
anak adalah impian semua pasangan suami istri, namun tidak semua pasangan mudah
dalam memiliki anak atau keturunan. Bahkan teman saya sampai menikah dua kali
karena dari pernikahan pertama selama 10 tahun tidak memiliki anak, pun
kemudian pada pernikahan ke dua yang sudah berjalan 9 tahun, anak yang
ditunggu-tunggu tak kunjung tiba. Saya bisa merasakan bagaimana sedihnya, dan
ikut mendoakan agar suatu saat nanti mimpi itu terwujud.
Tapi
bagaimana cara mewujudkan impian itu?
Menurut
cerita teman saya, dia sudah melakukan berbagai pemeriksaan dengan pasangannya,
dan dinyatakan tidak ada masalah. Namun tetap anak yang dinanti belum juga
hadir, sampai setiap datang bulan (haid) dia menangis sedih. Telat dua hari
saja langsung gembira dan membeli testpack, tapi selalu haid itu datang setiap
bulan meski kadang datangnya telat. Tidak hanya teman saya, saya juga memiliki
tante yang tidak memiliki anak hingga menua.
Cerita-cerita
tentang penantian harapan dua garis ini banyak sekali di sekitar kita. Berbagai
usaha mulai dari dunia kedokteran hingga secara tradisional dilakukan, namun
lagi-lagi banyak yang belum meraih impiannya. Duh, jika menyadari akan harapan
dua garis dari para pasangan suami istri yang belum memiliki anak, membuat saya
tersadar bersyukur dikaruniai 5 anak (nomor
3 meninggal ketika berusia 5 bulan). Memang masalah infertilitas ini dialami 1
dari 2 negara berkembang, termasuk Indonesia.