Duniaeni Blogger

linkedin facebook twitter pinterest instagram youtube
  • Home
  • About
  • Recognition
  • Disclosure
  • Contact
  • Log

 

Meski Womens International Day 2022 diperingati tanggal 8 Maret 2022 kemarin, belum terlambat ya, jika saya mengucapkan Selamat Hari Perempuan Sedunia kepada pembaca blog saya hari ini. Kalian para perempuan adalah penerus kehidupan, yang  menjadikan dunia ini hidup. Sebagai perempuan, tentu saja saya bangga dilahirkan sebagai perempuan.

 



Meski masih banyak yang menjadikan perempuan sebagai nomor dua, konco wiking, dan bukan mitra. Namun seiring berkembangnya jaman, berkembangnya peradaban, perempuan mulai dapat tempat yang sejajar dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Jadi berbanggalah semua perempuan di dunia, karena sesungguhnya perempuan memilik banyak pontensi.


Bicara tentang Hari Perempuan Sedunia 2022 dan kesetaraan perempuan, jadi mengingatkan saya dengan webinar bersama Danone Indonesia di #WomenInternationalDay2022 , tanggal 8 Maret 2022 kemarin. Mengangkat tema “Perusahaan Ramah Keluarga Bantu Perempuan Indonesia Siapkan Generasi Maju”, dengan menghadirkan narasumber:




 1. Indra Gunawan, Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kemen PPP3

2. Vera Galuh Sugijanto, VP General Secretary Danone Indonesia

3. Maya Juwita, Eksekutif IBCWE

4. Rosdiana Setyaningkrum, MPsi MHPed, Psikolog

 

March 14, 2022 13 komentar

 

Apakabar semua? Setelah melewati masa isoman selama 10 hari, karena terpapar Omicron. Akhirnya saya, dan suami bisa bernapas lega. Meskipun Omicron dibilang tidak seberat varian Delta, tapi saya jerah dengan efek yang disebabkan virus Omicron. Memang tidak separah yang dialami teman-teman yang sampai menderita diare, sesak nafas.




Saya dan suami memiliki gejala yang mirip, yakni sakit kepala yang teramat sangat, ngilu di seluruh sendi dan badan, susah tidur, keliyengan, keringat dingin. Yang bikin jerah termasuk protokol isoman di mana kami tidak boleh berinteraksi dengan oranglain, termasuk menjaga jarak dan prokes dari anak-anak di rumah yang tidak terpapar.

Asli, ini tidak mudah karena yang positif saya dan suami. Siapa yang akan menjalani urusan di rumah kalau tidak kami berdua? Jadilah, masa-masa ini penuh dengan perjuangan, dan ketika sudah negatif, anak-anak yang tidak terpapar aman. Rasanya senang luar biasa bagai memenangkan sebuah undian atau lomba saja, hehehe.

Kalian juga pastikan, bahagia banget kalau dapat  memenangkan lomba, duh jadi kangen deh menang lomba blog seperti tahun kemarin. Ada kebanggaan tersendiri sampai bisa memenangkan lomba yang diikuti banyak peserta, apalagi kalau jurinya kece semua di bidangnya masing-masing. Makin bangga banget bisa menang.

March 13, 2022 20 komentar

 

Ini hari ke 10 sejak saya mengalami gejala Omicron dan hari ke 5 sejak dinyatakan positif melalui PCR, tepatnya saya dan suami. Tapi mungkin juga dengan anak saya, Abang Pendar (7 tahun), dan  Binar (3 tahun), karena saya dan suami merasakan gejalanya setelah Abang Pendar sembuh, dan Binar bareng sakit berdua saya. Alhamdullilah Binar hanya demam 3 hari, dan pulih.

Belum tahu pasti juga, apakah anak-anak benar-benar terpapar Omicron, karena baru hari ini (2 Maret 2022) anak-anak mendapat jadwal PCR dari Puskesmas secara gratis. Jadi kronologinya seperti ini, mungkin bisa jadi info bermanfaat buat kalian yang belum pernah terpapar Omicron agar waspada begitu merasakan gejalanya, karena berbeda dengan flu biasa. Setidaknya itu yang saya dan suami rasakan.

Awal Terpapar Omicron


Tanggal 18 malamnya Abang Pendar demam tinggi setelah 3 hari ini dia keluar bersama teman-temannya di sekitar rumah baru kami, yang memang merupakan perkampungan. Buat Abang Pendar ini adalah pengalaman pertama kalinya tinggal di perkampungan yang banyak teman, dan anak-anaknya bebas bermain meski pandemi. Anak-anak di sini tidak mengenakan masker.

Karena Abang Pendar selalu merajuk, akhirnya kami perbolehkan asal mengenakan masker. Namun prakteknya katanya saat main sering buka masker (hadewww!). Selain main, Abang Pendar juga sholat Jumat bersama teman-temannya, malamnya mengaji di depan rumah sih. Dan, malam Sabtu langsung demam tinggi.

Selain demam keluhannya kepala sakit, ulu hati nyeri, badan sakit semua, Abang Pendar sempat ketakutan terkena Omicron. Karena saya memang selalu mensounding agar dia hati-hati bahaya Omicron, tapi memang sejak pindah Abang Pendar jadi heboh main. Mungkin ini sangat menyenangkan, mengingat dulu di Depok full di dalam rumah.

Dua malam Abang Pendar demam, tidurnya saya dan Ayahnya yang menemani, memeluk. Minggu langsung suami ikutan demam, dan Seninnya menyusul saya dan Binar. Saya tidak demam tapi menggigil, kepala sakit, tenggorokan bagai terbakar tapi menelan tidak sakit, dan semua sendi sakiiiiit sampai saya tidak bisa terpejam.

March 02, 2022 5 komentar



Pernah dengar tidak, kalau hunian atau tempat tinggal kita akan mengubah kualitas hidup kita? Bisa menjadi lebih baik atau lebih buruk, karena di tempat hunian baru sekelilingnya akan mempengaruhi sekali. Baik itu masyarakatnya, fasilitas umumnya, dan lain sebagianya. Ini beneran loh saya alami.

Dampak Hunian yang tidak Tepat 

Saya pernah tinggal di sebuah tempat dengan fasilitas yang tidak memadai, seperti jarak masjid atau tempat ibadah yang jauh, rute ke sekolah yang tidak menyenangkan, transportasi umum yang sulit dijangkau, dan kondisi lingkungan perumahan yang tidak nyaman. Ini tidak hanya berdampak pada kualitas hidup saya, tapi juga anak-anak.

Bisa dibayangkan, jika rute ke sekolah tidak menyenangkan, terlalu jauh, karena lokasi terdekat tidak ada sekolah yang sesuai dengan pilihan kami. Perjalanan ke sekolah menghabiskan waktu berjam-jam di jalan membuat anak-anak tertekan, belum lagi saat pulang dari sekolah. Sehingga anak-anak cenderung uring-uringan, berdampak malas menggarap tugas sekolah karena sudah lelah.

Begitu  juga dengan saya dan suami, kebetulan saya juga aktif sesekali bekerja di luar. Jika sedang rutin terasa sekali, menghabiskan waktu berjam-jam di jalan, borosnya pengeluaran karena tidak ada kendaraan umum. Sehingga akumulasi dari semua itu menimbulkan stres sendiri, jadi kurang produktif karena lelah dan kesal. 

Pernah saya dan suami jadi emosional menghadapi anak-anak karena kondisi itu. Akibatnya tubuh mudah terserang penyakit dari masuk angin, flu, karena stress bisa mempengaruhi kualitas tidur, makan. Ampun deh, benar-benar hunian itu harus memenuhi standart hidup yang berkualitas.

Dampak Hunian Tepat bagi kualitas Hidup


Memang seperti apa hunian yang tepat sehingga meningkatkan kualitas hidup? Kalau menurut saya pribadi, hunian  yang memiliki fasilitas lengkap, strategis ke tempat-tempat yang penting seperti sekolah, rumah ibadah, rumah sakit, sehingga untuk menuju  tempat tersebut tidak memerlukan perjalanan yang sulit dan melelahkan.

Terlebih jika selain tempat yang penting, juga terdapat tempat hiburan seperti shopping mall, taman bermain, tempat berolahraga, kawasan hijau. Karena sebagai masyarakat modern yang berkutat dengan rutinitas pekerjaan, sekolah, hiburan sudah menjadi bagian dari kebutuhan. Hiburan bisa mengurangi tingkat stress juga.

Kebayang kan, mau  berangkat ke kantor lokasinya strategis, begitu juga mau ke sekolah yang dipilih tidak jauh jaraknya. Saat lelah dari aktivitas sehari-hari bisa langsung menuju tempat hiburan  tanpa merasakan macet di jalan yang membuat stress. Ketika butuh ke rumah sakit tidak bingung karena lokasi dekat atau strategis, dan mau ibadah juga mudah. Tidak kalah penting tersedia area hijau yang bisa untuk olahraga lari pagi, jalan sore.

Hidup jauh lebih sehat, terhindar dari stress dan lelah yang berlebihan, sehingga pekerjaan,  tugas sekolah anak-anak, berjalan lebih lancar. Jika suasana seperti ini otomatis kualitas hidup lebih bagus dong. Apalagi saya seorang penulis, sangat butuh imajinasi, kreativitas, yang semua itu muncul ketika kondisi emosi saya baik-baik saja.

Jadi setujukan kalau hunian akan mengubah kualitas hidup kita, karena itu hati-hati dan teliti dalam memilih hunian. Jangan sampai salah pilih, dan mendapatkan hunian yang tidak tepat. Salah satu hunian yang dapat meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih baik adalah Podomoro Park Bandung.

Podomoro Park Bandung Hunian Ideal Meningkatkan Kualitas Hidup Lebih Baik



Podomoro Park Bandung  yang terletak di Bandung Selatan ini merupakan proyek masterpiece terbaru Agung Podomoro Land. Podomoro Park Bandung sebagai resort premium memiliki berbagai tipe cluster yang ditata secara apik dan setiap cluster memiliki desain gate yang megah serta elegan.

Lingkungannya hijau dengan dihiasi keindahan pepohonan di sekitarnya, dilengkapi dengan one gate acces, taman hijau, jalur lari, arena bwoling, dan fasilitas ekslusif lainnya. Serta sistem keamanan 24 jam yang membuat penghuni merasa nyaman dan aman. Fasilitas umum lainnya juga sangat strategis.

Tempat berbelanja, rumah sakit, sekolah dengan standart yang bagus, semua ada di dalam kawasan hunian. Sementara Pertamina SPBU, Gerbang Tol buahbatu, Stasiun Kiaracondong, hingga Bandara Husein Sastranegara begitu mudah dijangkau. Sudah bisa dibayangkan tinggal dia Podomoro Park Bandung memiliki banyak kemudahan dan kenyaman, sehingga bukan mustahil kualitas hidup bertambah baik.


March 01, 2022 1 komentar

 

Wajah glowing adalah dambaan semua wanita, setuju? Saya yakin pasti setuju, karena wajah yang glowing akan terlihat cantik alami apa pun jenis warna kulitnya. Setidaknya tanpa harus menggunakan make-up full yang buat sebagaian wanita tersiksa, wajah sudah terlihat cantik, fresh. Karena glowing memang artinya tampilan kulit wajah yang sehat dan segar.



Apalagi untuk wanita seusia saya, yakni kepala 4. Di mana masalah kulit mulai timbul, dari kerut harus, flek, hingga kusam. Sementara saya tidak suka bermake-up, terlebih make-up yang tebal. Saya lebih suka tampil dengan wajah natural, tapi tetap terlihat fresh dan menarik. Tentu saja ini kuncinya kulit glowing yang bikin percaya diri meski harus tampil bare face.

Untuk memiliki kulit sehat dan segar, harus menjalani pola hidup sehat, seperti olahraga teratur, makan sehat, cukup air putih. Dan, jangan lupa merawat kulit dengan skin care yang sesuai agar memiliki kulit wajah glowing, apalagi sekarang lagi hits dengan serum. Berbagai produk kecantikan menawarkan serum pencerah wajah terbaik yang bikin glowing, tapi kan tidak semua cocok di kulit, di budget. Kadang, diklaim bagus tapi begitu saya pakai menimbulkan kulit beruntusan, kering, dan lain sebagainya.

Ketika Pond’s mengeluarkan Triple Glow Serum dan Triple Glow Serum Mask sebagai serum pencerah wajah terbaik yang bikin glowing, langsung saya penasaran. Karena kebetulan saya pakai produk Pond’s sejak lama, dari mulai usia kepala tiga. Saya cocok dengan produknya, dan juga harganya yang termasuk cukup terjangkau sekali.

Kalian sudah penasaran dong, ingin tahu review saya menggunakan Triple Glow Serum dan Triple Glow Serum Mask. Secara singkat saya tulis ya, semoga bermanfaat.

March 01, 2022 20 komentar


Jogja merupakan kota wisata yang banyak dikunjungi wisata lokal dan mancanegara, karena keindahan dan keunikan tempat wisatanya. Bahkan Jogja mulai dikenal memiliki wisata pantai yang tidak kalah indahnya dari Bali loh, dan merupakan surga dunia bagi para beach hopper. Salah satunya pantai Kukupan.

Pantai Kukupan yang terletak di Kabupaten Gunung Kidul banyak diminat untuk berfoto, bahkan untuk foto-foto prewedding. Di sana terdapat Teras Kaca yang sangat instagenic, berada di atas ketinggian tebing, pengunjung akan merasakan sensasi deburan ombak di bawahnya. Selain Teras Kaca, terdapat juga Becak Terbang, Jogja Swing, dan spot cantik lainnya.

Selain tempat wisata, tentu saja oleh-oleh khas Jogja sangat special, beragam jenisnya yang sudah mendunia alias sampai diekspor loh. Salah satunya Salak Pondok yang sudah diekspor ke Selandia Baru. Karena memang oleh-oleh khas Jogja memiliki rasa yang lezat, harganya pun sangat terjangkau.

Buat kalian yang sudah sering berwisata ke Jogja atau membeli oleh-oleh khas Jogja, pasti sudah tahu harga oleh-oleh di sana, kan?

Beragam Oleh-Oleh dari Jogja

Beragam oleh-oleh Jogja yang bisa jadi referensi kalau kalian sedang wisata ke Jogja adalah Yangko, Bakpia Pathok, Bakpia Tugu Jogja, Salak Pondoh, Cokelat Monggo yang rasanya tidak kalah dengan cokelat Belgia, Jogja Scrummy, Slondok, Gudek. Untuk Jogja Scrummy ini oleh-oleh kekinian tren artis Indonesia, tapi harganya cukup terjangkuan, yakni hanya Rp 45 ribu saja.

Bahkan Slondok yang merupakan kesukaan suami saya, harga sekilonya hanya 40 ribu. Bakpia Tugu Jogja 10 pcs hanya Rp 25 ribu, benar-benar surga belanja oleh-oleh Jogja. Dengan budged yang tidak banyak  bisa membeli beragam oleh-oleh yang bisa dibagikan untuk keluarga mau pun teman-teman.

Meskipun saat pandemi ini kami tidak bisa pulang kampung alis mengunjungi kakek dan neneknya anak-anak, tetap bisa menikmati oleh-oleh Jogja, karena bisa minta tolong dikirimkan oleh-oleh dari sana. Kemarin suami saya telepon Tantenya, minta tolong dibelikan oleh-oleh khas Jogja. Surprise banget, tahu-tahu paketan sedus besar banget tiba di rumah dengan cepat.

Langsung kami telepon ke Tantenya suami, kalau paket sudah sampai dengan sangat cepat sekali. Kata Tantenya suami dikirim pakai JNE, Tante juga cerita kalau sekarang sudah ada JNE Smart Point yang berlokasi di Dawang RT 12 Jl Parangtritis km 11 Manding, Sabdodadi Bantul Yogyakarta.  Di JNE Smart Point ini juga melayani transaksi pengiriman.

Kalau tidak salah, mulai aktif awal Februari, jadi lebih mudah sekarang kalau mau mengirim paket-paket. Apalagi sekarang pick up dapat dilakukan 24  jam, Tante tahu banyak karena anaknya atau sepupu suami pelaku bisnis online. Setiap hari paket-paket yang akan dikirim ke konsumen langsung dipick up oleh kurir JNE yang datang.

JNE Bantul Menambah Gudang dan Titik Layanan


Ternyata JNE Bantul menambah infrastruktur berupa gudang dan titik layanan untuk tingkatkan pengirimannya, yaitu dengan membuka Smart Point seluas 917 m
2 yang berlokasi di Dawang RT 12 Jl Parangtritis km 11 Manding, Sabdodadi Bantul tersebut. Karena tadinya warehouse masih menyatu dengan kantor.

Dengan dibangunnya Smart Point ini merupakan pengembangan dari JNE Cabang Bantul yang semula berlokasi di Jalan Wachid Hasyim No. 19 Ringinharjo Bantul, dan sudah beroperasi sejak 1 Februari 2022. Diharapkan dapat mengakomodir sale counter JNE yang berada di kelurahan, sehingga pick up sales counter dapat dilakukan dengan cepat dan dapat diproses pengirimannya baik via darat maupun udara.

Karena terhitung Januari 2022 hampir ada dua sales counter JNE di setiap kecamatan, di mana Bantul memiliki 17 kecamatan dan 75 kelurahan. Makanya kemarin paket dari Tante begitu cepat sampainya, sepupu saya juga cerita paket-paketnya bisa dikirim kapan saja, karena JNE Bantul pick up 24 jam.

Jadi jika sebelumnya kirim paket ada batas jamnya, jika sudah telat atau paket-paket sudah dipick up ke pusat, maka paket yang telat kirim baru akan dipick up keesokannya, maka sekarang tidak lagi. Jadi konsumen dapat menerima paketnya dengan cepat. Wow! Keren banget JNE Bantul. Sukses terus ya dalam bersinergi dengan masyarakat.

 


February 22, 2022 4 komentar

 

Generos

Sebagian besar Ibu sudah familiar dengan istilah speech delay, namun ada juga yang belum memahami dengan benar. Sehingga ketika anak tidak bisa bicara dengan baik seperti teman  seusianya, langsung khawatir anak menderita speech delay. Seperti yang pernah saya alami dulu, ketika Pendar tidak bisa bicara selancar kakak-kakaknya, saya langsung panik.

Sebab kakak-kakaknya Pendar bicara dengan baik sesuai dengan tahap usianya, sementara Pendar bicaranya tidak jelas. Cenderung salah dalam pengucapan, sebagai Ibu yang awam saya langsung berpikir, jangan-jangan speech delay. Apalagi dibanding kakak-kakaknya, Pendar termasuk anak yang sedikit temperamen, mengalami tantrum.

Saat itu saya berpikir, apa karena Pendar sulit mengutarakan keinginannya dengan kata-kata sehingga tantrum? Berangkat dari pemikiran ini saya konsultasi ke dokter anak, dokter memeriksa mulut dan lidah Pendar, mewawancarainya, ternyata permasalahan Pendar hanya karena dia terbiasa berkomunikasi meniru suara-suara bayi. Biasa kakak-kakaknya mengajak komunikasi adiknya dengan suara dibuat-buat seperti bayi, bukan masuk speech delay.

Sementara tantrumnya karena Pendar termasuk anak yang ingin didengarkan dengan fokus, jika saya, ayahnya, atau kakak-kakaknya mengabaikannya ini akan memancing emosinya. Pendar merasa apa yang dikatakannya tidak dipahami dengan baik, jika ini dibiarkan berlarut akan menyebabkan anak sering tantrum.

Meski ada PR untuk memperbaiki emosi Pendar, mengubah sikap kami agar lebih fokus, perhatian, dan mengajarinya bicara dengan artikulasi yang benar. Saya merasa lega anak saya tidak menderita speech delay, sehingga kini Pendar memasuki usia sekolah dapat berjalan dengan baik. Jadi sebenarnya speech delay itu apa ya?

February 17, 2022 41 komentar

 

Rasanya hampir semua masyarakat Indonesia suka jengkol, meski pun banyak yang merasa jengkol sebagai kuliner yang ‘norak’, serius. Sampai ada yang malu dan teriak ‘BIG NO!’ begitu ditanya, apa kamu suka jengkol? Atau ada yang malu-malu meong ketika ketahuan makan jengkol, hahaha. Ayo, ngaku deh.

Kenapa sih bisa alergi banget sama jengkol? Apa salah jengkol ya? Kadang suka mikir gini nggak sih?

Kenapa Jengkol Dibenci, tapi Dirindukan Juga?


Jujur, saya sendiri awalnya alergi banget sama jengkol, kayaknya sebel gitu lihat orang makan jengkol, apalagi sama orang yang hobby banget makan jengkol. Ini sebenarnya karena baunya itu loh bikin mual, buat saya dulu bau jengkol itu NGGAK BANGET. Dan, entah kenapa identik banget kalau ke gang sempit atau rumah-rumah berhimpitan kecil bau jengkol.

Sehingga jengkol menjadi identik dengan makanan kelas bawah, tapi ternyata kini menurut saya tidak lagi demikian. Mungkin karena jengkol mampu menarik banyak penggemar, bahkan memiliki harga yang cukup menungkik kalau lagi mahal. Pernah sekilo mencapai 100 ribu rupiah!

Sementara saya, kapan saya mengenal jengkol dan jatuh cinta dengan kuliner unik satu ini? Tepatnya ketika saya diundang makan bersama di rumah teman, dan ibunya masak jengkol balado. Waktu itu saya sudah menjadi ibu dua anak loh, dan ternganga sama enaknya jengkol, hehehe. Kurang lebih seperti ini rasanya, empuk, pulen, ada sedikit pahit dan gurih yang berkolaborasi dengan bau yang agak sedikit memanjakan lidah.

Sudah bisa membayankan belum?

Ya, pokoknya sejak itu saya mulai berburu jengkol. Berburu dari rumah makan ke rumah makan, hahaha. Soalnya saya nggak bisa bayangin gimana masak jengkol, bagaimana menanggulangi baunya?

Jadi saya coba beli jengkol di warteg, di pedagang online yang menjual jengkol balado, di rumah makan padang, ternyata tidak semua bisa mengolah jengkol dengan enak. Ada pahit, tidak pulen, masih keras dan ada tekstur mentahnya. Bumbunya tidak meresap, pokoknya bikin saya nggak doyan makan jengkol.

Sampai kemudian ketemu rumah makan padang yang menjual jengkol balado enak banegt, pulen, empuk, bumbu meresap sempurna, sayangnya mahal, hiks. Jadi beli sepuluh ribu rupiah hanya 5 keping jengkol, atau sekitar 2-3 jengkol utuh. Tapi buat masak sendiri, nggak kebayang cara ngolah dan baunya.

February 16, 2022 4 komentar

 

Siapa yang tidak kenal Kota Jogja?

Sebagai orang Jogja meski tinggal di Jakarta, rasanya rindu banget tidak bisa ke sana dalam waktu lama. Apalagi suami besar di kota gudek itu, maka kerinduan tidak bisa ke Jogja karena kondisi pandemi membuat kami sering video call dengan Mbah Kakung atau buyutnya anak-anak.

Jogja Kota yang Selalu Bikin Kangen


Bakpia Kukus Tugu Jogja


Sejujurnya meski bisa video call, saya sedih banget. Mengingat buyutnya anak-anak sudah sangat sepuh, seharusnya kami sering-sering bisa menengoknya, sebab kesempatan kadang tidak datang dua kali. Duh, saya jadi mellow deh mengingat itu, tapi masih bersyukur juga diberi kesempatan untuk say hello, bahkan anak-anak sering bercanda di video call sampai Mbah Buyutnya terkekeh-kekeh.

Tingkah anak-anak yang menghibur di video call, katanya bisa membuat Mbah Buyut bahagia. Meski sesekali Mbah Buyut minta supaya kami datang ke sana segera, maklum usia dan kondisi membuat Mbah Buyut lupa kalau sedang pandemi. Ingatnya selalu ingin didatangi anak dan cucu, serta para buyut. Alhamdulillah diberi usia panjang umur.

Jogja memang memiliki banyak hal yang merindukan, tidak hanya sanak famili, lokasi wisata yang unik dan indah, tapi juga kulinernya. Ada beragam kuliner yang saya dan suami suka, favorit suami salah satunya gudek, sate klatak, slondok, Bakpia. Nah, bakpia ini ada beberapa jenis loh. Kalian sudah mencoba yang bakpia kukus?

Bahas kuliner jadi makin kangen Jogja kan? Ingat kebiasaan kami kalau pulang kampung, pasti akan membuat list oleh-oleh yang akan dibawa pulang. Tidak ketinggalan oleh-oleh kuliner Jogja yang memang special, tapi sekarang kangen saya dan suami cukup terobati karena bisa beli Bakpia Kukus Tugu Jogja di Jakarta.

Bakpia Kukus Tugu Jogja di Jakarta Selatan

Seneng banget bisa beli oleh-oleh khas Jogja di Jakarta, karena saya sekarang tingal di Jakarta, tepatnya Jakarta Selatan. Setidaknya mengobati rasa kangen akan Jogja. Bakpia Kukus Tugu Jogja tidak hanya ada di Jakarta Selatan, tapi ada juga Bakpia Kukus Tugu Jogja di Jakarta Utara, Bakpia Kukus Tugu Jogja di Jakarta Timur, Bakpia Kukus Tugu Jogja di Jakarta Pusat, Bakpia Kukus Tugu Jogja di Jakarta Barat.


Bakpia Kukus Browies


Jadi seneng dong, apalagi suami belum pernah makan bakpia kukus. Jadi penasaran begitu saya cerita kalau Bakpia Kukus Tugu Jogja bisa dibeli di Jakarta, tanpa harus ke luar rumah bisa pesan langsung via whatsapp (WA), simpel banget kan? Karena saya juga penasaran, apakah rasanya dapat mengobati rasa rindu akan Kota Jogja, hehehe.

Kebetulan pula lagi musim hujan, jadi ngebayangin makan Bakpia Kukus Tugu Jogja sambil minum teh hangat. Asyik juga dimakan sambil menulis novel, artikel, atau dimakan bareng keluarga. Anak-anak saat saya tanya, mau Bakpia Kukus Tugu Jogja di Jakarta, mereka agak bingung. Mungkin mereka mikir, Bakpia Tugu Kukus Tugu Jogja ada di Jakarta?

Akhirnya tanpa pikir panjang lagi saya pesan yang varian bakpia kukus rasa original cokelat, karena kami sekeluarga hobi makan cokelat. Oya, Bakpia Kukus Tugu Jogja memiliki 2 varian  kulit terluar, yaitu original dan brownies. Bedanya varian original dengan kulit terluar berwarna putih memiliki aroma vanili, dan varian brownies  dengan kulit terluar berwarna cokelat. Sementara untuk isinya tersedia isian cokelat, keju, kacang hijau, dan stoberi.

Karena baru mencoba pertama kali pesan Bakpia Kukus Tugu Jogja di Jakarta Selatan, saya mau mencoba satu varian dengan isian cokelat dulu. Insaallah, kalau cocok di lidah dan mengobati kangen akan kuliner Jogja mau pesan lagi dong. Tidak pakai tunggu lama, pesanan Bakpia Kukus Tugu Jogja datang!

Lembutnya Bakpia Kukus Tugu Jogja

Desain packagingnya lucu, ada gambar icon blangkon khas Jawa, jadi berasa banget kalau ini kuliner memang dari Jogja. Selain sudah terdaftar  di BPOM RI, sudah sertifikat halal MUI juga, jadi lega deh. Satu box dengan berat bersih 300g, berisi 10 pcs Bakpia Kukus Tugu Jogja yang dikemas satu-satu dalam plastik tersendiri, jadi lebih higienis ya.


Bakpia Kukus Original


Bakpia Kukus Original Cokelat


Saat dipegang teksturnya lembut banget, begitu dibelah, langsung meleleh cokelat yang isinya cukup meruah. Tidak sabar langsung pengen ‘hap’, lembut dan moist banget tekstur Bakpia Kukus Tugu Jogja, anak kecil pun bisa makan dengan nikmat deh. Serius, ini beda banget sama bakpia yang jenisnya kering dan keras itu.


Bakpia Kukus Tugu Jogya


Kalau beli oleh-oleh bakpia yang jenisnya keras, biasa yang makan hanya saya dan suami, tapi untuk Bakpia Kukus Tugu Jogja ini anak saya yang kecil pun suka sekali. Bahkan dari 10 pcs, Binar menghabiskan hampir 5 pcs sendiri. Sempat rebutan juga sama kakak-kakaknya, dan anak-anak video call dong ke Mbah Buyut sambil pamer kalau ibunya beli Bakpia Kukus Tugu Jogja di Jakarta, hehehe.

Bagaimana, kalian juga kepengen nyobain Bakpia Kukus Tugu Jogja? Kalian bisa pesan langsung ke toko Tatasnacks di Jakarta. Pesannya bisa via WA http://wa.me/6281398915391 atau pesan langsung melalui Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Instagram, atau via COD. Semoga rindu kalian akan Kota Jogja terobati ya. Yuk, kita ngeteh sambil menikmati bakpia kukus.

 

January 30, 2022 17 komentar

 

Bercerita tentang hunian, selalu mengingatkan saya akan perjalanan mencari rumah impian yang tidak mudah. Menuju 17 tahun usia pernikahan saya dan suami pada bulan Februari besok, saya akan sedikit bermemori dengan perjalanan tersebut. Semoga ada manfaat yang bisa diambil dari cerita ini ya, atau setidaknya menjadi bacaan ringan yang menarik, hehehe.


hunian impian


Awal menikah saya diajak suami tinggal di sebuah rumah kontrakan petakan, tapi masih bersyukur karena area kami ngontrak masih memiliki air bersih dan ruang hijau. Rumah kontrakan juga pada masa itu hanya ada 10 rumah di lahan yang cukup luas dan ditumbuhi banyak pohon, sehingga saya tidak merasakan bersempit-sempit ria seperti kontrakan petakan kebanyakan.

Karena jujur, saya tidak terbiasa dengan rumah yang berhimpitan, tidak memiliki ruang hijau seperti halaman dengan pohon yang rindang. Namun meski cukup nyaman, ketika anggota keluarga bertambah alias lahir anak-anak kami, tidak mungkin kami bertahan di rumah petakan. Kami pun hijrah ke perumahan,

Untuk mencari rumah di sekitar area rumah kontrakan kami, tidak ada lagi harga yang murah atau sesuai budget. Akhirnya setelah berkeliling mencari rumah yang bagaikan mencari jodoh, dapatlah kami hunian dengan halaman yang cukup luas, kondisi lingkungan yang cukup nyaman. Ada area fasilitas umum berupa taman dengan pohon mangga, jambu, alpukat, yang rindang.

Tapi ternyata hunian itu tidak sepenuhnya sesuai impian kami, kenapa?

Pentingnya Hunian dengan Air Bersih dan Melimpah

Setelah menempati rumah tersebut, baru kami tahu kalau airnya tidak bisa dikonsumsi. Meski tidak bau, tidak berwarna, tapi airnya tidak layak untuk diminum karena katanya mengandung besi. Dududu, ambyar deh rasanya karena kami terbiasa dengan air  tanah yang layak dikonsumsi dan berlimpah.

Meski air minum bisa beli, tapi buat kami penting sekali tinggal di lingkungan yang memiliki air tanah bagus, berlimpah. Pernah loh saat  musim kemarau mengalami kekeringan yang parah, padahal dulu saat kami mengontrak di petakan tidak pernah mengalami kekeringan. Sungguh, kekurangan air itu sangat tidak nyaman.

Terlebih kami memiliki batita yang memang  butuh air bersih, jadilah tragedi kekeringan selama sebulan itu membuat kami harus mengangkat air untuk di bawa ke rumah. Bisa dibayangkan, pulang kerja malam dalam kondisi capek, harus mengasuh anak batita juga, masih harus mengangkat air untuk mandi, dan lain-lain.

Gara-gara pengalaman kekeringan itu membuat saya trauma kalau musim kemarau, dan akhirnya kami memutuskan untuk memperdalam mata air agar tidak lagi mengalami kekeringan ketika musim kemarau. Tapi ternyata ini memberi efek yang tidak bagus ketika musim hujan, entah mengapa air jadi melimpah tapi keruh. Selain keruh, kadang terbawa pasir-pasir yang membuat kami harus mengendapkan air sebelum dipakai.

Benar-benar masalah air menjadi beban kami saat itu, dan menjadi catatan penting ketika mencari hunian. Tidak sekedar memiliki lahan luas dan hijau, tapi juga perhatikan masalah air yang sangat penting bagi kehidupan. Karena kondisi air yang bermasalah seperti yang saya alami dulu, akan membuat semuanya runyam dan tidak nyaman.

Hunian yang Menjadi Impian

Lalu seperti apa sih hunian yang benar-benar sesuai impian? Kalau ini versi saya dan suami ya, tapi pasti kalian juga setuju dong. Hunian yang memiliki lingkungan hijau sehingga terasa teduh, dan masih memiliki udara yang sehat, tapi tetap strategis. Bukan berarti lingkungan hijau, lalu lokasi terpencil karena sebagai keluarga dengan usia produktif, memilik anak-anak, butuh sekali lokasi strategis.


Residence Singhamerta


Stategis bisa menuju area publik dengan mudah dan cepat, seperti menuju tempat belanja, kampus mau pun sekolah yang bagus, rumah sakit, kantor, stasiun, jalan tol, dan fasilitas lainnya. Juga yang tidak kalah penting memiliki sumber air yang bagus, yang tidak perlu cemas jika musim kemarau mau pun musim hujan.

Rasanya hunian seperti itu membuat kami  tidak akan letih lagi mencari hunian baru, sangat tepat untuk dihuni hingga hari tua nanti. Dan, ternyata hunian impian kami ini bisa terwujud di Singhamerta Residence. Kalian yang juga pejuang seperti saya dan suami, yaitu  mencari hunian yang kaya sumber air dan ruang hijau bisa langsung kepoin Singhamerta City deh.

Singhamerta City merupakan hunian yang cukup indah menurut saya, terletak di Malang Raya yang membuat pemadangan gunung Kawi terpampang nyata. Sudah pasti kaya akan sumber air alami, apalagi di perumahan Malang ini memiliki 50% green area yang membuat udara semakin sehat. Juga tersedia jogging track, play ground, dan taman keluarga.

Pengembangannya memang menyatukan teknologi, kekayaan alam, dan warisan Kerajaan Singhari. Makanya diberi nama Singhamerta, ‘Singha’ diambil dari nama kerajaan dan ‘merta’ berarti air. Perumahan ini sudah tentu dekat dengan fasilitas publik seperti yang saya impikan di atas. Jadi beneran cocok deh Singhamerta Residence dijadikan hunian impian keluarga. Harganya pun masih tergolong terjangkau dengan kisaran harga mulai drai Rp 495.000 – Rp 1.091.750.000, tinggal sesuaikan dengan budget yang kita miliki.


January 27, 2022 2 komentar
Newer Posts
Older Posts

Followers

Featured Post

Me Time Ala Ibu Rumah Tangga Bersama Dr Teal’s

Sebelum saya curhat panjang lebar, boleh dong tanya, apakah kalian sudah mengenal serangkaian produk Dr Teal’s?  Sebenarnya sih kalau meli...

About Me


Just Married


Tentang Aku

Tentang Eni Martini

Tentang DUNIAENI

Read More

Follow Us

Community Blogger

ConnectingMamaCommunity
MOM Bloggers. Community
Blogger Perempuan, Network
Blogger Croni,
Kumpulan Emak Blogger Indonesia
Indonesia Hijab Blogger
Warung Blogger
Hijab Influencers Blogger Indonesia

Created with by ThemeXpose