Duniaeni Blogger

linkedin facebook twitter pinterest instagram youtube
  • Home
  • About
  • Recognition
  • Disclosure
  • Contact
  • Log

 



Semua wanita pasti ingin terlihat cantik, memiliki kulit wajah yang bersih dan sehat, karena kulit wajah yang bersih dan sehat meski tidak dimake-up akan terlihat menarik. Sementara jika kusam, tidak sehat, cenderung akan terlihat lebih tua. Bahkan jika dimake-up hasilnya kurang bagus, make-up seperti sulit menyatu dengan kulit.

Kenali Skincare Tidak Aman untuk Ibu Hamil dan Ibu Menyusui

Saya pernah mengalami ketika sedang malas merawat wajah, banyak kegiatan outdoor, saat hamil dan menyusui. Karena saat hamil dan menyusui takut pakai skincare, dampaknya kulit jadi kusam. Pokoknya kalau bercermin kelihatan lebih tua, apalagi tidak mengenakan make-up. Asli rasanya malas melihat wajah sendiri.

Memang untuk mendapatkan kulit wajah yang bersih dan sehat, skincare sangat diperlukan. Selain menjalani pola hidup sehat, seperti makan dan minum yang sehat, tidur cukup, dan berolahraga. Tapi pakai skincare juga harus hati-hati sekali, kita harus bisa memilih skincare yang bagus dan aman, serta skincare yang sudah BPOM. Apalagi buat ibu hamil dan menyusui.

Sebab banyak dijual bebas skincare yang tidak jelas alias tidak terdaftar dalam BPOM, makanya dulu setiap hamil dan menyusui terpaksa tidak memakai skincare, karena takut terpapar zat-zat yang membahayakan janin. Ada beragam zat berbahaya yang bisa menyebabkan janin keguguran sampai cacat lahir loh, diantaranya Paraben, Retinol, BHA atau Salicylic Acid (Asam Salisilat), Hydroquinone.

Hydroquinone ini salah satu bahan skincare yang berfungsi untuk mencerahkan wajah dan melawan pigmentasi kulit loh, jadi wajah bisa lebih putih. Sayangnya, berbahaya untuk ibu hamil dan menyusui, karena jiak terpapar terus-menerus dapat menyerap ke aliran darah dan membahayakan janin.

Padahal kondisi ibu hamil dan menyusui butuh perawatan wajah karena efek hormon, begadang, letih, menyebabkan kulit wajah mudah kusam, dan terlihar tidak segar. Kalau ada cream pemutih wajah yang aman untuk ibu hamil dan menyusui, seneng banget dong. Jadi  meski hamil dan menyusui wajah tetap glowing.

July 06, 2022 10 komentar

 


Benar nggak, hampir setiap orang suka cemilan atau ngemil? Bahkan sampai ada snack time, yaitu jam makan ringan di sela-sela makan besar, berjeda sekitar 3 jam antara makan besar. Biasanya snack time pagi dan sore hari, juga malam hari nih atau sebelum tidur. Dibeberapa negara snack time sudah menjadi budaya yang bisa menghangatkan keluarga, atau bisa jadi healing.

Pentingnya Cemilan Sehat untuk Keluarga

Jujur nih, kalau lagi lelah dengan beban pekerjaan atau pikiran , begitu ngemil sambil nonton, dengerin musik, atau baca buku, rasanya perasaan jadi ringan kan. Pikiran relaks, hati senang, mood langsung membaik, otomatis jadi happy lagi. Hal ini tidak terjadi pada orang dewasa saja, anak-anak juga, bahkan snack time ini  jam yang paling mereka tunggu.




Karena di jam-jam jeda makan besar itu anak merasa lapar yang membuat mereka jadi rewel atau cranky. Ibu pasti pernah berpikir, anak-anak kalau sudah ada cemilan pasti anteng. Nah, ini karena pada jam-jam jeda makan besar lambung anak mulai kosong, menyebabkan rasa lapar. Jadi snack time memang penting.

Sayangnya, tidak semua cemilan sehat. Banyak sekali dijual cemilan yang tidak sehat, mulai dari mengandung pengawet yang tinggi, mengandung pemanis buatan, tinggi kalori, sehingga nutrisinya kosong, cemilan jadi biang keladi menyebabkan overweight. Dijadikan kambing hitam, gara-gara ngemil jadi obesitas, padahal pola ngemil yang salah.

Ngemil itu penting karena selain menimbulkan rasa senang, ngemil juga berfungsi untuk menambah asupan nutrisi saat jeda waktu makan besar agar menjaga fokus atau kosentrasi, daya ingat, dan aktivitas jadi tetap berjalan lancar. Makanya ketika menunggu jam makan besar, perut tidak diisi apa-apa, kita akan mulai merasa tidak fokus, mudah lelah, atau cranky.

Anak-anak saya di rumah biasa mulai ribut, mudah tersinggung satu sama lain, sehingga terjadi debat dengan masalah kecil, seperti rebutan mainan. Tapi begitu snack time dan mereka merasa cukup terpenuhi hasrat laparnya, kembali kondusif deh, hehehe. Saya juga kalau di jam-jam sore suka ngantuk, biasa ikutan anak-anak snack time jadi lebih semangat.

Lalu cemilan sehat apa yang bisa ibu sediakan di rumah?

July 05, 2022 31 komentar

 

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya, kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, dan doa anak yang sholeh, (HR Muslim).

Masyaallah, membacanya hati ini terasa gerimis. Kalaulah kita tidak memiliki kepandaian atau ilmu yang bermanfaat, yang akan tersebar luas dan pahalanya menyelamatkan kita dari api neraka. Maka usahakan kita memiliki anak yang soleh maupun soleha, yang senantiasa mendoakan di kala kita hidup dan tiada. Karena doa anak yang soleh maupun soleha akan terus mengalir meski kita sudah di alam kubur, aamiin allahumma aamiin.



Lalu bagaimana agar memiliki anak yang soleh dan soleha? Mencontohkan hal-hal yang baik sejak dini atau menanamkan nilai-nilai kebaikan di tengah keluarga, memberikan bekal pendidikan agama. Pendidikan agama dimulai dari menjalankan kewajiban beragam, hingga memasukkan anak ke tempat pendidikan yang islami, seperti pesantren.

Namun memilih pesantren jangan asal pilih, karena kini banyak bertumbuh pesantren, kita  harus teliti agar anak-anak dapat menempuh pendidikan agama dan umum dengan baik. Jadi pendidikan agama dan umumnya berjalan seimbang, salah satu pondok pesantren terbaik yang bisa dipilih adalah Raudhatul Ihsan.

Yuk, kita kenalan dulu dengan Pondok Pesantren Raudhatul Ihsan. Kebetulan berapa hari lalu saya berkesempatan berkunjung ke Pondok Pesantren Raudhatul Ihsan yang  berada di Jalan Tebet Barat 7, Jakarta Selatan. Berikut ceritanya, semoga member manfaat bagi yang sedang mencari pondok pesantren bagi putra-putrinya.

July 02, 2022 24 komentar

 

Saya pernah mengikuti sebuah talkshow financial planner, bahwa fase terberat financial ketika seseorang memasuki usia 40 tahun ke atas. Ketika itu usia saya belum 40 tahun, dan menganggap bahwa pembahasan tentang fase sulit dalam keuangan di usia 40 tahun sepintas saja. Ternyata ketika usia saya mencapai fase itu, benar adanya. Mengapa?



Jangan Abaikan Sandwich Generation

Karena ternyata ketika usia seseorang memasuki 40 tahun, mereka harus menanggung kebutuhan anak-anak yang sudah mulai dewasa tapi masih memerlukan dukungan finansial, sementara di lain pihak mereka mulai mengurus orangtua yang sudah lanjut usia. Kondisi ini disebut sebagai sandwich generation, dan nyata saya alami.

Ketika usia saya dan suami memasuki usia 40 tahun , anak-anak mulai menuju dewasa tapi masih menempuh pendidikan yang biayanya tidak sedikit, termasuk kebutuhan pribadi anak-anak yang semakin bertambah usia semakin beragam. Sementara orangtua saya dan suami dalam kondisi sudah semakin menua, membutuhkan banyak hal yang mau tidak mau adalah kewajiban kita sebagai anaknya.

Sebenarnya sandwich generation ini disebabkan karena kurang mampu atau  tidak memperhatikan pengelolaan keuangan di masa sebelumnya, gagal dalam menyiapkan finansial di masa tua baik orangtua dan juga anak. Berangkat dari Prudential memperluas akses perlindungan bagi keluarga Indonesia melalui kampanye #MadeforEveryFamily.

June 30, 2022 14 komentar

 

Meski hampir 4 tahun berlalu, masih teringat begitu nyata saat saya hamil Binar. Saat itu usia saya memasuki kepala empat alias 40 tahun. Meski secara fisik dan psikis saya sehat-sehat saja, tidak ada keluhan yang  berarti tapi mengingat usia sudah tidak muda lagi. Di mana secara medis dokter kandungan pun tidak menyarankan hamil di usia 40an, hati saya berdebar.

Hamil di Usia Empat Puluh Tahun

Saat saya hamil Binar

Berdebar antara bahagia diberi kepercayaan hamil lagi, dan berdebar karena cemas. Akankah saya hamil kali ini baik-baik saja? Maka ketika pada awal kehamilan, saya langsung konsultasi ke dokter kandungan langganan, diskusi dan juga browsing berbagai artikel kehamilan di usia rawan. Beragam pendapat secara medis membuat perasaan ini campur aduk.

Menurut artikel yang saya baca, kehamilan di usia 40 tahun dapat terjadi berbagai kemungkinan, seperti kemungkinan terjadinya tekanan darah tinggi, preeklamsia, sampai kelahiran premature dan resiko melahirkan anak dengan cacat. Pokoknya kompleks sekali resiko kehamilan di usia 40 tahun.

Namun cerita pengalaman beberapa teman yang melahirkan di usia kepala empat lebih dengan kelahiran sehat, hingga ibu dan anak kondisinya baik-baik saja. Serta dukungan dokter kandungan, membuat saya yakin menjalani kehamilan waktu itu. Bahkan merasa bahagia bisa mengandung anak ke lima di usia jelang 40 tahun.

Jadi memang tumbuh kembang si kecil berawal dari Bunda yang sehat, karena kualitas hidup manusia ditentukan sejak awal janin bertumbuh di dalam kandungan seorang ibu, yaitu di masa 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Untuk itu penting bagi ibu untuk memperhatikan asupan nutrisi demi mendukung kesehatan ibu dan perkembangan buah hati dalam kandungan. Berbekal pengertian ini saya pun bertekad menjalani kehamilan dengan sehat.

June 29, 2022 21 komentar
Newer Posts
Older Posts

Followers

Featured Post

Me Time Ala Ibu Rumah Tangga Bersama Dr Teal’s

Sebelum saya curhat panjang lebar, boleh dong tanya, apakah kalian sudah mengenal serangkaian produk Dr Teal’s?  Sebenarnya sih kalau meli...

About Me


Just Married


Tentang Aku

Tentang Eni Martini

Tentang DUNIAENI

Read More

Follow Us

Community Blogger

ConnectingMamaCommunity
MOM Bloggers. Community
Blogger Perempuan, Network
Blogger Croni,
Kumpulan Emak Blogger Indonesia
Indonesia Hijab Blogger
Warung Blogger
Hijab Influencers Blogger Indonesia

Created with by ThemeXpose