Duniaeni Blogger

linkedin facebook twitter pinterest instagram youtube
  • Home
  • About
  • Recognition
  • Disclosure
  • Contact
  • Log

 


Selama pandemi ini banyak keterbatasan untuk berpergian, berkumpul, dan segala hal yang menyenangkan diri. Sebagai manusia yang fitrahnya bersosialisasi, sudah tentu hal ini memberi dampak psikologis tersendiri. Rasa jenuh, rasa cemas, rasa capek yang bertumpuk bisa menjadi boomerang. Efek buruknya diantaranya emosi yang jadi sulit terkontrol, sulit memiliki ide baru, sehingga menjadi penurunan prestasi kerja.

Tapi namanya manusia akan memiliki rasa kreativitas meski dalam kondisi tertekan dan terbatas. Lihat deh, sejak pandemi ini bermunculan aneka kreativitas yang patut diacungkan jempol, Beberapa diantaranya maraknya bisnis kuliner via online, bermunculan pembisnis herbal yang bermanfaat untuk menjaga daya tahan imun, salah satu contohnya tetangga saya yang berjualan aneka minuman herbal dari kunyit, jahe, dan lain-lain. Tidak ketinggalan satu lagi yang hits, hobby menanam.

Bahkan karena hitsnya beragam tanaman yang semula hanya tumbuh liar menjadi begitu berharga. Meski tidak hobby menanam atau tanaman, kalian pasti tidak asing dengan tanaman Janda Bolong yang merupakan suku Araceae atau sejenis talas-talasan, yang harganya tetiba meroket di tengah pandemi ini. Padahal saya ingat banget, dulu Janda Bolong banyak ditanam masyarakat di teras depan, merambat membuat suasana rumah adem. Harganya tentu saja murah.

Tidak hanya tanaman hias Janda Bolong yang hits dan harganya meroket, sekarang semua jenis keladi pun jadi ikutan naik kelas. Tanaman keladi yang memiliki beragam corak unik dan cantik ini biasanya banyak ditemukan di kebun-kebun yang lembab, tumbuh secara liar dan nyaris tidak dipandang. Kini menjadi tanaman hias yang mempesona, dan harganya cukup terjangkau loh.

January 06, 2021 2 komentar

 


Setuju nggak sih, kalau urusan memilih popok bayi sekali pakai ini bisa jadi bikin pusing? Karena popok merupakan kebutuhan dasar bayi, dan berperan meringankan pekerjaan seorang ibu yang memiliki bayi. Bayangkah, kalau tidak menggunakan popok bayi sekali pakai, saya harus mencuci tumpukan pakaian bayi yang terkena pipis dan kotorannya. Terlebih ritme buang air kecil dan buang air besar bayi lebih sering.

Saya pernah mengalami ketika kehabisan popok sekali pakai, dan harus mencuci satu bak besar pakaian Si Kecil. Sementara mengurus bayi atau Si Kecil sangat menguras tenaga. Terlebih saya tidak memiliki asisten rumah tangga, jadilah hari itu begitu menguras tenaga dan waktu. Makanya sejak anak pertama hingga ke lima ini saya menggunakan popok bayi sekali pakai sampai Si Kecil lulus toilet training.

December 30, 2020 No komentar

 

Review MUGU

Percaya gak, meski tahap MPASI menguras energi, tapi itu merupakan tahap yang sebenarnya ditunggu-tunggu para ibu loh. Karena pada tahap ini kita bisa eksplore banyak makanan untuk diberikan kepada Si kecil, juga rasa penasaran kira-kira makanan apa yang disukai Si kecil. Apalagi sekarang metode MPASI yang diterapkan WHO mengenalkan semua jenis makanan padat pada Si Kecil begitu memasuki usia 6 bulan.

Tidak bertahap seperti dulu. Si Kecil begitu sudah bisa dikenalkan makanan padat pendamping ASI, kini bisa langsung diberikan olahan daging, ikan, sayur mayur, dan lain-lain, yang lebih dikenal dengan menu 4 Bintang yakni karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayur mayur, ditambah lemak dari santan, atau minyak. Untuk camilannya juga bisa beragam, sehingga kita bisa mengolah banyak jenis makanan untuk Si Kecil. Ini rutinitas yang menyenangkan, apalagi buat ibu baru.

Selain itu, kita bisa shopping atau koleksi peralatan MPASI yang lucu-lucu, hehehe.  Saya selalu hunting beberapa merek peralatan MPASi untuk mencari kelebihannya. Paling senang sih, mencari model yang lucu, sampai warna-warna yang sesuai dengan jenis kelamin Si kecil.Untuk anak laki-laki biasa saya koleksi peralatan MPASI dominan warna biru, kalau perempuan warnanya lebih banyak deh. Bisa ungu, peach, pink, kuning, pokoknya yang soft.

Apalagi peralatan MPASI semakin kekinian semakin berinovasi, beda banget dengan masa-masa MPASI anak pertama saya. Dulu koleksinya tidak sebanyak, dan secanggih sekarang. Ibu-ibu pasti pernah mengalami mangkuk anak tumpah karena polah Si Kecil saat makan sendiri di meja makan, atau Si Kecil sengaja menumpahkan makanan satu mangkuk ke wajahnya. Asli, ini kocak banget tapi nyata anak-anak tuh suka banget berulah ajaib dengan segala hal.

December 27, 2020 13 komentar


Sejak pandemi Covid 19 kehidupan mengalami perubahan besar, tidak hanya kondisi perekonomian, tapi juga kondisi kesehatan yang berimbas rasa cemas berlebihan. Bagaimana tidak cemas, tiap hari keluar dari rumah dibayang-bayangi Virus Covid 19. Virus yang tidak terlihat dan bisa mengancam siapa saja.
  Terutama para manula, anak-anak, dan orang dengan kondisi tubuh yang memiliki penyakit bawaan seperti kanker, jantung, diabetes.

Saya termasuk yang memiliki kecemasan setiap akan beraktivitas di luar seperti ke warung, ke mini market, naik transportasi umum, dan lain-lain. Pokoknya aktivitas yang berada di luar rumah, dan berinteraksi dengan banyak orang. Bahkan pernah saya harus ke bank, dimana saat itu banyak nasabah, meski sesuai prosedur protokol kesehatan dengan memakai masker, jaga jarak, rasanya tetap tidak nyaman.

Karena beberapa cerita banyak yang terpapar Covid 19, meski sudah mengikuti protokol kesehatan. Mungkin tanpa sengaja meski memakai masker, tangan yang belum dicuci bersih dengan sabun atau hand sanitizer tanpa sengaja menyentuh area mata, area mulut. Cara penggunaan masker yang tidak tepat, seperti tidak menutup area lubang hidung, atau memegang area umum yang kebetulan terpapar virus Covid 19, lalu pulang tidak segera membersihkan diri, dan lain sebagainya.

December 27, 2020 12 komentar


Jika menghitung dari kalender, maka hampir sepuluh bulan saya, tepatnya saya sekeluarga, beraktivitas di rumah saja. Melsayakan semua kegiatan mulai dari belanja, nonton, belajar, bekerja, silaturahmi, dan lainnya. Suatu aktivitas yang sebelumnya tidak pernah dibayangkan sama sekali. Sejak pandemi Covid-19 ini, semua aktivitas di luar rumah dipindahkan menjadi online. Alhasil, tuntutan internet untuk di rumah juga gede. Harus pinter-pinter memilih internet untuk di rumah dengan tepat.

Percaya deh, internet yang tidak mendukung aktivitas itu membuat runyam. Dan ini saya alami. Provider yang saya pakai terlalu banyak syarat dan ketentuan. Misal, kuota internet provider ini memang bisa dipakai semua jaringan, tapi ternyata waktunya dibagi-bagi alias tidak bisa di semua jaringan selama 24 jam.

Kemudian, katanya memiliki banyak paket hemat, tapi tenyata begitu saya gunakan, sinyalnya menuntut banyak kesabaran. Serius, hanya untuk mengisi form harus memakan waktu lama. Sinyal tersendat membuat sulit mengetik huruf-huruf, sulit browsing untuk bahan kerjaan saya dan suami.


Anak-anak yang belajar daring pun mengalami kesulitan, seperti saat virtual meet dengan guru kerap putus nyambung sehingga apa yang dijelaskan guru tidak bisa ditangkap dengan lengkap. Begitupun saat akan membuka dokumen berisi materi pembelajaran, sulit sekali dibuka. Proses belajar seperti ini membuat anak-anak semakin tertekan, yang memberi efek malas belajar. Apalagi mereka akan ujian semester ganjil, ambyar kalau tidak segera mengambil keputusan soal internet ini.

Percuma juga kan, banyak paket hemat kalau ternyata tidak bisa untuk beraktivitas maksimal. Banyak waktu terbuang untuk menunggu proses sinyal berjalan lancar, banyak membuang energi emosi karena pekerjaan tidak selesai. Bahkan anak saya yang nomor dua sampai menangis karena terlambat masuk virtual meet akibat sinyalnya putus nyambung yang berujung kena tegur guru, dan dapat nilai minus.

Selain itu, kegiatan saya mencari hiburan keluarga, seperti streaming video dan musik , atau main game juga jadi terhambat. Karena efek koneksi sering terputus. Untuk menonton film sangat memakan waktu. Itu pun tidak tuntas, karena adegan terpending-pending karena koneksi. Kalau begini bukannya terhibur, malah jadi pemicu stres kan. Secara di rumah saja, hiburan nonton, dengerin musik, dan main game seharusnya dapat mengurangi rasa jenuh.

December 25, 2020 21 komentar

 

Wahai para Ibu, pernah mengalami ketika Si Kecil menangis, tidak mau diam, atau uring-uringan, jadi diam dan tenang begitu kita sentuh dengan lembut?


Putri kecil saya, Binar (2 tahun), berapa hari yang lalu rewel terus. Karena bahasanya belum begitu jelas, kadang saya tidak memahami keinginannya. Semakin tidak memahami, dan terus bertanya, biasanya Binar akan semakin rewel. Meski sudah saya bujuk melihat tanaman di depan rumah, mengeluarkan koleksi mainannya, sampai rayuan akan mengajaknya jalan-jalan melihat hewan-hewan kesukaannya, Binar tetap tidak mau diam.

Serius, saat lelah rasanya putus asa menghadapi anak rewel. Apalagi ketika tangisnya semakin kencang sambil meracau dengan bahasa yang benar-benar gagal diterjemahkan. Sampai akhirnya karena lelah, saya memeluknya lembut, dan menyentuh kepalanya, punggungnya, sambil menenangkannya dengan kata-kata pujian. “Binar cantik, Binar soleha, anak kesayangan ibu...”  

December 18, 2020 14 komentar

Hamil di usia 40 tahun

Banyak wanita yang mengalami rasa kawatir ketika mengetahui dirinya hamil di usia 40 tahun. Tidak hanya wanita itu sendiri, tetapi para tenaga medis pun memiliki rasa kawatir ketika harus menangani wanita hamil di usia 40 tahun. Saya masih ingat  betul, ketika akan memeriksakan kandungan saat hamil anak ketiga, dimana ada seorang wanita berusia sekitar 40 tahun tengah memeriksakan kehamilannya juga.

Kami satu ruangan, saya di periksa oleh seorang bidan muda, dan wanita itu diperiksa oleh seorang bidan berusia paruh baya. Terlihat wajah wanita itu pucat ketika dinyatakan positif, mungkin kehamilannya diluar dugaan dan keinginannya. Terlebih bidan yang tengah memeriksanya memberikan banyak sekali ultimatum yang membuatnya pias. Sungguh, saat itu saya pun merasakan apa yang dikatakan tenaga medis tersebut sangat tidak mengenakan. Meski memang hamil di usia 40 tahun cukup riskan. Mengapa riskan?

December 13, 2020 16 komentar
Newer Posts
Older Posts

Followers

Featured Post

Me Time Ala Ibu Rumah Tangga Bersama Dr Teal’s

Sebelum saya curhat panjang lebar, boleh dong tanya, apakah kalian sudah mengenal serangkaian produk Dr Teal’s?  Sebenarnya sih kalau meli...

About Me


Just Married


Tentang Aku

Tentang Eni Martini

Tentang DUNIAENI

Read More

Follow Us

Community Blogger

ConnectingMamaCommunity
MOM Bloggers. Community
Blogger Perempuan, Network
Blogger Croni,
Kumpulan Emak Blogger Indonesia
Indonesia Hijab Blogger
Warung Blogger
Hijab Influencers Blogger Indonesia

Created with by ThemeXpose