Duniaeni Blogger

linkedin facebook twitter pinterest instagram youtube
  • Home
  • About
  • Recognition
  • Disclosure
  • Contact
  • Log


Awal MPasi Langsung Beri MPasi 4 Bintang

Berjumpa lagi dengan saya dalam tulisan tentang MPasi, setelah hampir 5 tahun  berlalu, hehehe. Selesai dari MPasi Pendar, sekarang MPasi adiknya Pendar yaitu Binar (6 bulan). Bergulat lagi dengan segala hal mulai dari mempersiapkan alatnya, bahan-bahannya, hingga meracik dan mengolah menunya yang kadang bikin pusing kepala setiap bangun tidur.

Karena MPasi panduan WHO saat ini tidak lagi menganjurkan MPasi Menu Tunggal, jadi langsung begitu bayi masuk tahap MPasi disajikan MPasi 4 Bintang. Menu Tunggal yang hanya mengenalkan bayi pada satu jenis makanan saja seperti misalnya alpukat, ikan, jagung, diberikan satu jenis setiap harinya selama 14 hari, ini dikawatirkan akan membuat banyak ketinggalan nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi dalam pertumbuhannya.



Perkembangan bayi  itu berbeda dengan orang dewasa, setiap harinya sangat pesat dan sangat berharga. Maka menu lengkap dengan kandungan karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayur, dan lemak atau disingkat 4 Bintang harus disajikan langsung. Sementara buah-buahan tidak lagi termasuk sebagai makanan, tetapi masuk dalam kategori cemilan yang masuk dalam lingkaran mikronutrient, Bu-Ibu.

Kalau dulu awal MPasi dengan santai sarapan kita kasih pisang ambon dikerok, makan siang wortel kukus diparut, dan sore alpukat dilumatkan. Itu semua terhitung bayi hanya makan cemilan, bukan makanan pokok yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya. Apalagi nih, perkembangan otak yang maha penting itu dibentuk dari protein dan lemak yang merupakan makronutrient.
May 04, 2019 1 komentar


Apakah Si Kecil tidak suka konsumsi buah meski sudah diolah atau dikreasikan dalam berbagai resep Mpasi yang menarik?

Si kecil tidak suka buah dan sayur hingga besar

Kebetulan anak ke dua saya, Pijar, dulu ketika melewati tahap Mpasi paling sulit mengasup buah. Hal ini bikin jengkel dan sedih karena sudah capek-capek menghaluskan buah, apalagi ada jenis buah yang harus dikukus dulu seperti apel, pir, lalu dihaluskan. Tetapi Si Kecil  justru menolak dengan GTM (gerakan tutup mulut) atau melepehnya.

Pijar ketika usia 7 bulan
Kadang saya mengolah buah dengan variasi agar Pijar mau mengkonsumsinya, buah dihaluskan dengan toping susu, buah yang memiliki rasa asam dicampur dengan buah yang manis, misalnya buah pisang diberi sari buah jeruk. Namun karena sering ditolak, akhirnya saya jadi malas membuat Mpasi dengan buah. Akibatnya?

Ketika Pijar tumbuh besar dia sangat memilih buah untuk dikonsumsinya, entah mengapa selain tidak suka buah jadi imbas ke sayur. Pijar juga tidak suka konsumsi sayur-mayur, tubuhnya tidak sesegar kakak dan adiknya yang doyan mengkonsumsi buah dan sayur. Kadang saya berpikir, apakah sudah terlambat membuat Pijar menyukai buah dan sayur?

Saya pernah konsultasi dengan ahli ksehatan anak, katanya anak-anak tidak boleh melewati fase Mpasi dengan gagal, dalam arti gagal kita kenalkan jenis-jenis makanan: karbohidrat, protein hewani, protein nabati, vitamin. Jadi segala jenis makanan, termasuk buah dan sayur itu harus dikenalkan sedini mungkin, yakni ketika tahap awal anak mengenal makanan padat atau Mpasi.

Ibu tidak boleh putus asa ketika Si Kecil awal-awal menolak, karena Si Kecil butuh adaptasi ketika harus mencoba aneka jenis makanan, selain ASI atau susu. Berarti ketika Pijar melewati tahap Mpasi saya sudah gagal dalam mengenalkan dia buah dan sayur, sehingga efeknya imbas sampai dia tumbuh besar.


Si kecil sejak dini harus makan buah
Padahal Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun sangat menganjurkan anak balita dan anak usia sekolah untuk mengonsumsi sayur dan buah sebanyak kurang lebih 300-400 gram per orang per hari. Ini sampai anak remaja dan dewasa loh. Lalu bagaimana solusi para ibu yang memiliki anak seperti Pijar?
May 18, 2018 7 komentar

Ada Apa Dengan Pencernaan Si Kecil?

Asupan Makanan&Minuman Yang Bertahap dari 0 bulan hingga MPasi

Sering sekali kita mendengar atau membaca peraturan untuk asupan si kecil dari mulai lahir, mengenal MPasi hingga tahap berkembangan berikutnya. Selalu ada peraturan dan larangan, seperti berilah ASI eksklusif hingga 6 bulan, kenali MPasi bertahap. Tahap MPasi baik secara tekstur, kandungan bahan-bahannya, misalnya gula garam harus diberikan saat bayi sudah menginjak usia di atas 12 bulan.

Tekturnya makanan pun bertahap dari sangat halus, bertektur hingga padat. Tingkat kematangannya harus pas, baik itu sayur atau daging. Tidak hanya itu saja, bahkan asupan lain seperti madu saja yang dipercaya sangat berkhasiat,  tetap memiliki aturan pakai. Madu tidak boleh diberikan pada anak di bawah usia 1 tahun, terutama pada bayi yang baru lahir.

Mengapa ketika anak masih bayi hingga memasuki tahap usia 1 tahun dalam asupan sangat banyak aturan ini dan itu?

Mungkin seperti itu pertanyaan para ibu, dan banyak di masyarakat ibu yang tidak mengindahkan aturan dengan pertimbangan subyektifitas maupun dukungan sekitar, seperti memberikan madu pada bayi, memberi perasa (baik gulgar maupun perisa) ke MPasi, dan sebagainya.

"Ah, gak apa-apa bukan bahan berbahaya. Toh, bayinya kuat."
"Kita tidak perlu saklek-saklek banget, sok sesuai aturan, yang penting anak kita sehat dan doyan makan."
"Buktinya anak-anak tetangga, anak saudaraku, sehat-sehat saja."
Percakapan-percakapan seperti itu sudah menjadi hal biasa di masyarakat, bahkan ketika saya melewati masa-masa menyusui, memberi MPasi untuk anak-anak saya, lingkungan sekitar kerap memberi berbagai masukan serupa. Termasuk kecuekan orangtua yang memberi batita makanan dengan perasa, pengawet.

Sekali lagi, mengapa makanan dan minuman pada bayi hingga batita sangat banyak peraturan?



Saya pun dulu tidak mengerti secara detil, yang saya tahu bayi baru lahir usahakan dengan ASI eksklusif karena pencernaannya masih tahap mencerna, butuh asupan yang benar-benar mendukung. Memberikan MPasi bertahap juga untuk belajar pada sistem pencernaannya menerima bahan makanan padat, begitu juga tentang gula garam, perisa, pengawet.

Sementara madu mengandung spora yang apabila diasup anak di bawah usia 1 tahun tidak kuat atau alergi akan menyebabkan efek yang berbahaya. Memang tidak banyak terjadi efek itu di masyarakat, tetapi buat jaga-jaga tetap sebaiknya berikan madu setelah anak usia satu tahun. Berdasarkan pengetahuan itu saya mencoba menjalani, toh untungnya anak-anak juga.

Namun penjelasan tiga dokter yang memang dibidangnya pada acara Gathering Blogger dan Friso tanggal 29 November 2017 di Kembang Kencur membuka mata saya: MENGAPA KESEHATAN PENCERNAAN SI KECIL BEGITU PENTING.

So, Mums, kalian layak banget membaca ulasan artikel ini. Aseli, saya pun yang berusaha memberikan asupan terbaik buat anak-anak sesuai dengan teori yang pernah saya baca, tetap merasa masih bodoh dan ada saja kesalahan yang saya lakukan, ada saja kekurangan yang saya miliki untuk anak-anak. Seorang ibu yang baik adalah ibu yang selalu membutuhkan ilmu dan belajar.
December 05, 2017 120 komentar
Kapan Mpasi Di Berikan?
Kali ini saya akan kembali mengulas tentang Mpasi. Kebetulan di blog duniaeni.com memang cukup banyak mengulas Mpasi putra bungsu saya, Pendar, yang kini sudah berusia 25 bulan. Sudah lewat Mpasi ya, sudah menikmati makan bersama keluarga besar, tapi tetap dengan porsi sesuai usianya.

Mengulas soal Mpasi, sebenarnya kapan sih Mpasi itu bisa diberikan? Tentu semua ibu sudah tahu, pada usia 6 bulan atau kalau dalam versi Mpasi panduan WHO yang lagi ngeboom saat ini, bayi berusia 180 hari sudah siap menerima Mpasi. Sebab pada tahap usia ini, ASI saja sudah tidak cukup memenuhi kebutuhan energi, zat besi, bagi si kecil.

Baca: Apa itu Mpasi Panduan WHO

WHO Memang merekomendasikan, standart emas makanan bayi setelah memperoleh kesempatan IMD (inisiasi menyusui dini) dan ASI eksklusif selama 6 bulan, lalu memberikan MPAsi atau makanan pendamping ASI untuk melengkapi kebutuhan energi, zat besi, zinc, vitamin A dan mikronutrien lainnya.

January 15, 2017 4 komentar


Jika anak yang tidak suka makan sayuran kerap membuat orang tua jadi resah, terutama para ibu. Karena sayur memiliki kandungan serat, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang anak. Selain itu, nutrisi yang digantikan dari sayuran tentu tidak bisa digantikan secara sempurna oleh suplemen apa pun, ya Moms.

Sebetulnya tidak sulit loh, mengajak anak untuk tertarik makan sayuran. Kita bisa menyiasati anak yang sulit makan sayur dengan cara cerdas yang mudah berikut ini:

  • Tawarkan Anak pada Saat Benar-Benar Lapar
Biasanya sepulang sekolah anak-anak akan merasa sangat lapar karena berbagai aktifitas di sekolah, sehingga saat tersebut merupakan waktu yang tepat untuk menyiapkan makanan berbahan dasar sayur. Siapkan di meja makan sebelum anak pulang supaya anak bisa segera menyantap makanan tersebut.
  • Cobalah dengan Berbagai Jenis Sayuran
Bila anak tidak menyukai sayur bayam atau sawi, belum tentu itu berarti anak tidak menyukai sayur apa pun. Cobalah menawarkan segala jenis sayur pada anak, mula dari sayuran hijau, keluarga polong-polongan, hinga ragam jenis sayuran lainnya. Siapa tahu nanti anak-anak akan tertarik dengan jenis sayuran lain yang kita tawarkan. Jadi sayuran yang ditawarkan tidak seputar itu dan itu saja ya, Moms.
  • Mengkreasikan dengan Makanan Favorit Si Kecil
Si kecil suka makan ayam atau daging?
Nah, mari kita siasati hal tersebut untuk menyisipkan sayuran dalam makanan kesukaannya. Ibu bisa membuat nugget dengan campuran sayur, spaghetti, omlet, dan aneka jenis makanan lain. Usahakan agar potongan sayurnya tidak terlalu besar. Agar si kecil tidak menyadari bahwa ia sedang menyantap sayuran dalam makanan kesukaannya.
June 28, 2016 No komentar
Pendar 19 bulan
Hallo Moms, lama banget ya saya gak ngebahas soal si kecil Pendar. Baik itu soal Mpasi, pertumbuhannya, dll... efek Emak yang sok sibuk nih hehehe. Alhamdullilah, 17 Juni 2016 kemarin Pendar sudah 19 bulan...duh, ga terasa bayi gembul itu sudah bertumbuh menjadi bujang kecil yang sok gaya.

Bicaranya sih belum lancar, Moms. Masih seputar memanggil Ayah-Ibu-Mba-Babang, lalu tambah kosa kata baru: Bis (habis), Daah (sudah), Mim (minum), Mauuu, Ntit (sakit), Tuh (di situ), Mami (kalau lagi iseng manggil saya, Mami...heheheeh), Mooo (sapi), Fish (Ikan), beee (Spyder). Lucu-lucu ya, kosa-katanya ^_^

Kalau soal akal, motorik kasarnya..ampuuun, harus hati-hati ini. Pernah tahu-tahu dia  mendorong galon ada airnya (digeser-geser gitu) sampai di bawah kran dispenser dan...dipanjat, habislah lantai penuh genangan air aqua, Emaknya cuma nahan kejer. Eh, ada juga tuh kisah sprei saya yang dilipstikin, mana lipstik mate baru beli...potek-potek alias patah-patah, patah juga dah hati saya.

Pendar pun kini sudah bisa membuka pintu kulkas yang freezer padahal dibagian atas dan lumayan tinggi, dia tertarik banget karena ada aneka camilan kedua kakaknya disana: ice cream, yogurt, dll (kakaknya ini snack aja seneng disimpan di freezer-bukan apa-apa biar aman dari jangkuan Pendar hehehe). Untungnya, dia baru bisa ngebuka (dengan jinjit) tapi belum bisa atau belum sampai menjangkau ke dalamnya hehehehe. Cuma kan, bahaya kalau ga diperhatiin itu pintu kulkas ngablak terus huhuhu, rusak dah lama-lama.
June 23, 2016 No komentar
Newer Posts
Older Posts

Followers

Featured Post

Me Time Ala Ibu Rumah Tangga Bersama Dr Teal’s

Sebelum saya curhat panjang lebar, boleh dong tanya, apakah kalian sudah mengenal serangkaian produk Dr Teal’s?  Sebenarnya sih kalau meli...

About Me


Just Married


Tentang Aku

Tentang Eni Martini

Tentang DUNIAENI

Read More

Follow Us

Community Blogger

ConnectingMamaCommunity
MOM Bloggers. Community
Blogger Perempuan, Network
Blogger Croni,
Kumpulan Emak Blogger Indonesia
Indonesia Hijab Blogger
Warung Blogger
Hijab Influencers Blogger Indonesia

Created with by ThemeXpose