Kisah
Alergi Batita Temanku
"Wah, Pendar jauh
lebih gede dari anakku ya, mereka padahal pantaran."
"Setiap anak kan,
memang pertumbuhannya berbeda, Bun." Hibur saya ketika seorang teman yang
memiliki batita seusia Pendar mengeluhkan pertumbuhan anaknya. Kebetulan juga
anaknya perempuan, dan Pendar laki-laki, saya pikir pertumbuhan anak laki-laki
dan perempuan pasti berbeda. Hal ini pernah saya baca di buku imunisasi dan
posyandu atau bisa juga karena keturunan dari orangtua masing-masing itu sangat
mempengaruhi, selain nutrisi.
"Bukan karena
setiap anak berbeda-beda, Bu Eni, tapi karena anakku menderita alergi. Lihat
ini kulitnya bisul-bisul di wajah, tangan, karena makan telur." kata teman
saya, "Bukan hanya telur, tapi juga udang, ayam, karbohidrat dari nasi,
dan banyak lagi."
"Serius? Terus
makannya apa?"
"Ubi, kentang,
singkong, jagung, pokoknya sangat terbatas makanya anakku tidak sebesar Pendar
meski usianya lebih tua."
"Aduh, kalau semua
serba menyebabkan alergi kasian ya, terus susunya apa?"
"Anakku sudah
sapih ASI, harusnya nyambung susu tapi karena alergi jadi tidak minum
susu."
Jangan abaikan nutrisi si kecil! |
Sedih sekali mendengar
cerita teman saya itu, selain anaknya tidak tumbuh dengan pesat, juga mudah
kena batuk pilek karena daya tahan tubuhnya lemah. Saya yakin ini karena
asupannya sangat terbatas, nutrisi yang dibutuhkan tidak diasup dengan baik
atau malah tidak diasup sama sekali. Padahal usia tiga tahun termasuk masa golden age atau 1000 hari pertama sejak
kelahiran yang tidak dapat terulang lagi.
Betapa besarnya hal-hal
berharga terlewati begitu saja hanya karena alergi. Mungkin seharusnya teman
saya konsultasi dokter yang benar-benar memahami alergi, tidak sekedar menebak
ketika si kecil mengalami ruam atau bisul karena alergi. Bisa jadi itu
disebabkan hal lain, bukan makanan yang diasupnya. Atau jika benar itu karena
efek dari makanan yang diasupnya, dengan konsultasi dokter yang benar bisa
memberi pencerahan bagaimana agar nutrisi si kecil tidak hilang begitu saja
gara-gara si alergi.
Sungguh, saya sedih dan
gemas. Melihat anak teman saya yang berusia tiga tahun terlihat ringkih, mudah sakit, dan makanan atau minuman yang
masuk ke tubuhnya sangat terbatas sekali. Seharusnya banyak nutrisi bagus masuk
ke tubuhnya, membantu tahap-tahap perkembangan dan pertumbuhannya, baik fisik
maupun untuk mentalnya.