Duniaeni Blogger

linkedin facebook twitter pinterest instagram youtube
  • Home
  • About
  • Recognition
  • Disclosure
  • Contact
  • Log


Pandemi Covid 19 di Indonesia berjalan hampir satu tahun, kondisi saat ini tidak hanya masih banyak masyarakat yang terpapar Covid 19, tapi juga kondisi perekonomian masih tidak stabil. Karena imbas dari pandemi ini banyak pekerja yang dirumahkan, gaji yang hanya dibayarkan separuh, sementara bagi pelaku bisnis banyak yang mengalami penurunan penjualan secara dratis. Secara garis besar ekonomi masyarakat mengalami krisis.



Tentu saja menghadapi ekonomi seperti ini tidak boleh pasrah atau menyerah, terlebih kondisi pandemi belum tahu akan berakhir kapan. Sementara roda kehidupan terus berjalan, meski kegiatan saat ini banyak dilakukan di rumah, namuan kebutuhan sehari-hari, pembayaran sekolah, pembayaran ini-itu, termasuk budget untuk menjalankan pola hidup sehat selama pandemi. Seperti suplemen, perlengkapan kesehatan masker, handsanitizer, dan lain-lain, membutuhkan pengeluaran yang tidak sedikit.

Untuk itu dibutuhkan ide bisnis agar bisa tetap survive di masa ini. Bisnis yang bisa tetap berjalan meski kondisi ekonomi sedang tidak stabil, dan daya beli masyarakat tidak sekuat dulu. Bisnis tersebut merupakan kebutuhan prioritas yang sedang dicari atau dibutuhkan di masa pandemi. Sehingga masyarakat akan tetap membeli, atau menyisihkan budget meskipun kondisi ekonominya tidak stabil.

Membaca kebutuhan pasar ketika akan berbisnis ini memang sangat penting, agar bisnis yang kita jalankan tidak sia-sia, dan bisa berkembang menjadi penghasilan tambahan atau bahkan menjadi penghasilan utama. Banyak loh, pelaku bisnis baru yang mendulang sukses di saat pandemi ini, karena bisnis yang dijalankan memang produk yang dibutuhkan masyarakat.

January 10, 2021 4 komentar


Suatu hari saya membaca status di media sosial yang menceritakan, bagaimana seorang anak kecil melakukan swab test dengan dipegangin kedua orangtuanya. Tenaga medis yang melakukan tugasnya sampai kesulitan kerena anak berusia sekitar 5 tahun itu menangis, dan memberotak keras. Akibat dari peristiwa itu membuat antrian bertambah panjang, karena jadi membutuhkan waktu lebih lama agar proses swab test berjalan dengan baik.

sumber foto: Unplash

Memang jika melihat proses swab test yakni hidung dimasukkan alat swab test yang  menyerupai cotton bud  bertangkai panjang, diputar-putar hingga mencapai bagian belakang hidung untuk mengambil sampel lendir hidung, sebagai orang dewasa saja saya takut. Kadang membayangkan akan terasa lebih takut, ketimbang melakukan langsung atau menjalani prosesnya.

Makanya wajar saja kalau anak-anak jadi takut, dan panik begitu diswab test. Menurut cerita teman saya yang pernah diswab test karena prosedur kantormya, sebenarnya meski terasa sakit tapi prosesnya sangat cepat sekali. Alat menyerupai cutton bud itu akan masuk ke lubang hidung hanya sekitar 10 hingga 15 detik saja, dan tidak terlalu terasa menyakitkan bila dilakukan dengan relaks.

Mungkin seorang anak yang diceritakan dalam status di media sosial itu dalam keadaan tegang dan panik, sehingga saat alat swab test memasuki lubang hidungnya terasa menyakitkan sekali. Ditambah orang-orang disekelilingnya yang menunggu antria swab test membuatnya tidak nyaman, semantara orangtua yang mendampinginya bisa jadi ikut panik karena anak tersebut menimbulkan kehebohan.

Kasihan sebenarnya jika Si Kecil sampai mengalami hal demikian, bisa jadi mengalami traumatik sehingga ketika dibutuhkan untuk swab test kembali akan lebih sulit. Biasanya pengalaman pertama yang tidak mengenakan, akan meninggalkan jejak ingatan yang tidak baik. Sementara kondisi pandemi Covid 19 yang belum berakhir, kemungkinan swab test akan dilakukan untuk kebutuhan tertentu, seperti perjalanan keluar kota, tidak sengaja kontak dengan OTG (orang tanpa gejala), dan lain sebagainya.

Bagaimana Agar Anak Tenang Saat Swab Test?



Untuk itu sebaiknya jika Si Kecil memerlukan
swab test harus dipersiapkan dengan baik secara fisik dan psikisnya, hal ini dilakukan agar tidak terjadi kehebohan di tempat umum. Setidaknya dengan dipersiapkan sebelumnya, akan membuat anak lebih bisa menghadapi proses swab test yang tidak memakan waktu lama dengan relaks.

Salah satu tetangga saya yang melakukan swab test sekeluarga, dimana anggota keluarga salah satunya anak balita, mengaku Si kecil tidak begitu heboh ketika harus diswab test. Karena sebelumnya sudah diberitahu, sehingga meski sedikit terkejut saat alat swab test memasuki lubang hidungnya, tidak sampai membuatnya menangis dan memberontak.

Mungkin beberapa tips persiapan yang saya rangkum dari berbagai sumber ini, bisa membantu agar Si Kecil tidak panik atau ketakutan ketika menjalani swab test:

1. Orangtua sebaiknya memahami tentang swab test sehingga bisa menjelaskan prosedurnya dengan baik kepada Si Kecil, misalnya menjelaskan alat swab test yang dimasukkan ke lubang hidung tidak akan terasa sakit jika kita relaks, tarik nafas dalam-dalam sebelum cotton bud panjang masuk ke lubang hidung, proses tes dilakukan hanya 10-15 detik saja.

2. Menjelaskan kepada Si Kecil mengenai bahaya Covid 19, dan manfaat melakukan swab test.

3. Usahakan orangtua menemani Si Kecil saat proses tes untuk kenyamanannya. Tapi karena beberapa kebijakan rumah sakit atau labotarium ada yang tidak memperbolehkan orangtua pendampingi, maka sebaiknya sebelum memutuskan tes di tempat tersebut, tanya dulu prosedur swab test di sana.

4. Persiapkan atau bawakan bekal makanan dan minuman, serta mainan dari rumah untuk menemani Si Kecil selama menunggu antrian agar tidak bosan.

5. Jangan lupa saat akan melukan tes Covid 19 menggunakan masker, dan membawa hand sanitizer untuk keamaan Si Kecil dan juga orangtua yang mendampingi.

6. Jangan paksa Si Kecil ketika dalam kondisi benar-benar belum mau dites, karena kondisi tegang akan membuatnya kesakitan dan mengalami traumatik. Sebaiknya lakukan swab test saat Si Kecil benar-benar merasa nyaman, karena itu jangan bosan untuk berulang-ulang memberi pemahaman proses tesnya kepada Si Kecil.

So, tetap jaga kesehatan dengan menjaga pola hidup sehat, dan menjalani protokol Covid 19 dengan tertib. Jika ternyata setelah diswab test positif Covid 19, jangan panik. Karena rasa panik dan cemas yang berlebihan akan mempengaruhi imunitas tubuh, sementara untuk melawan Virus Covid 19 dibutuhkan imunitas tubuh yang bagus atau kuat.

Untuk itu bagi pasien Covid 19 harus menjalani pola hidup sehat, seperti makan dan minum yang bernutrisi, mengkonsumsi suplemen, berjemur matahari pagi, istirahat cukup, dan isolasi mandiri jika hanya bergejala ringan. Namun jika mengalami sesak nafas, segera memilih untuk dirawat di rumah sakit yang dirujuk untuk pasien Covid 19. Semoga pandemi ini segera berlalu, aamiin.

 

 

January 09, 2021 26 komentar

 


Selama pandemi ini banyak keterbatasan untuk berpergian, berkumpul, dan segala hal yang menyenangkan diri. Sebagai manusia yang fitrahnya bersosialisasi, sudah tentu hal ini memberi dampak psikologis tersendiri. Rasa jenuh, rasa cemas, rasa capek yang bertumpuk bisa menjadi boomerang. Efek buruknya diantaranya emosi yang jadi sulit terkontrol, sulit memiliki ide baru, sehingga menjadi penurunan prestasi kerja.

Tapi namanya manusia akan memiliki rasa kreativitas meski dalam kondisi tertekan dan terbatas. Lihat deh, sejak pandemi ini bermunculan aneka kreativitas yang patut diacungkan jempol, Beberapa diantaranya maraknya bisnis kuliner via online, bermunculan pembisnis herbal yang bermanfaat untuk menjaga daya tahan imun, salah satu contohnya tetangga saya yang berjualan aneka minuman herbal dari kunyit, jahe, dan lain-lain. Tidak ketinggalan satu lagi yang hits, hobby menanam.

Bahkan karena hitsnya beragam tanaman yang semula hanya tumbuh liar menjadi begitu berharga. Meski tidak hobby menanam atau tanaman, kalian pasti tidak asing dengan tanaman Janda Bolong yang merupakan suku Araceae atau sejenis talas-talasan, yang harganya tetiba meroket di tengah pandemi ini. Padahal saya ingat banget, dulu Janda Bolong banyak ditanam masyarakat di teras depan, merambat membuat suasana rumah adem. Harganya tentu saja murah.

Tidak hanya tanaman hias Janda Bolong yang hits dan harganya meroket, sekarang semua jenis keladi pun jadi ikutan naik kelas. Tanaman keladi yang memiliki beragam corak unik dan cantik ini biasanya banyak ditemukan di kebun-kebun yang lembab, tumbuh secara liar dan nyaris tidak dipandang. Kini menjadi tanaman hias yang mempesona, dan harganya cukup terjangkau loh.

January 06, 2021 2 komentar

 


Setuju nggak sih, kalau urusan memilih popok bayi sekali pakai ini bisa jadi bikin pusing? Karena popok merupakan kebutuhan dasar bayi, dan berperan meringankan pekerjaan seorang ibu yang memiliki bayi. Bayangkah, kalau tidak menggunakan popok bayi sekali pakai, saya harus mencuci tumpukan pakaian bayi yang terkena pipis dan kotorannya. Terlebih ritme buang air kecil dan buang air besar bayi lebih sering.

Saya pernah mengalami ketika kehabisan popok sekali pakai, dan harus mencuci satu bak besar pakaian Si Kecil. Sementara mengurus bayi atau Si Kecil sangat menguras tenaga. Terlebih saya tidak memiliki asisten rumah tangga, jadilah hari itu begitu menguras tenaga dan waktu. Makanya sejak anak pertama hingga ke lima ini saya menggunakan popok bayi sekali pakai sampai Si Kecil lulus toilet training.

December 30, 2020 No komentar

 

Review MUGU

Percaya gak, meski tahap MPASI menguras energi, tapi itu merupakan tahap yang sebenarnya ditunggu-tunggu para ibu loh. Karena pada tahap ini kita bisa eksplore banyak makanan untuk diberikan kepada Si kecil, juga rasa penasaran kira-kira makanan apa yang disukai Si kecil. Apalagi sekarang metode MPASI yang diterapkan WHO mengenalkan semua jenis makanan padat pada Si Kecil begitu memasuki usia 6 bulan.

Tidak bertahap seperti dulu. Si Kecil begitu sudah bisa dikenalkan makanan padat pendamping ASI, kini bisa langsung diberikan olahan daging, ikan, sayur mayur, dan lain-lain, yang lebih dikenal dengan menu 4 Bintang yakni karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayur mayur, ditambah lemak dari santan, atau minyak. Untuk camilannya juga bisa beragam, sehingga kita bisa mengolah banyak jenis makanan untuk Si Kecil. Ini rutinitas yang menyenangkan, apalagi buat ibu baru.

Selain itu, kita bisa shopping atau koleksi peralatan MPASI yang lucu-lucu, hehehe.  Saya selalu hunting beberapa merek peralatan MPASi untuk mencari kelebihannya. Paling senang sih, mencari model yang lucu, sampai warna-warna yang sesuai dengan jenis kelamin Si kecil.Untuk anak laki-laki biasa saya koleksi peralatan MPASI dominan warna biru, kalau perempuan warnanya lebih banyak deh. Bisa ungu, peach, pink, kuning, pokoknya yang soft.

Apalagi peralatan MPASI semakin kekinian semakin berinovasi, beda banget dengan masa-masa MPASI anak pertama saya. Dulu koleksinya tidak sebanyak, dan secanggih sekarang. Ibu-ibu pasti pernah mengalami mangkuk anak tumpah karena polah Si Kecil saat makan sendiri di meja makan, atau Si Kecil sengaja menumpahkan makanan satu mangkuk ke wajahnya. Asli, ini kocak banget tapi nyata anak-anak tuh suka banget berulah ajaib dengan segala hal.

December 27, 2020 13 komentar


Sejak pandemi Covid 19 kehidupan mengalami perubahan besar, tidak hanya kondisi perekonomian, tapi juga kondisi kesehatan yang berimbas rasa cemas berlebihan. Bagaimana tidak cemas, tiap hari keluar dari rumah dibayang-bayangi Virus Covid 19. Virus yang tidak terlihat dan bisa mengancam siapa saja.
  Terutama para manula, anak-anak, dan orang dengan kondisi tubuh yang memiliki penyakit bawaan seperti kanker, jantung, diabetes.

Saya termasuk yang memiliki kecemasan setiap akan beraktivitas di luar seperti ke warung, ke mini market, naik transportasi umum, dan lain-lain. Pokoknya aktivitas yang berada di luar rumah, dan berinteraksi dengan banyak orang. Bahkan pernah saya harus ke bank, dimana saat itu banyak nasabah, meski sesuai prosedur protokol kesehatan dengan memakai masker, jaga jarak, rasanya tetap tidak nyaman.

Karena beberapa cerita banyak yang terpapar Covid 19, meski sudah mengikuti protokol kesehatan. Mungkin tanpa sengaja meski memakai masker, tangan yang belum dicuci bersih dengan sabun atau hand sanitizer tanpa sengaja menyentuh area mata, area mulut. Cara penggunaan masker yang tidak tepat, seperti tidak menutup area lubang hidung, atau memegang area umum yang kebetulan terpapar virus Covid 19, lalu pulang tidak segera membersihkan diri, dan lain sebagainya.

December 27, 2020 12 komentar


Jika menghitung dari kalender, maka hampir sepuluh bulan saya, tepatnya saya sekeluarga, beraktivitas di rumah saja. Melsayakan semua kegiatan mulai dari belanja, nonton, belajar, bekerja, silaturahmi, dan lainnya. Suatu aktivitas yang sebelumnya tidak pernah dibayangkan sama sekali. Sejak pandemi Covid-19 ini, semua aktivitas di luar rumah dipindahkan menjadi online. Alhasil, tuntutan internet untuk di rumah juga gede. Harus pinter-pinter memilih internet untuk di rumah dengan tepat.

Percaya deh, internet yang tidak mendukung aktivitas itu membuat runyam. Dan ini saya alami. Provider yang saya pakai terlalu banyak syarat dan ketentuan. Misal, kuota internet provider ini memang bisa dipakai semua jaringan, tapi ternyata waktunya dibagi-bagi alias tidak bisa di semua jaringan selama 24 jam.

Kemudian, katanya memiliki banyak paket hemat, tapi tenyata begitu saya gunakan, sinyalnya menuntut banyak kesabaran. Serius, hanya untuk mengisi form harus memakan waktu lama. Sinyal tersendat membuat sulit mengetik huruf-huruf, sulit browsing untuk bahan kerjaan saya dan suami.


Anak-anak yang belajar daring pun mengalami kesulitan, seperti saat virtual meet dengan guru kerap putus nyambung sehingga apa yang dijelaskan guru tidak bisa ditangkap dengan lengkap. Begitupun saat akan membuka dokumen berisi materi pembelajaran, sulit sekali dibuka. Proses belajar seperti ini membuat anak-anak semakin tertekan, yang memberi efek malas belajar. Apalagi mereka akan ujian semester ganjil, ambyar kalau tidak segera mengambil keputusan soal internet ini.

Percuma juga kan, banyak paket hemat kalau ternyata tidak bisa untuk beraktivitas maksimal. Banyak waktu terbuang untuk menunggu proses sinyal berjalan lancar, banyak membuang energi emosi karena pekerjaan tidak selesai. Bahkan anak saya yang nomor dua sampai menangis karena terlambat masuk virtual meet akibat sinyalnya putus nyambung yang berujung kena tegur guru, dan dapat nilai minus.

Selain itu, kegiatan saya mencari hiburan keluarga, seperti streaming video dan musik , atau main game juga jadi terhambat. Karena efek koneksi sering terputus. Untuk menonton film sangat memakan waktu. Itu pun tidak tuntas, karena adegan terpending-pending karena koneksi. Kalau begini bukannya terhibur, malah jadi pemicu stres kan. Secara di rumah saja, hiburan nonton, dengerin musik, dan main game seharusnya dapat mengurangi rasa jenuh.

December 25, 2020 21 komentar
Newer Posts
Older Posts

Followers

Featured Post

Me Time Ala Ibu Rumah Tangga Bersama Dr Teal’s

Sebelum saya curhat panjang lebar, boleh dong tanya, apakah kalian sudah mengenal serangkaian produk Dr Teal’s?  Sebenarnya sih kalau meli...

About Me


Just Married


Tentang Aku

Tentang Eni Martini

Tentang DUNIAENI

Read More

Follow Us

Community Blogger

ConnectingMamaCommunity
MOM Bloggers. Community
Blogger Perempuan, Network
Blogger Croni,
Kumpulan Emak Blogger Indonesia
Indonesia Hijab Blogger
Warung Blogger
Hijab Influencers Blogger Indonesia

Created with by ThemeXpose