Sumber gambar: kaskus |
Andai Korupsi Tidak Ada
Rasanya kalau ditanya tentang korupsi yang terjadi di
Indonesia akan panjang jawabannya, menyerupai dongeng hikayat yang tiada habisnya.
Dari pemerintahan dulu dan kini korupsi adalah momok yang menjadi borok negera
dan susah usai. Mungkin jika korupsi tidak ada dalam tubuh Indonesia, negara
ini sudah gemah rimpah yang sesungguhnya. Tidak sekedar kalimat yang disuarakan
tinggal kenangan.
Tidak korupsi perorangan saja yang meruyak ada dimana-mana,
namun juga korupsi dalam sebuah instansi pemerintahan maupun swasta. Bahkan
yang baru-baru menggegerkan rakyat Indonesia terlibatnya korupsi besar seorang
tokoh negara, Wakil Rakyat yang seharusnya menjalankan amanah, justru
menenggelamkan amanah tersebut.
Siapa yang tidak kenal Setya Novanto Ketua DPR yang kemudian
masuk ke jurang korupsi hingga merugikan negara yang diperkirakan sekitar Rp2,3
triliun dalam proyek pengadaan e-KTP, tahun anggaran 2011 hingga 2013. Kalian
bisa bayangkan seandainya Rp2,3 triliun diberdayakan untuk rakyat Indonesia
atau untuk pembangunan Indonesia? Mungkin, mungkin bisa membangun
sekolah-sekolah di perdesaan yang terbengkalai pembangunannya, minim fasilitasnya.
Sangat mungkin juga bisa membantu atau mengentaskan
kekurangan gizi anak-anak Indonesia yang banyak terjadi di masyarakat, hingga pada
tahun 2016 Indonesia menempati urutan ke -108 di dunia dengan kasus gizi buruk
terbanyak. Lahirnya anak-anak gizi buruk ini membuat negara bisa kehilangan
anak-anak bangsa yang diharapkan bisa meneruskan kemajuan.
Karena efek kurang gizi yang melahirkan anak-anak stunting
atau gizi kronis yang memiliki tubuh lebih kecil dari usainya, membuat
anak-anak ini kehilangan kesempatan untuk berprestasi karena pertumbuhan
otaknya tidak stabil. Akan jadi apa sebuah negara jika memiliki anak-anak
bangsa yang tidak bertumbuh dengan baik?
Atau bisa saja Rp2.3 triliun digunakan untuk biaya pendidikan
anak-anak bangsa ke jenjang yang lebih tinggi hingga meneruskan ke luar negeri,
bisa membuat anak-anak yang berhenti sekolah karena kendala biaya bisa sekolah
kembali, bisa membuat anak-anak berprestasi sekolah di sekolah yang menunjang
prestasinya dengan baik. Sehingga akan lahir anak-anak bangsa yang maju sesuai
impian bangsa ini.
Rp 2,3 triliun jika digunakan untuk rakyat Indonesia akan banyak kesejahteraan yang tercipta.