Sekitar
pertengahan Maret 2020 serentak semua sekolah tidak lagi membuka kelas secara
offline atau bertatap muka langsung. Tetapi mengubah pembelajaran di sekolah
jadi sekolah di rumah secara online. Semua ini karena wabah COVID-19 yang
membuat sekolah-sekolah terpaksa di laksanakan secara online dari rumah, untuk
menjaga agar anak-anak tidak tertular COVID-19.
Karena
penularan virus yang mematikan ini sangat cepat melalui kontak langsung dengan
cairan pernafasan pasien yang terinfeksi COVID-19 atau Corona. Ketika penderita
batuk atau bersin, lalu virus dipindahkan melalui tangan, dan benda-benda yang
disentuhnya. Dimana virus tersebut dapat hidup berhari-hari di benda-benda yang
keras seperti dinding, besi pagar, bangku plastik. Sementara jika tersentuh ke
permukaan berpori seperti pakaian akan bertahan 24 jam.
Meski
COVID-19 dapat dicegah dengan protokol kesehatan seperti rajin cuci tangan menggunakan
air yang mengalir dan sabun atau hand sanitizer, memakai masker, dan jaga
jarak. Tetap saja hal ini tidak bisa menjamin jika anak-anak akan melakukan
sesuai yang dianjurkan, karena mengingat anak-anak berbeda dengan orang dewasa.
Atas kebijakan itu maka dengan terpaksa anak-anak menjalankan sekolah dari
rumah.