Duniaeni Blogger

linkedin facebook twitter pinterest instagram youtube
  • Home
  • About
  • Recognition
  • Disclosure
  • Contact
  • Log


Slaber Hadir dengan Desaign yang Menggoda Iman

Siapa yang belum familiar dengan slaber dan lebih familiar dengan sebutan alas makan? Saya sendiri awalnya lebih familiar menyebutnya celemek kok, hehehe. Baru-baru ini saja saya jadi familiar menyebutnya slaber. Jadi slaber itu alas makan yang diletakkan di dada agar baju tidak terkena noda makanan pada saat bayi disuapi atau makan.



MPasi kadang kan, meninggalkan jejak di baju yang sulit hilang seperti noda buah naga, sari wortel, dan lain sebagainya. Kalau dulu slaber bentuknya biasa saja, sekarang aneka rupa loh. Cantik dan lucu-lucu banget bikin kalap ibu-ibu yang memiliki bayi seperti saya ini. Tidak hanya berupa kain alas makan bermotif, berwarna, tapi sekarang ada yang berbentuk hewan, buah, tokoh kartun. Bahkan ada yang 3D gitu, dan beragam slaber ini tersedia untuk bayi cowok dan cewek dengan pilihan masing-masing sesuai jenis kelamin.

Harnyanya pun beragam, dari yang murah harganya sekitar Rp15.000 , dan yang mahal saya pernah lihat dibadrol hampir Rp200.000 deh, bikin gigit jari ya slaber aja harganya segitu, hahaha. Dasar emak irit, tapi memang prioritas orang kan beda-beda, Bu-Ibu. meski mahal tetap banyak yang membeli, seperti teman saya yang tempo hari cerita beli slaber jenis silikon dengan harga Rp160.000.


"Memang terdengar mahal harga segitu, tapi kalau dipikir awet dan praktisnya, ya justru lebih hemat. Karena yang gue beli tuh slaber 3D berbahan silikon, tinggal dilap beres langsung kering. Awet lama."


Itu alasan teman saya mengapa memutuskan membeli slaber dengan harga Rp160.000, masuk akal sih menurut saya. Karena slaber waterproof biasa yang saya beli seharga Rp25.000 itu kalau kotor harus dicuci kucek dan dijemur, menunggu kering jika akan dipakai lagi. Jadi mau tidak mau saya harus membeli slaber paling sedikit 4, total Rp100.000. Pikirkan sediri ya, lebih baik pilih yang 1 seharga Rp160.000, apa Rp100.000 dapat 4, hahaha.

Tapi sebelum memikirkan dan jadi salah pilih, sebaiknya baca yuk sedikit bocoran dari saya, sebaiknya memilih slaber yang tepat untuk alas makan bayi itu yang mana?
May 30, 2019 1 komentar

Era Digital Sudah Menjadi Lifestyle Masyarakat Indonesia

Setelah lama tidak mengulas tentang BPJS Kesehatan, sekarang saya akan mengulas kembali, semoga infonya bermanfaat ya. Terutama tentu saja bagi peserta  JKN-KIS (Kartu Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat), juga bagi yang bertanya-tanya apa kabar BPJS Kesehatan? Insaallah kabarnya baik, dan terus  berinovasi sesuai dengan perkembangan jaman digitalisasi. Karena JKN-KIS selalu terus mencoba membuat terobosan baru demi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.



Dalam kesempatan mendapat undangan acara Public Expose BPJS Kesehatan Tahun 2019 di Ballroom IGM  Bratanuh Lantai III, BPJS Kantor Pusat Jakarta, Jumat (24/05) kemarin, saya menyimak ucapan Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi Idris:

"Kita tidak bisa melawan arus perkembangan teknologi informasi,  menghindar atau bahkan menolaknya. Berbagai layanan digital yang tumbuh di era JKN-KIS akan mendobrak dan mengubah cara berpikir masyarakat, lebih jauh akan membawa revolusi besar dalam tatanan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia."

Saya mengamini apa yang dikatakan Fachmi, karena saat ini memang arus perkembangan digital sudah menjadi seperti lifestyle di Indonesia. Karena memang digitalisasi ini sangat memudahkan masyarakat, selain juga membuat waktu lebih efisien, sebagai contoh menabung pun sekarang dengan sistem digital. Sehingga kita tidak perlu antri, shopping bisa sambil kerja karena semua bisa secara online.

Maka BPJS Kesehatan sudah selayaknya mengembangkan sayap ke digitalisasi seperti yang dikatakan Fachmi, "Hal tersebut harus mulai diadaptasi oleh pihak yang terlibat program JKN-KIS. Mulai dari peserta, fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan, dan seluruh pemangku kepentingan lainnya. Kita harus siap berubah menuju digitalisasi pelayanan kesehatan.
May 28, 2019 No komentar

Resep Praktis

Saya sebut resep praktis untuk bulan puasa karena memang resep ini sangat praktis sekali, baik itu cara mengolahnya  maupun lama matangnya. Pokoknya sangking praktisnya saya sering mengolahnya untuk buka puasa dan sahur saat bulan puasa Ramadan, karena rasanya juga lezat sekali. Cocok untuk orang dewasa dan anak-anak, dan ibu tidak perlu capek dalam memasaknya, hehehe.

Rata-rata makanan khas Indonesia kan cukup sulit mengolahnya dan lama matangnya, tapi resep ini Insaallah bisa langsung dieksekusi meski ibu dalam keadaan capek dan malas masak. Serius, sebab saya adalah ibu yang malas masak karena harus lama-lama meracik bumbu, menunggu matangnya. Apalagi bulan Ramadan bawaan tubuh lemas, ditambah kalau sahur malas banget kalau harus ribet masak. Tapi puasa kalau tidak makan istimewa rasanya ada yang kurang.

Ikan Bumbu Kuning  Legendaris Keluarga

Resep praktis ini saya beri nama Ikan  Bumbu Kuning Legendaris Keluarga karena rasanya yang tidak biasa, setiap yang mencobanya langsung jatuh cinta. Sehingga menjadi resep andalan setiap ada acara istimewa, termasuk hindangan yang sering ada di meja makan saat buka puasa dan Hari Raya Idul Fitri.



Sebenarnya ini resep dari ibu saya dan pernah saya praktekkan ketika ada lomba memasak saat SMK dulu, hasilnya saya meraih juara 1. Guru-guru sangat atusias sekali menikmati Ikan Bumbu Kuning Legendaris keluarga ini. Terima kasih sekali buat ibu yang mewariskan resepnya pada saya. Maka saya pun akan mewariskan kepada kalian pengunjung blog setiaku untuk menjadikan resep ini sebagai Resep Praktis Untuk Bulan Puasa, selamat mencoba.


Bahan-Bahan

4 ekor ikan kembung
2 ikat kemangi, ambil daunnya
65 ml santan instan
4 siung bawang merah, haluskan
3 siung bawang putih kating, haluskan
3 butir kemiri, haluskan
jahe seukuran ibu jari,dihaluskan
Kunyit seukuran ibu jari, haluskan
sebatang sereh, digeprek
lengkuas satu ruas ibu jari, digeprek
3 lembar daun jeruk
3 lembar daun salam
1 buah tomat
1/2 sendok teh gula pasir
1 sendok makan garam
4 gelas belimbing air putih

Cara Masak:
1. Ikan goreng setengah matang, sisihkan

2. Tumis bumbu halus dengan minyak goreng secukupnya, lalu masukkan sereh, lengkuas, daun jeruk, dan daun salam. Setelah harum masukkan ikan, santan instan, dan air putih. Menyusul gula-garam, aduk perlahan agar bumbu menyerap ke ikan. Setelah mendidih dan santan cemek-cemek, koreksi rasa.

3.Setelah rasa sesuai selera, masukkan kemangi, irisan tomat, aduk perlahan, angkat dan sajikan. Bila suka pedas, boleh tambah cabe rawit utuh.



May 26, 2019 No komentar



ART Pulang Kampung Jadi Dilema Ibu-Ibu

Rasanya hampir semua ibu-ibu pernah ngerumpi saat belanja sayur ya, termasuk saya loh. Entah, tukang sayur gerobakan yang lewat depan rumah, atau pun warung sayur. Setiap pagi pasti deh dipenuhi ibu-ibu buat belanja kebutuhan lauk-pauk di rumah. Makanya suami kalau saya mintain tolong beli tempe atau cabe saat saya riweh, dijamin langsung pura-pura gak denger. Risih kali ya, berada dikerumunan ibu-ibu yang ramai, hehehe.

Biasa rumpian para ibu-ibu ini seputar harga-harga kebutuhan pokok yang melangit, mulai dari beras, telur, garam, sampai kemarin bawang putih yang harganya bikin heboh satu kompleks. Ada ibu yang gemes komen gak mau pakai bawang putih buat bumbu dapur sangking mahalnya. Ketika bawang putih turun rumpian pun beralih ke tema berikutnya yang lagi hits tentunya, dan kini tema lagi ramai-ramainya dibahas yakni menu Ramadan dan kegalauan hati ibu-ibu akan ditinggalkan asisten rumah tangga (ART).

Paling ramai sih bahas ART, apalagi kesibukan bulan Ramadan itu berbeda dari hari biasanya. Ibu-ibu dituntut lebih effort lagi untuk memikirkan menu istimewa buka puasa, untuk bangun tengah malam masak menu sahur, paginya masih harus menjalankan kewajiban mengasuh anak, mengurus rumah, belum lagi jika ibu harus bekerja juga di kantor. Benar-benar dibutuhkan bala bantuan seperti hadirnya ART.

Bahkan yang biasanya tidak punya ART sampai harus meminta bala bantuan mengerjakan pekerjaan rumah tangga, karena ritme bulan Ramadan ini begitu padat. Saya biasanya keteter diurusan bebersih rumah dan setrikaan baju, badan rasanya sudah tidak kuat lagi untuk mengerjakan itu. Membiarkan setrikaan menumpuk dan rumah kotor, ini bikin stres loh.

Makanya ART pulang kampung di bulan Ramadan atau jelang lebaran itu rasanya dunia gonjang-ganjing. Tapi gak mungkin juga mencegah ART untuk tidak pulang kampung, mereka pasti ingin merasakan berpuasa atau pun berlebaran bersama keluarga. Sebagai ibu rumah tangga harus bisa cari solusi, era digital begini sebenarnya segalanya jauh lebih mudah deh. Hampir semua itu ada di hape, tinggal akses internet, terwujud deh. Termasuk solusi ART pulang kampung jelang lebaran, salah satunya aplikasi GO-LIFE yang punya layanan GO-CLEAN.
May 21, 2019 15 komentar


Sulitnya Mencari Lowongan Kerja

Pernah tidak mengalami antri panjang saat akan melamar pekerjaan, bahkan nyaris putus asa ketika datang ke sebuah perusahaan yang membuka lowongan kerja dan yang antri melamar panjang bak ular naga? Padahal yang dibutuhkan hanya seorang pekerja saja, tapi yang melamar sungguh luarbiasa. Terbayang harus bertarung keahlian dengan harapan menang tipis, padahal dari rumah saat akan datang melamar semangat luarbiasa.

Pernah juga tidak, langganan atau membeli koran hanya untuk mencari lowongan kerja? Setiap hari menyisihkan uang untuk mendapatkan koran terbaru. Membaca dengan teliti bagian lowongan kerja yang berisi perusahaan-perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan dengan kriteria yang sesuai tentunya. Tidak jarang susah mendapatkan yang sesuai hingga tuntas semua iklan di koran dilihat, begitu juga esoknya.

Saya pernah mengalami masa itu, ketika awal lulus pendidikan formal alias fresh graduate. Penuh semangat menggebu membeli koran eceran, lalu membaca teliti bagian lowongan kerja. Sering tidak sesuai dengan kriteria saya atau saya yang tidak sesuai dengan kriteria perusahaan yang membuka lowongan kerja tersebut. Lalu ketika mendapat yang cocok, begitu datang shock melihat antrian yang datang melamar karena sangat panjang.



Bahkan pernah suatu hari saya datang ke sebuah bank swasta di wilayah Sudirman untuk melamar pekerjaan yang diiklankan oleh bank tersebut di koran. Ketika datang sudah banyak antrian yang melamar, saya sabar menunggu antrian hingga pagi berganti siang. Antrian masih mengular, saya belum juga dapat panggilan. Make-up pun mulai luntur, wajah yang sumringah mulai lesu lantaran bosan menunggu, apalagi saat itu saya mengenakan high heels, menunggu dengan posisi berdiri karena banyaknya yang datang untuk melamar. Akhirnya saya memutuskan untuk pulang, tidak jadi melamar kerja di bank tersebut.
May 21, 2019 6 komentar
Smartphone sekarang gak cuma dipakai untuk telepon, SMS, ataupun chatting. Hobi kita pun bisa didukung dengan keberadaan smartphone loh! Seperti memotret, menonton film, mengedit video, dan lain sebagainya. Bahkan, dalam pekerjaan pun kita sering kali mengandalkan smartphone supaya bisa lebih cepat menyelesaikan tugas, seperti mengetik artikel di smartphone.

Sering kan, kita jumpai orang-orang di  kereta yang entah akan pulang atau menuju suatu tempat, terlihat asyik mengerjakan sesuatu di smartphone. Kadang, mereka sambil berpikir keras sebelum menggerakkan jemarinya di  smartphone. Memang praktis banget sih ya, kerja dengan smartphone. Bisa dikerjakan dimana pun, dan dengan kondisi bagaimana pun seperti di dalam transportasi umum.

Maka dari itu, smartphone harus selalu stand by seharian, betul gak? Tapi terkadang aktivitas kita harus tertunda karena smartphone tiba-tiba kehabisan daya, dan ini serrig banget deh kejadian. Mau gak mau, kita harus mengisi ulang daya baterai dulu baru bisa menggunakannya kembali. Kalau lagi santai sih gak masalah ya, tapi gimana kalau kita lagi buru-buru. Misalnya, ada meeting sama klien, tapi smartphone low battery. Pilihannya adalah ngecas dulu sampai baterainya penuh atau bawa power bank aja!

Kalau ngecas dulu, udah pasti kita harus nunggu dulu seenggaknya sampai terisi setengahnya supaya gak tiba-tiba mati di jalan lagi. Dan itu butuh waktu sekitar setengah jam. Kalau keseringan ngecas pake power bank, bisa-bisa daya tahan smartphonenya malah berkurang. Bagai  makan buah simalakama kalau begini.

Nah, supaya hal itu gak terjadi, ada baiknya kita gunakan trik nih saat mengisi daya, supaya waktu yang terpakai gak terlalu lama. Beberapa trik yang bisa kita ikuti adalah sebagai berikut:
May 20, 2019 1 komentar


Ketika Rasa Iri Menjadi Bagian Isi Kepala

Sejujurnya manusiawi banget ketika kita memiliki rasa iri dan ingin seperti oranglain yang (terlihat) lebih dari diri kita. Baik dari sisi penampilan, gaya hidup, kehidupan, yang semuanya intinya terlihat makmur secara financial. Ketika oranglain rasanya begitu sempurna untuk menjalani hidupnya ketimbang kita. Jangan dusta, hampir semua orang pernah melewati proses merasa iri yang seperti ini, termasuk saya.

Stalking instagram  melihat gaya fashion seseorang yang setiap hari berbeda, melihat sepasangan suami istri yang mesra saling berpegangan tangan, melihat satu keluarga dengan anak-anak yang lucu dan sehat, melihat seseorang yang selalu foto di lokasi negara berbeda-beda atau destinasi wisata yang beda-beda, kadang timbul berbagai pikiran di kepala: Mereka pasti tercukupi secara financial atau mereka pasti memiliki pasangan dengan gaji yang digitnya ngeri, hahaha.

Asli, ini manusiawi banget sebenarnya karena manusia memang memiliki perasaan dan keinginan atau impian di kepalanya. Sejujurnya, kalau saya merasa iri dengan keluarga yang secara financial bisa berjalan dengan baik, ini pasti kedua pasangan atau salah satu memiliki penghasilan yang cukup. Sehingga apa yang diinginkan sangat mudah terwujud seperti rumah yang layak, kendaraan pribadi, wisata keluarga, dan ke Baitullah.

Saya sering terdiam menatap keluarga seperti yang saya paparkan di atas. Rasanya hidup dapat bernafas dengan nyaman, hehehe. Ini mimpi ke Baitullah saja sepertinya masih dalam impian di kepala, termasuk punya kendaraan pribadi. Padahal dengan anak empat, wajib hukumnya punya. Karena sudah menjadi kebutuhan, bukan keinginan kendaraan pribadi tuh, hiks. Tapi selalu belum terwujud setiap akan membelinya, selalu tabunngan melayang di  tengah jalan. Apakah ada yang salah dengan financial saya dan suami?



Kami bekerja berdua secara mandiri dalam arti tidak terikat sebuah perusahaan, untuk keuangan karena usaha sendiri, kadang melonjak hingga berlebihan, kadang menurun hingga harus pontang-panting. Karena kerja mandiri berarti segala resiko dan beban menjadi tanggungjawab kami berdua.

Efeknya selain capek dan menjadi beban pikiran, kerja terus tapi kebutuhan tidak terwujud dengan tepat membuat kami (tepatnya saya) mudah terkena stres, huhuhu. Meski stres ringan dalam arti kadang mudah marah, kadang mudah sedih, lalu tubuh dengan mudah terkena masuk angin, hahaha. Serius, saya kalau tertekan pikiran pada akhirrnya tubuh drop dengan kondisi masuk angin cukup parah dan butuh istirahat. Dimana seluruh badan terasa sakit, mual, dan tidak bisa berpikir dengan baik, kerjaan pun jadi terbengkalai sampai job ikut melayang.
May 18, 2019 4 komentar


Tabungan Akherat Yang Pahalanya Terus Mengalir

"Alhamdullilah ya, beruntung sekali Ibu Suroh bisa  mewakafkan tanahnya buat Mushola warga, pahalanya pasti mengalir hingga akhir hayat. Kalau Ibu punya tanah lebih, pengen bisa wakaf biar jadi Mushola atau tempat yang bermanfaat bagi masyarakat," kata ibu saya dulu.

Betapa ingin ibu seperti teman-teman pengajiannyaa, salah satunya Ibu Suroh yang bisa mewakafkan tanah milik pribadi untuk fasilitas umum yang bermanfaat, terutama Mushola. Sehingga pahalanya akan terus mengalir sebagai tabungan di akherat seperti yang dikisahkan imam Muslim dari Abu Hurairah:

"Apabila seorang manusia itu meninggal dunia, maka terputuslah amal perbuatannya kecuali tiga sumber, yaitu sedekah jariah (wakaf), ilmu pengetahuan yang bisa diambil manfaatnya, dan anak soleh yang mendoakannya."

Wakaf yang merupakan sedekah jariyah pada hakikatnya adalah menyerahkan kepemilikan harta manusia menjadi milik Allah atas nama ummatnya. Maka segala hal kebaikan dari nilai wakaf seperti dimanfaatkan untuk ibadah masyarakat  pahalanya akan melimpah kepada yang berwakaf. Karena itu sungguh beruntungnya bagi orang-orang muslim yang bisa mewakafkan sebagain hartanya di jalan Allah.

Sewaktu saya kecil cukup banyak masyarakat yang memiliki tanah warisan lebih atau memiliki banyak  tanah mewakafkan tanahnya untuk mushola, taman pemakaman umum, hingga jalan umum. Namun ternyata untuk berwakaf tidak selalu harus tanah, tetapi bisa melalui asuransi. Hal bisa jadi masih ada masyarakat yang belum tahu. Sehingga tanah masih menjadi satu-satunya object harta pribadi yang bisa dijadikan wakaf.


Seiring dengan semakin berkembangnya jaman, teknologi maka berwakaf pun menjadi lebih mudah yakni dengan asuransi. Salah satu asuransi yang bisa dijadikan pilihan untuk berwakaf adalah AXA Mandiri unit Syariah. Kebetulan di bulan Ramadan ini, tepatnya tanggal 13 Mei 2019 kemarin saya dan teman-teman blogger datang langsung saat AXA Mandiri unit Syariah meluncurkan fitur wakaf yang juga disaksikan awak media lainnya di Sentral Aljazeerah Epicentrum Walk, Kuningan - Jakarta Selatan.
May 15, 2019 10 komentar
Newer Posts
Older Posts

Followers

Featured Post

Me Time Ala Ibu Rumah Tangga Bersama Dr Teal’s

Sebelum saya curhat panjang lebar, boleh dong tanya, apakah kalian sudah mengenal serangkaian produk Dr Teal’s?  Sebenarnya sih kalau meli...

About Me


Just Married


Tentang Aku

Tentang Eni Martini

Tentang DUNIAENI

Read More

Follow Us

Community Blogger

ConnectingMamaCommunity
MOM Bloggers. Community
Blogger Perempuan, Network
Blogger Croni,
Kumpulan Emak Blogger Indonesia
Indonesia Hijab Blogger
Warung Blogger
Hijab Influencers Blogger Indonesia

Created with by ThemeXpose